Penanya bertanya, "Saya yakin banyak orang pernah dengar kisah Sun Bin
dan Long Chang, guru mereka adalah Guru Gui Guzi yang sangat terkenal.
Nama awam dari Guru Gui Guzi adalah Wang Chan, sedangkan adiknya adalah
Wang Ao, juga seorang Taois. Anda bertemu Taois Wang Ao di dalam
meditasi. Kisah bertemu Buddha dan Dewa di dalam meditasi seperti ini,
serta berdialog dengan mereka, banyak cenayang di muka bumi ini pun
berkata seperti itu. Namun, dalam kehidupan nyata, asli atau palsu,
dukun yang mengaku sebagai juru bicara dewa untuk menipu uang dan wanita
juga tidak sedikit, bagaimana kita membedakan siapa asli, siapa dukun?"
Jawaban
saya: lebih dulu menceritakan sebuah cerita lucu: ada seorang gadis
cantik, di dalam mimpi, ia sering dilecehkan secara seksual oleh seorang
setan pria, setan pria tersebut datang malam-malam, berturut-turut
mimpi basah, membuat gadis ini sangat terganggu, dan makin kurus dari
hari ke hari.
Gadis ini memohon pada dokter, pengobatan tidak manjur.
Memohon pada dewa, juga tidak manjur.
Belakangan
ada orang memberitahunya, yang mengurus mimpi adalah "Zhou Gong", "Zhou
Gong" adalah putra dari Zhou Wenwang, seharusnya memohon pada "Zhou
Gong".
Si Gadis sembahyang pada "Zhou Gong", memohon pada "Zhou Gong".
Kali
ini, manjur, "Zhou Gong" muncul dalam mimpi, memukul si setan pria
hingga babak belur, si setan pria lari terbirit-birit, tidak muncul
lagi.
Selanjutnya "Zhou Gong" ini sering melindungi di depan tempat tidur, bahkan bercerita pada gadis ini.
Tak lama kemudian, si gadis pucat lagi, lesu sekali.
Orang bertanya padanya, "Mengapa lagi?"
Ia menjawab, "Suatu hari Zhou Gong berkata pada saya, ia juga tidak tahan lagi!"
Sehingga......
Hahaha!
Maksud saya adalah, "Setan Pria" adalah hidung belang, ternyata "Zhou Gong" juga hidung belang.
Cerita
lucu ini, tidak boleh merusak reputasi "Zhou Gong", jangan-jangan "Zhou
Gong" juga hidung belang, hanya meminjam nama "Zhou Gong" untuk menipu
wanita.
Saya berkata: di dunia manusia ini "harta, seks,
popularitas, makanan, tidur" adalah 5 hasrat utama manusia, dimiliki
oleh setiap manusia. Menipu harta dan wanita, tidak hanya ada di dalam
kalangan agama atau kalangan peramal, sesungguhnya, setiap tingkatan ada
"menipu harta dan wanita", hanya saja kalangan agama dan kalangan
peramal lebih kentara saja.
"Menipu harta dan wanita" setiap hari
sedang terjadi, adalah hasrat yang sama dari umat manusia. Perbedaan
orang baik dan orang picik, hanya saja orang baik bisa mengendalikan
diri, sedangkan orang picik tidak dapat mengendalikan diri, hanya itu
saja.
Orang baik tidak memaksa.
Orang picik melecehkan.
Saya
pribadi beranggapan, untuk membedakan "cenayang asli dan palsu", memang
sangat sulit, jujur atau bohong, pada dasarnya, sangat membingungkan.
Siapa benar dan salah, siapa lurus dan sesat, sangat sulit dibedakan dan
diketahui.
Dulu, guru saya Bhiksu Liaoming memberitahu saya, "Jangan meminta uang pada orang lain!"
Saya berhasil laksanakan!
"Jangan memaksa orang lain!"
Saya berhasil laksanakan!
Sejujurnya
saya katakan pada Anda semua, semua orang yang meminta uang dari orang
lain, memaksa orang lain, pura-pura meminjam petunjuk dewa, seharusnya
masuk dalam kategori tersangka. Yang sesuai dengan nilai-nilai
kebajikan, logika, dan hukum, masih boleh dikatakan. Yang tidak
bertentangan dengan nilai-nilai kebajikan, logika, dan hukum, tidak
boleh dikatakan.
Sadhaka sejati adalah begini:
Buddha bersabda: tiga dunia bagaikan ilusi. Semua tidak ada apa-apa, semua tidak dapat apa-apa.
Abhisamayālajkāra-nāma-prajñāpāramitopadeśa-śāstra: membangkitkan niat luhur menguntungkan orang lain, memohon Bodhicitta.
Sutra Ratnakūta: segala penglihatan, mendapatkan pembebasan dari sunya.
Saya
nyatakan dengan keras, "Jika menghasratkan kekayaan duniawi,
menghasratkan kecantikan duniawi, orang tersebut tidak memahami Agama
Buddha, tidak memahami tidak dapat apa-apa, tidak memahami sunya, tidak
memahati Bodhicitta. Ia adalah sadhaka palsu!"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar