Pertanyaan Ke-22: Bagaimana Membedakan Antara Dukun dan Bukan Dukun?

Penanya bertanya, "Saya yakin banyak orang pernah dengar kisah Sun Bin dan Long Chang, guru mereka adalah Guru Gui Guzi yang sangat terkenal. Nama awam dari Guru Gui Guzi adalah Wang Chan, sedangkan adiknya adalah Wang Ao, juga seorang Taois. Anda bertemu Taois Wang Ao di dalam meditasi. Kisah bertemu Buddha dan Dewa di dalam meditasi seperti ini, serta berdialog dengan mereka, banyak cenayang di muka bumi ini pun berkata seperti itu. Namun, dalam kehidupan nyata, asli atau palsu, dukun yang mengaku sebagai juru bicara dewa untuk menipu uang dan wanita juga tidak sedikit, bagaimana kita membedakan siapa asli, siapa dukun?"

Jawaban saya: lebih dulu menceritakan sebuah cerita lucu: ada seorang gadis cantik, di dalam mimpi, ia sering dilecehkan secara seksual oleh seorang setan pria, setan pria tersebut datang malam-malam, berturut-turut mimpi basah, membuat gadis ini sangat terganggu, dan makin kurus dari hari ke hari.

Gadis ini memohon pada dokter, pengobatan tidak manjur.

Memohon pada dewa, juga tidak manjur.

Belakangan ada orang memberitahunya, yang mengurus mimpi adalah "Zhou Gong", "Zhou Gong" adalah putra dari Zhou Wenwang, seharusnya memohon pada "Zhou Gong".

Si Gadis sembahyang pada "Zhou Gong", memohon pada "Zhou Gong".

Kali ini, manjur, "Zhou Gong" muncul dalam mimpi, memukul si setan pria hingga babak belur, si setan pria lari terbirit-birit, tidak muncul lagi.

Selanjutnya "Zhou Gong" ini sering melindungi di depan tempat tidur, bahkan bercerita pada gadis ini.

Tak lama kemudian, si gadis pucat lagi, lesu sekali.

Orang bertanya padanya, "Mengapa lagi?"

Ia menjawab, "Suatu hari Zhou Gong berkata pada saya, ia juga tidak tahan lagi!"

Sehingga......

Hahaha!

Maksud saya adalah, "Setan Pria" adalah hidung belang, ternyata "Zhou Gong" juga hidung belang.

Cerita lucu ini, tidak boleh merusak reputasi "Zhou Gong", jangan-jangan "Zhou Gong" juga hidung belang, hanya meminjam nama "Zhou Gong" untuk menipu wanita.

Saya berkata: di dunia manusia ini "harta, seks, popularitas, makanan, tidur" adalah 5 hasrat utama manusia, dimiliki oleh setiap manusia. Menipu harta dan wanita, tidak hanya ada di dalam kalangan agama atau kalangan peramal, sesungguhnya, setiap tingkatan ada "menipu harta dan wanita", hanya saja kalangan agama dan kalangan peramal lebih kentara saja.

"Menipu harta dan wanita" setiap hari sedang terjadi, adalah hasrat yang sama dari umat manusia. Perbedaan orang baik dan orang picik, hanya saja orang baik bisa mengendalikan diri, sedangkan orang picik tidak dapat mengendalikan diri, hanya itu saja.

Orang baik tidak memaksa.

Orang picik melecehkan.

Saya pribadi beranggapan, untuk membedakan "cenayang asli dan palsu", memang sangat sulit, jujur atau bohong, pada dasarnya, sangat membingungkan. Siapa benar dan salah, siapa lurus dan sesat, sangat sulit dibedakan dan diketahui.

Dulu, guru saya Bhiksu Liaoming memberitahu saya, "Jangan meminta uang pada orang lain!"

Saya berhasil laksanakan!

"Jangan memaksa orang lain!"

Saya berhasil laksanakan!

Sejujurnya saya katakan pada Anda semua, semua orang yang meminta uang dari orang lain, memaksa orang lain, pura-pura meminjam petunjuk dewa, seharusnya masuk dalam kategori tersangka. Yang sesuai dengan nilai-nilai kebajikan, logika, dan hukum, masih boleh dikatakan. Yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai kebajikan, logika, dan hukum, tidak boleh dikatakan.

Sadhaka sejati adalah begini:

Buddha bersabda: tiga dunia bagaikan ilusi. Semua tidak ada apa-apa, semua tidak dapat apa-apa.

Abhisamayālajkāra-nāma-prajñāpāramitopadeśa-śāstra: membangkitkan niat luhur menguntungkan orang lain, memohon Bodhicitta.

Sutra Ratnakūta: segala penglihatan, mendapatkan pembebasan dari sunya.

Saya nyatakan dengan keras, "Jika menghasratkan kekayaan duniawi, menghasratkan kecantikan duniawi, orang tersebut tidak memahami Agama Buddha, tidak memahami tidak dapat apa-apa, tidak memahami sunya, tidak memahati Bodhicitta. Ia adalah sadhaka palsu!"

Tidak ada komentar: