Pertanyaan Kedelapan: Orang yang Memahami Hati dan Menyaksikan Buddhata Jatuh ke dalam Tumimbal Lahir?

Penanya bertanya, "Tumimbal lahir dan parinirvana adalah sejalan, boleh dikatakan sama. Seorang yang memahami hati dan menyaksikan Buddhata kembali bertumimbal lahir, dirinya pun telah lupa bahwa dirinya pernah memahami hati dan menyaksikan Buddhata, dengan begitu, bukankah kemungkinan besar ia akan jatuh lagi ke dalam tumimbal lahir?"

Jawaban saya:

Lebih dulu berikan satu contoh:

Seorang ibu memelihara seekor beo betina, beo betina ini hanya bisa mengucapkan sepatah kalimat, "Maukah tidur denganku?"

Ibu ini kehilangan akal, menganggap beo betina ini sangat hina, bagaimana baiknya, apa yang harus dilakukan?

Sehingga ibu ini menceritakan kejadian ini pada pastur.

Pastur berkata, ia baru saja memelihara seekor beo jantan, beo jantan itu, tidak hanya tidak mengucapkan kata-kata kasar, malah umat Katolik yang saleh, setiap hari ia menghabiskan sebagian besar waktunya dengan berdoa.

Pastur beranggapan, beo betina mengucapkan kata-kata kasar, karena tidak pernah ditatar, terpengaruh oleh lingkungan, dengan mendekatkan beo betina dengan beo jantan, mungkin bisa mengubah kebiasaan si beo betina.

Si ibu setuju! Sehingga si ibu pun membawa beo betinanya ke tempat beo jantan untuk tinggal seatap.

Begitu beo betina tiba, hanya terlihat si beo jantan kembali berdoa pada Tuhan dengan sangat khusuk!

Si beo betina berkata, "Maukah tidur denganku?"

Begitu si beo jantan mendengar kata-kata ini, ia pun berhenti berdoa, melirik sebentar pada si beo betina, tiba-tiba air mata mengucur deras bak hujan.

Si beo jantan berkata, "Saya telah berdoa bertahun-tahun, terima kasih Tuhan, doa saya akhirnya terkabul!" (kata-kata kotor dan doa, berasal dari sumber yang sama)

Setelah kita membaca cerita lucu ini, merasa sangat lucu. Saya terutama menjelaskan, seorang yang memahami hati dan menyaksikan Buddhata, mengetahui tumimbal lahir dan parinirvana adalah sejalan. Jika ia bertumimbal lahir, ia juga membangkitkan Bodhicitta, bersedia masuk ke dalam tumimbal lahir beda dengan jatuh ke dalam tumimbal lahir.

Bodhisattva yang berikrar menyelamatkan dan menyeberangkan insan dalam setiap kehidupan, tidak mengabaikan seorang insan pun, karena memasuki tumimbal lahir, ia juga masih mempertahankan bakat dalam kehidupan lampaunya, dengan sendirinya, ia akan kembali memahami hati dan menyaksikan Buddhata lagi.

Di dalam "Sutra Jataka" Sang Buddha, menceritakan jalan Bodhisattva selama 500 kehidupan, tumimbal lahir dari satu kehidupan ke kehidupan lainnya, semua membangkitkan Bodhicitta dan menyelamatkan para insan, kadang-kadang di alam neraka, kadang-kadang di alam hewan, kadang-kadang di alam setan kelaparan, di alam manapun, semua menyelamatkan dan menyeberangkan insan dengan Bodhicitta seorang Bodhisattva!

Saya berkata: Tathagata Vimalakirti, memasuki tumimbal lahir, menitis menjadi Vimalakirti, membabarkan "Sutra Vimalakirti".

Tathagata Vimalakirti adalah Buddha yang memahami hati dan menyaksikan Buddhata, bertumimbal lahir di alam manusia, tetap "Tathagata Vimalakirti".

Memahami hati dan menyaksikan Buddhata tidak ada bedanya sama sekali. Alam manusia bisa memahami hati dan menyaksikan Buddhata, neraka, setan kelaparan, hewan, tetap bisa memahami hati dan menyaksikan Buddhata.

Parinirvana dan tumimbal lahir adalah sejalan, "Gatha Alaksana" Patriak VI menyebutkan:

佛法在世間,於世出世間。
Buddhadharma ada di dunia ini, terbebas dari duniawi di dunia ini.
勿離世間上,外求出世間。
Jangan meninggalkan dunia ini, mengusahakan terbebas dari duniawi di luar dunia ini.

Di dalam "Yogācārabhūmi-śāstra. Bhumi Bodhisattva" menunjukkan:

"Bodhicitta adalah memasuki pintu Bodhisattva. Bodhicitta terdiri dari praktek dan teori, Bodhicitta praktek adalah memasuki pintu Bodhisattva, yakni Ikrar Bodhi dan Praktek Bodhi, niat mulia dari ikrar Bodhi adalah berikrar menyeberangkan insan yang tak bertepi, berikrar menghentikan kerisauan yang tak bertepi, berikrar memahami pintu Dharma yang tak terhingga, berikrar mencapai kebuddhaan yang tertinggi; niat mulia dari praktek Bodhi adalah praktek dari Sadparamita."

"Bodhicitta teori adalah Bodhicitta makna teragung, merupakan Bodhicitta perpaduan antara jalan suci dan kebijaksanaan sejati. Merupakan memahami hati dan menyaksikan kebenaran, merupakan sifat Dharma asal, merupakan sifat Buddha dari pencerahan sejati, merupakan semua Dharma pada dasarnya hening dan musnah."

Saya berkata: parinirvana ibarat "es". Tumimbal lahir ibarat "air".

Kedua memiliki sumber yang sama. Parinirvana ibarat "Bodhicitta teori", tumimbal lahir ibarat "Bodhicitta praktek" saja!

Asalkan memahami hati dan menyaksikan Buddhata.

Parinirvana juga memahami hati dan menyaksikan Buddhata.

Tumimbal lahir juga memahami hati dan menyaksikan Buddhata. Demikianlah, demikianlah, begitulah, begitulah.

Tidak ada komentar: