Ada
seorang bernama Lianhua Jiancai, menjalankan usaha alat-alat listrik,
belum lama baru bersarana (abhiseka jarak jauh). Suatu hari, terkapar di
atas meja, tanpa disadari, ia telah berpindah ke Rainbow Temple,
Seattle, Amerika Serikat.
Lianhua Jiancai berdomisili di Taiwan,
ia tidak pernah ke Amerika Serikat. Namun, sekali terkapar di atas meja,
tak disangka ia pergi ke Rainbow Temple, ia melihat paviliun segi enam
(tempat berteduh dari hujan), melihat Rupang Berdiri Avalokitesvara,
melihat Maitreya, melihat "bunga, rumput, pohon pinus".....
Lianhua Jiancai di atas halaman berumput, melihat Mahaguru Lu sedang berceramah Dharma di Rainbow Temple.
Mahaguru Lu berkata, "Sadhaka yang berada di halaman berumput di luar, mengapa tidak masuk mendengarkan Dharma?"
Ia ingin berpindah, namun tidak bisa berpindah.
Lianhua Jiancai berkata, "Saya mendengarkan Dharma di halaman berumput saja!"
Sehingga,
saya berceramah Dharma di atas Dharmasana, Lianhua Jiancai mendengarkan
Dharma di halaman berumput. Saat itu, ceramah Dharma terdengar sangat
jelas, namun, ketika ia bangun dari atas meja, tidak ada satu pun yang
tertinggal di dalam benaknya. Ia menceritakan kejadian ini kepada
rekan-rekan yang ditemuinya, semua berdecak kagum, benar-benar sebuah
kejadian aneh.
Pada tanggal 15 April 2012, Lianhua Jiancai bertanya pada saya, sebenarnya saya berceramah Dharma apa padanya?
Saya berkata: jangan pernah menghambur-hamburkan tubuh manusia yang berharga ini, jangan pernah menghambur-hamburkan waktu.
Jangan malas.
Jangan apatis.
Jangan melekat pada segala sesuatu dan menganggapnya abadi.
Lekas
gunakan Buddhadharma untuk melatih dan menyempurnakan hati sendiri.
Sering berlatih visualisasi setiap hari, tekun dalam Dharma, mengenal
dengan jelas baik dan buruk, mengejar mahasukha dan keleluasaan yang
abadi.
Enam alam tumimbal lahir adalah penjara besar, merenungi
jalan pembebasan dan jalan Bodhi, bersarana pada Triratna, bersarana
pada Guru adalah awal dari pembebasan. Bertobatlah dan sucikanlah karma
sendiri, kumpulkan berkah dan pahala, lekas sempurnakan buah kebuddhaan.
Jangan
pernah berhenti melatih visualisasi "sunyata" dan "welas asih", dengan
sekuat tenaga memberikan kebaikan untuk para insan, hingga mencapai
pembebasan yang sesungguhnya.
Carilah dan cerahilah Buddhata.
Semua itu hampa: datang, pergi, lahir, mati, abadi, tidak abadi.
Saya berkata: saat "berpindah tempat", kami berdua tetap berdialog.
Jiancai bertanya, "Ibarat apa Buddha itu?"
Saya menjawab, "Daun yang berguguran di dasar ember cat hitam."
Jiancai bertanya, "Ibarat apa Buddhadharma itu?"
Saya menjawab, "Satu jari menunjuk bulan."
Jiancai bertanya, "Apa itu alam manusia?"
Saya menjawab, "Kelinci tidur di sarang elang."
Jiancai bertanya, "Mengapa hari ini saya datang ke sini?"
Saya menjawab, "Di seberang tidak kenal, ribuan mil bersua bersama."
Jiancai bertanya, "Apa maksud kedatangan saya ke Rainbow Temple?"
Saya menjawab, "Bertemu langsung Mahaguru!"
Saya
berkata: kehidupan Lianhua Jiancai, menjalankan usaha alat-alat
listrik, mengalami banyak kegagalan, semua dapat dibuyarkan, mengubah
krisis menjadi peluang emas, jika kini tidak mencerahi pembebasan,
tunggu kapan lagi? Ayo semangat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar