Pertanyaan Ke-20: Bagaimana Baru Dianggap Bersih?

Penanya bertanya, "Alasan ramalan dewata bisa tepat, Anda sempat menyebutkan "Manusia bisa senantiasa bersih, langit dan bumi akan berkumpul." Seseorang dapat senantiasa bersih, hatinya seterang cermin, seluruh kekuatan langit dan bumi akan menuju jiwa orang tersebut, meramal pada saat itu, sangat tepat, lantas bagaimana seseorang itu baru dianggap benar-benar bersih?"

Jawaban saya:

Saya menjelaskan dengan contoh:

Seorang politikus sesudah terpilih, berkata pada istrinya, "Berilah selamat pada saya! Sayang, saya benar-benar telah terpilih!"

Istri berkata, "Bukankah kamu bohong?"

Politikus berkata, "Tidak, sayang, setelah terpilih, tidak perlu bohong lagi."

Hahaha!

(Saya berkata, politikus bagaimana bisa bersih? Berdusta adalah salah satu dosa)

Lebih lanjut:

Dua orang teman minum-minum, setelah mabuk, berjalan meliuk-liuk di trotoar.

Salah satunya memungut sebuah cermin, begitu dilihat, ia berkata, "Aduh! Orang di cermin ini sangat familiar, saya yakin pernah bertemu di mana."

Temannya merebut cerminnya, "Kamu benar-benar bodoh, sampai saya pun, kamu tidak kenal lagi?"

Hahaha!

(Saya berkata, semua orang awam hidup di dalam kebutaan, setiap orang buta dalam kebutaannya sendiri, bagaimana bisa bersih?")

Kita melatih Tantra, yang terpenting adalah dari "tiga karma" berubah menjadi "tiga rahasia", juga berarti:

1. Perbuatan bersih.
2. Ucapan bersih.
3. Pikiran bersih.

Tantra dengan "membentuk mudra" sebagai simbol "perbuatan bersih", dengan "menjapa mantra" sebagai simbol "ucapan bersih", dengan "visualisasi" sebagai simbol "pikiran bersih". Tekun melatih diri seperti ini, maka bisa "kontak yoga" dengan "yidam" yang bersih.

Guru Milarepa pernah membimbing Guru Gampopa, "Taruh hati sendiri di dalam angkasa luas, tidak melekat pada apapun, itulah sadhaka yang bersih."

Sutra Vajra:
Tiada wujud diriku.
Tiada wujur orang lain.
Tiada wujud insan.
Tiada wujud kehidupan.
(Orang yang bisa demikian, adalah orang kebenaran tanpa penyertaan hati)

Sutra Hati mengatakan, "Semua Dharma berwujud sunya, tidak lahir dan tidak musnah, tidak bersih maupun kotor)

Sutra Altar mengatakan, "Orang yang benar-benar melatih kebenaran, tidak melihat kesalahan duniawi.)

Sang Buddha mengatakan, "Tiga alam diciptakan oleh hati, semua Dharma diciptakan oleh kesadaran; hati bersih, maka lahirlah alam Buddha)

Lebih lanjut, "Bersih dan kotor tidak memiliki jati diri, muncul dari satu hati, jati diri bersih, maka semuanya bersih, jati diri tidak bersih, maka semuanya tidak bersih."

Saya pribadi beranggapan: untuk mendapatkan "kebersihan", lebih dulu menjadi orang jujur, buang kesombongan, buang keserakahan akan kekayaan, seks, popularitas, makanan, dan tidur, bersadhana dengan rendah hati dan serius.

Lebih dulu melatih tubuh manusia.
Taatilah sila.
Berikan manfaat untuk insan.
Tiada penyertaan hati dan tiada pamrih.

Saya berkata: seorang sadhaka yang mencapai pencerahan dan menyaksikan kebenaran, seharusnya paling mengerti apa itu bersih, karena orang yang mencapai pencerahan dan memahami hati, baru memahami tidak mendapatkan apa-apa dan bersih, tidak melekat pada apapun dan bersih, tidak apa-apa dan bersih. Keyakinan pada saat itu, barulah menetap dengan lega dan tenang.

Saya mengerti, "Apa itu kebersihan mutlak, mengertikah Anda semua?"

Tidak ada komentar: