Seseorang bertanya, "Mengapa Mahaguru Lu mengumumkan bahwa Para Acarya Zhenfo Zong boleh menerima murid, padahal Mahaguru Lu masih hidup?!"
Saya menjawab, "Dulu, saat di Taiwan, saya tinggal di Gedung Lequn, ada sekawanan pengikut, tiba-tiba mempersilahkan saya duduk, kemudian mereka bersujud 3 kali dengan mengetukkan kepala ke lantai 9 kali di hadapan saya. Saya tidak sempat bereaksi, mereka berkata, ini adalah ritual berguru. Seketika, saya pun menjadi guru mereka. Saat itu saya baru berumur 30 lebih, seketika menjadi seorang guru!"
Saya berkata, "Murid gelombang pertama mau bersarana pada saya, saya tidak tahu apa-apa, mereka diam-diam mencetak sertifikat bersarana, diam-diam mengadakan perundingan, memilih satu hari, mendorong saya duduk di atas, saya pun menjadi seorang guru, ini adalah kejadian yang tidak diduga-duga sebelumnya."
Saya merasa, saat itu saya masih memiliki guru, guru Eksoterik dan guru Esoterik.
Guru Eksoterik saya:
- Bhiksu Yinshun
- Bhiksu Leguo
- Bhiksu Dao'an
Guru Esoterik saya:
- Bhiksu Liaoming
- Guru Sakya Zhengkong
- Gyalwa Karmapa XVI
- Guru Thubten Dhargye
- dan lain-lain.
Saat itu, guru-guru saya ini masih ada di dunia, namun, saya sudah punya murid.
Alasan yang sama, "Mahaguru Lu saat masih hidup, Para Acarya Zhenfo Zong kita, tentu boleh menerima murid."
Saya teringat lagi, dulu umur 30 lebih menerima murid, tahun ini saya sudah berumur 66 tahun, usia saya sudah tidak muda lagi. Demi melanjutkankan silsilah Zhenfo Zong, biarlah mereka menerima murid, apa yang tidak boleh? Belum tentu harus menunggu saya parinirvana dulu.
Lagipula, antara guru dan murid ada relevansi yang sangat besar dengan nidana kehidupan lampau, nidana antar sesama manusia, nidana antar manusia dan keluarga, diam-diam ada takdirnya. Jadi, antara guru dan murid, dengan sendirinya ada nidana yang tak terpisahkan, ada orang yang harus bersarana pada Anda, merasa guru ini baru berjodoh, dengan sendirinya ada sebab dan akibat di dalamnya.
Sehingga, barulah saya mengumumkan bahwa Para Acarya Zhenfo Zong boleh menerima murid tanpa kecuali.
Saya bahkan menggunakan:
"Gong Jing Zhen Fo Da Chuan Cheng,
Ju Zu Shen Tong Mi Liu He.
Fang Guang Bian Zhao Yu San Ji,
Yi Ru Wu Jian Neng Xian Zheng."
Inilah kelanjutan "nama Dharma" silsilah.
Contoh:
Nama Dharma generasi pertama adalah generasi nama "Lian".
Nama Dharma generasi kedua adalah generasi nama "Gong".
Nama Dharma generasi ketiga adalah generasi nama "Jing".
Demikian seterusnya.......
Saya berasumsi: sebagai umat Buddha, kita disebut "benih Buddha" yang harus lestari di dunia manusia, tebarkan benih Buddha di ladang insan sehingga tumbuh tunas pencerahan sejati. Benih Buddha ini juga terlahir dari jodoh, agar insan yang risau, berkesempatan bebas dari derita tumimbal lahir, kelak mencapai kondisi tidak lahir dan tidak mati, serta membabarkan Zhenfo secara besar-besaran.
Semua yang berjodoh bersarana pada Zhenfo adalah orang yang berjodoh dalam kehidupan lampau, berbekal pahala yang sangat besar, kelak akan membuktikan "Anutpattika-dharma-ksanti", demikianlah terus berkesinambungan selamanya, inilah gejala alam Dharma!
Saya berkata: mendengar Dharma ada duluan dan belakangan, karir ada spesialisasi. Setiap acarya Zhenfo juga demikian. Alam Para Buddha tidak terbayangkan, murid bukan murid, itulah murid, mengertikah kalian?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar