Dalam Mahavairocana-sutra ada dua bagian yang mengulas Alaksanaka (
Tanpa Atribut ) dan Hakikat Svabhava ( Sifat Sejati ) Adalah Sunya,
berikut kutipannya :
“Wahai Guhyapati, apabila Para Bodhisattva
menekuni mantra tantra dengan mempraktekkan laku Bodhisattva dan ingin
menekuni Samadhi Alaksanaka, hendaknya merenungkan demikian.
Darimanakah timbulnya segala atribut, yaitu timbul dari diri sendiri
maupun hati dan pikiran sendiri. Sedangkan tubuh timbul dari karma,
hendaknya melihatnya bagai rumput, kayu, tanah dan batuan, tiada
atma-bhava. Bagaikan orang bodoh, bagaikan material eksternal, bagaikan
patung. Sekalipun ada orang yang benci kepadanya, menggunakan api,
racun, pisau, air atau vajra berusaha merusaknya, membakarnya atau
menebasnya, samasekali tiada perasaan tidak senang ( pada patung
tersebut ). Ataupun bila dihaturkan pujana berupa makanan minuman, air
wangi, borehan, hiasan rambut, jubah, cendana, dupa wangi dan berbagai
sarana puja surgawi yang lain, ia tetap tidak merasa senang. Oleh karena
itulah, apabila terhadap wujud rupa yang pada hakikatnya sunya ini ,
membangkitkan pandangan salah dan diskriminasi dikarenakan keangkuhan
diri, maka saat dilayani dengan kesenangan, atau saat dilukai, orang
tersebut akan memandang sifat diri dengan dungu. Wahai Guhyapati,
hendaknya terhadap diri sendiri merenungkan bahwa svabhava hakikatnya
sunya.”
Berikut pengulasan saya dengan memilah intisari dari kutipan di atas :
1. Tubuh manusia terlahir dari karma.
2. Realisasi tiada karma, svabhava hakikatnya sunya.
3. Svabhava hakikatnya sunya bagai rumput, kayu, tanah dan batuan.
4.
Sadhaka yang berhasil merealisasi Svabhava Hakikatnya Sunya, sekalipun
dibunuh, dicelakai maupun difitnah, ia tidak akan timbul rasa tidak
senang.
5. Sadhaka yang berhasil merealisasi Svabhava Hakikatnya
Sunya, sekalipun menerima persembahan dan dipuji-puji, ia juga tidak
akan kesenangan hingga lupa diri.
6. Svabhava Hakikatnya Sunya merupakan Samadhi Alaksanaka.
Berikut di bawah ini merupakan kutipan lainnya :
“Dan
lagi wahai Guhyapati, batin adalah tiada sifat diri, tiada segala
atribut, Svabhava pada hakikatnya sunya. Wahai Guhyapati, batin tiada
tiga masa, bagi yang memahami tiada tiga masa, maka svabhavanya tiada
atribut. Dan lagi wahai Guhyapati, insan yang dungu melekat pada yang
beratribut, ketahuilah bahwa hal tersebut hanyalah omong kosong
pandangan diskriminasi. Segala yang tidak nyata, nama-pun tidak muncul.
Wahai Guhyapati, apabila Para Bodhisattva dari mantra tantra menjalankan
praktek, hendaknya melakukan perenungan tersebut, maka ia akan
merealisasi Samadhi Luhur Tanpa Atribut. Wahai Guhyapati, bagi yang
bersemayam dalam Samadhi Tanpa Atribut, maka saat itulah ia akan melebur
dalam semua mantra tantra yang dibabarkan oleh Tathagata.”
Berikut pengulasan saya dengan memilah intisari dari kutipan di atas :
1. Batin, tiada sifat diri, hakikatnya sunya, tanpa atribut.
2. Orang awam disesatkan kepalsuan dari diskriminasi.
3. Batin Suciwan tanpa atribut dan tak terlahirkan.
4. Suciwan yang bersemayam dalam Samadhi Tanpa Atribut memiliki keleluasaan, abhijna, kealamiahan dan lila ( permainan kosmis ).
5. Berhasil dalam semua Siddhi Sarva Mantra.
●
Ada yang bertanya : “Apabila svabhava hakikatnya sunya, bagai rumput, kayu , tanah dan batuan, maka apakah manfaatnya ?”
Saya menjawab :
“Svabhava
hakikatnya sunya bagai rumput, kayu, tanah dan batuan, ini hanyalah
sebuah perumpamaan untuk melambangkan Mencerahi Alaksanaka, sebab
apabila batin dan jasmani tidaklah nyata, maka dengan sendirinya juga
bukan rumput, kayu, tanah dan batuan. Saat bersemayam dalam alaksanaka
inilah memiliki batin kokoh, memperoleh Samadhi Tak Mundurnya Bodhi,
memperoleh rahasia cakra tanah-air-api dan angin, mampu mensukseskan
santika, paustika, vasikarana dan berbagai karman, mampu mempraktekkan
laku Bodhisattva, memiliki abhijna leluasa.”
Saya sederhanakan sebagai berikut :
1. Samadhi Alaksanaka : Tak Lapuk.
2. Samadhi Alaksanaka : Tak Kacau.
3. Samadhi Alaksanaka : Tak Tergoyahkan.
Pada
kondisi semacam ini, mampu mencapai keberhasilan dalam semua metode
Siddhi, mampu melebur dalam mantra tantra Para Tathagata, singkat kata,
berbagai hal seperti leluasa, abhijna, alamiah dan lila, berasal dari
Samadhi Svabhava Hakikatnya Sunya dan Samadhi Tanpa Atribut.
●
Saya ( Buddha Hidup Lian-sheng, Sheng-yen Lu ) memberitahu Anda sekalian yang sebenarnya :
Semua sadhaka tantra harus merealisasi Svabhava Hakikatnya Sunya.
Saat itu :
Tak Risau : Tiada klesa
Tak Gembira : Tiada yang diperoleh dan tiada yang kehilangan.
Memperoleh
lima macam Prajna : Dharmadhatusvabhavajnana, Adarsajnana, Samatajnana,
Pratyaveksanajnana dan Krtyanusthanajnana. ( Memperoleh Kebenaran
Semesta )
Saat itu terdapat Panca-kaya :
1. Dharmakaya Luhur dan Murni yang senantiasa berada dalam tiga masa.
2. Svabhavakaya Sekokoh Vajra.
3. Aryakaya Nan Agung Penuh Kualitas Kebajikan.
4. Sambhogakaya Prajna.
5. Nirmanakaya.
Di
dalam Svabhava Hakikatnya Sunya, di dalam Samadhi Alaksanaka, dalam
Kesunyataan, Sakyamuni Buddha memberi vyakarana, Amitabha Buddha
menitipkan pesan, Maitreya Bodhisattva memahkotai dengan Mahkota Merah,
Guru Padmasambhava mentransmisikan Sadhana Tantra, ini semua merupakan
silsilah akasha. Realisasi saya sangat halus, yidam dan saya, merupakan
realisasi Metode Samadhi Dharmakaya Yidam Beratribut dan Tanpa Atribut,
inilah sebabnya saya menembusi Sarvadharma.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar