PENGACARA LUO RI-LIANG

Pengacara Luo Ri-liang dan Pengacara Huang Yue-qin adalah penasihat hukum Persekutuan Agama Buddha Tantrayana Chen Foh Chong Malaysia.

Karena kedua pengacara besar ini adalah pasangan suami istri, satu ada "Ri" (matahari), satu lagi ada "Yue" (bulan), itu sebabnya mereka dijuluki "Agama Dewa Matahari dan Bulan."

Pengacara Huang Yue-qin adalah pengacara sekaligus penulis besar, tulisannya fasih dan halus, tulisannya sangat bagus, punya belasan nama pena, misalnya:

"Chu Xue".

"Yue Tong".

"Bing Guo".

dan lain sebagainya.

Di Majalah Randeng dan True Buddha News, serta media cetak lainnya boleh ditemukan artikelnya, saya membaca karyanya, standarnya sangat tinggi, bijaksana, dan edukatif.

*

Wisata Sakura di Hokaido, kedua suami istri pengacara juga ikut dalam tour perjalanan, sehingga jarak antara kami menjadi lebih dekat.

Kita bersama-sama mengunjungi Patung Buddha Nara.

Di luar vihara.

Ada sesosok arahat, duduk di atas Dharmasana, di atasnya tertulis tiga kata "Bin Tou Lu" (Pindara).

Saya berkata:

Arahat Pindara ini adalah "arahat yang menetap di dunia". Karena ketika Buddha berada di dunia, ada upasaka yang ingin menguji kesaktian arahat, lalu membungkus barang dengan kain dan menggantungnya di atas pohon besar. Upasaka berkata, siapa yang mempunyai kesaktian besar boleh membuka kain pembungkusnya.

Saat ini, "Pindara" keluar, lalu terbang perlahan menuju ujung ranting, lalu membuka kain pembungkusnya, lalu terbang turun secara perlahan.

Semua orang bertepuk tangan.

Namun, dengan mudah memamerkan kesaktian justru membuat Sang Buddha marah, lalu menyalahkan "Pindara".

Itu sebabnya, "Pindara" pun menjadi "arahat yang menetap di dunia".

*

Orang Jepang percaya, barangsiapa yang sakit, dengan meraba Arahat "Pindara", penyakit pun akan sembuh.

Sakit kepala meraba kepala.

Sakit kaki meraba kaki.

Pengacara Luo Ri-liang, dulu pernah mengidap penyakit serius, itu sebabnya, lambungnya luka parah, ia mengidap sakit lambung serius, tubuhnya kurus kering, makan dan minumnya dikontrol.

Pengacara Luo bertanya pada saya, "Apakah meraba lambungnya?"

Saya berkata, “Rabalah!"

"Terlalu tinggi, tangan saya tak sampai."

Saya berkata:

"Panjat dan rabalah!"

Pengacara Luo menuruti kata-kata saya, ia benar-benar memanjat lalu meraba lambung Arahat "Pindara".

Saya melihat sepasang mata Arahat "Pindara" berkilauan cahaya.

Saya berkata, "Bagus!"

*

Tak disangka, Pengacara Luo baru meraba tidak lama, lalu berkata, "Perut saya terasa lapar!"

Ternyata Pengacara Luo mengidap penyakit lambung yang membuatnya tidak pernah merasa lapar selama belasan tahun, dan hari itu muzijat terjadi, "perutnya terasa lapar".

Mengapa bisa demikian?

Terus terang saya katakan pada Anda semua, ketika "Pindara" masih di dunia, saya juga menetap di dunia. Saya dan "Pindara" adalah kenalan lama.

"Pindara" menetap di dunia, ada titah dari Buddha.

Saya "Sheng-yen Lu" menetap di dunia, ada titah dari Buddha.

Kedua "titah" ini digabungkan, lambung Luo Ri-liang pun akan "terasa lapar".

Tidak ada komentar: