Awal dari buku ini, saya mau jelaskan satu hal bahwa tokoh dan latar
belakang di dalam buku ini, berasal dari waktu dan ruang yang berbeda.
Bagi manusia pada umumnya, seakan-akan tidak masuk akal, namun, bagi
Mahaguru, justru hal yang biasa.
Karena: di dalam mimpi saya,
saya pernah bertemu banyak Mahakalyana-mitra, semua Mahakalyana-mitra
ini memiliki waktu dan latar belakang yang berbeda, di dalam mimpi, saya
berdialog dengannya, sehingga, saya pun catat di dalam buku, oleh
karena itu, buku ini diberi judul "obrolan muskil".
Selain itu,
di dalam meditasi saya, saya juga melihat Guru Zen agung dari zaman
purba sampai masa kini, saya berdialog dengan mereka, dicatat, buku ini
juga diberi judul "obrolan muskil".
Selanjutnya, saya adalah
seorang bijak, mampu melihat, juga mampu mendengar. Saya tentu saja
dapat mengobrol dengan para cendekiawan sejak zaman dulu di bawah ruang
dan waktu saya sendiri, sedikit pun tidak sulit.
Anda berkata, "Anda bermimpi!"
Saya berkata, "Semua ini pada dasarnya adalah mimpi!"
Anda berkata, "Memalukan!"
Saya
berkata, "Dunia manusia ini, semua berada di dalam ilusi mimpi dan
bayangan gelembung, semua yang berwujud, adalah semu. Saya hanya
memiliki sebuah prinsip, mengajari Anda mengembangkan Bodhicitta,
mengajari Anda mengenal Buddhata inheren."
Anda berkata, "Benarkah semua yang Anda tulis ini?"
Saya menjawab, "Demikianlah yang kudengar."
Anda berkata, "Apa manfaat menulis buku?"
Saya menjawab, "Percaya, menerima, dan mengamalkan!"
Saya
telah bertemu Upasaka Wang Sui, ia adalah keturunan Dharma dari Guru
Zen Shoushan, generasi kesembilan di bawah Nanyu, di bawah "satu jari
menunjuk bulan" dari Guru Zen Shoushan, ia memperoleh pencerahan dan
petunjuk muskil.
Wang Sui bertemu saya, lebih dulu bernamaskara pada saya.
Wang Sui bertanya, "Masih ingatkah bahwa kita saling mengenal?"
Saya menjawab, "Sudah buyar."
Wang Sui mengeluarkan sebuah gatha dan memperlihatkannya pada saya, di atas tertulis:
盡堂燈已滅。(Lampu di seluruh aula telah padam)
彈指向誰說。(Memetik jari diungkapkan pada siapa)
去住本尋常。(Pergi dan menetap memang hal yang biasa)
春風掃殘雪。(Angin musim semi menyapu salju yang berserakan)
Setelah
membacanya, saya terbahak-bahak, saya berkata, penulisan gatha Anda ini
kurang bagus, Anda adalah pejabat, tak disangka menulis: lampu di
seluruh aula telah padam, tentu saja Anda telah memahami hati, memahami
hati tiada yang bisa mengungkapkannya, pergi dan menetap memang hal yang
biasa, buat apa angin musim semi menyapu salju yang berserakan?
Wang Sui bengong, bertanya, "Bagaimana ditulis baru bagus?"
Saya berkata, "Jika saya, saya menulis demikian."
盡堂是盡堂。(Seluruh aula adalah seluruh aula)
且喜無交涉。(Gembira tanpa negosiasi)
去住本尋常。(Pergi dan menetap memang hal yang biasa)
無風亦無雪。(Tiada angin juga tiada salju)
Saya menulis gatha ini, para siswa mulia, apa pendapat kalian?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar