Pertanyaan Keenambelas: Apa Bedanya Ramalan Dewata dan Ramalan Nasib?

Penanya bertanya, "Kita sedikit banyak mendengar teman merekomendasi, mengatakan ada beberapa peramal di kedai pinggir jalan sangat manjur, kita sedikit banyak juga suka ramalan nasib. Apa bedanya ramalan dewata Mahaguru Lu dan ramalan nasib?"

Jawaban saya: ramalan nasib dan ramalan dewata, keduanya adalah "kesaktian mengandalkan".

1. Mengandalkan wajah -- bagian atas wajah adalah masa muda, bagian tengah wajah adalah masa dewasa, bagian bawah wajah adalah masa tua.
Alis mata untuk melihat istana saudara kandung.
Bulu mata untuk melihat istana suami istri.
Mata untuk melihat istana kebijaksanaan.
Telinga untuk melihat istana umur.
Hidung untuk melihat istana kekayaan.
Mulut untuk melihat istana ekonomi.
Garis dari cuping hidung ke sudut bibir untuk melihat istana kekuasaan.
Dagu untuk melihat istana abdi.

2. Mengandalkan 8 data kelahiran -- ada teori 8 data kelahiran, astrologi, ramalan dewata besi, dan lain sebagainya.

Ramalan Dewata Besi di antaranya, mesti meramal hingga tahun, bulan, tanggal, jam, menit. Merupakan ide kreatif dari Bapak Shao Kangjie.

Bapak Shao Kangjie menggunakan metode logika, merancang menurut ayat-ayatnya, menerbitkan beberapa kitab besar Shaozi Yishu.

Berdasarkan tahun, bulan, tanggal, jam, menit, menghitungkan ayat-ayat Anda.

Siapa ayah? Siapa ibu?

Berapa saudara kandung? Berapa orang yang lahir, berapa orang yang meninggal dunia.

Apa profesi Anda?

Berapa putra-putri Anda?

Bertemu penolong atau penagih utang, semua di dalam ayat tersebut.

Bahkan dapat diramalkan berapa jumlah gaji Anda?

Semuanya tepat.

Selain itu: "Timbangan 8 data kelahiran" dari Yuan Tiangang, juga sangat tepat.

Ada lagi: meraba tulang, zodiak, ilmu ramalan nama, Yizhangqing, timbangan roh langit, tahi lalat di badan, bentuk kaki, dan lain-lain.

Ramalan dewata saya sesungguhnya berbeda dengan ramalan nasib demikian, karena saya mengandalkan petunjuk Buddha Bodhisattva.

Saya jelaskan dengan contoh: saya meramal siapa yang terpilih dalam pemilu presiden?

Saya hanya perlu melihat langit.

Nama siapa yang muncul di langit, dialah yang terpilih!

Gampang sekali.

Saya meramal hidup dan meninggalnya manusia?

Saya hanya mengundang "Siming Zhenjun" (Dewa Dapur). Siming Zhenjun akan menuliskan tanggal lahir dan tanggal meninggal di atas kain merah.

Sekali lihat, langsung mengerti.

Saya meramal berkah manusia?

Hanya melihat dewa berkah di sisinya, ada berapa banyak. Atau melihat dewa duka di sisinya, ada berapa banyak.

Maka saya pun tahu berkahnya, atau sama sekali tidak memiliki berkah.

Saya meramal kesehatan dan kecelakaan manusia?

Hanya melihat apakah dewa kemujuran atau dewa kemalangan di sisinya.

Maka saya pun tahu.

Saya meramal pernikahan manusia?

Hanya melihat dewa kebahagiaan datang, maka tahu jodohnya telah datang.

Dewa kebahagiaan tidak ada, jodoh belum datang.

Bagaimana melihatnya? Ada "mata dewa", "mata kebijaksanaan", "mata Dharma", "mata Buddha", maka dapat melihatnya. "Mata fisik" tidak dapat melihatnya. Jadi, ramalan dewata saya, tidak dapat diketahui oleh orang awam, hanya diri sendiri yang mengetahuinya.

Sutra Lamkara-sastra mengatakan:

Menerima dan diterima, keduanya disebut sinar hati.
能取及所取,此二為心光。
Munculnya bermacam-macam sinar hati mengikuti munculnya bermacam-macam wujud.  
種種心光起,如是種種相。

Kita sadhaka, karena ketrampilan melatih diri yang dalam, bisa mendapatkan 5 mata dan 6 daya gaib, bahkan hal yang kita tidak ketahui, dengan berdoa dan menyampaikan pada Guru, Yidam, dan Dharmapala, saat tidur malam hari, Guru, Yidam, dan Dharmapala akan datang memberitahu kita.

Inilah:

Merenungkannya, merenungkannya!
Kontak dengannya, kontak dengannya!

Tidak ada komentar: