Metode Untuk Menangkal Petaka


Dulu Para Mahaguru maupun sutra dan sastra Tantrayana pernah membahas metode untuk menangkal malapetaka, berikut di bawah ini saya sajikan contohnya :

Mala Sastra : Perlindungan dengan Mantra Amrta-kalasa.
Dipamkarabhadra : Menaklukkannya dengan Mantra Penghancur Rintangan.
Nagabodhi : Penekunan Makna Sejati Anatman sebagai parisodhana ( pemurnian )
Tantra Kolektif : Api Homa Santika, inilah yang terbaik.
Dong-ri-jia-ba : Menaklukkannya dengan Sarva-karma Mantra.

Dalam sutra dan sastra dikatakan : “Mujur atau malangnya mimpi, diberitahukan kepada saya di pagi hari, sarva-karman untuk mengatasi kemalangan. Apabila seorang Acarya menyaksikan pertanda buruk dari sebuah mimpi, maka hendaknya menghaturkan pujana makanan sesuai tata Dharma kepada Dharmapala , Daka dan Dakini, menjapa sataksara untuk memperkokoh, segera tekuni Raksa-cakra, lafalkan Mantra yang dibabarkan langsung oleh Sarva-sattva, lindungi diri dengan perisai, segenap Sattva dan Yogini, putih agung dan bersemayam dalam kewibawaan, tekunlah dalam api homa, menyingkirkan semua rintangan mara.”

Dalam sutra dan sastra ini terdapat tujuh metode :
1. Ritual Dana Makanan.
2. Raksa-cakra.
3. Menekuni Adinata Perisai.
4. Memohon Adinata Putih.
5. Enam Keagungan Keleluasaan Divya Mandala.
6. Api Homa.
  
 ●

Menurut saya ( Buddha Hidup Lian-sheng Sheng-yen Lu ) , untuk memahami ajaran mengenai santika bacalah :

Sutra Dharani Avalokitesvara Melenyapkan Racun Mencelakakan.
Buddha-bashitam-maha-jvalosnisa-dharani-sutra.
Sutra Dharani Maha-teja-svarna-cakra-buddha-usnisa-tejo-prabha-tathagata Menyingkirkan Segala Malapetaka.
Sutra Dharani Ratnasikhin Menyingkirkan Rintangan Malapetaka.
Sarva-vidyut-bhaya-nasani-dharani-sutra.



Sadhana Santika dalam Tantrayana merupakan metode untuk menangkal petaka, santika merupakan salah satu dari empat jenis karman mandala dari mantrayana. Tujuan utamanya adalah untuk mengikis bencana alam, peperangan, bencana air dan api, kematian sebelum waktunya, persengketaan dan lain sebagainya, untuk sadhana ini yang terbaik adalah menggunakan Adinata dari Buddhakula.
  
  ●

Pada buku yang terdahulu, saya pernah membahas ‘Prinsip Pembebasan’ dalam hal ini : Hubungan hetu-phala, sebuah sebab pasti ada suatu akibat, karma baik dan buruk tidak dapat saling melenyapkan. Meskipun sebab dan akibat tidak dapat dilenyapkan, namun dapat hadir dengan cara berbeda :

1. Penanggungan.
2. Pembelokan.

Saya pernah mengatakan, apabila seorang sadhaka Zhenfo ingin mengikis petaka dan terbebas dari marabahaya, ada delapan metode untuk memperoleh penanggungan dan pembelokan :

1. Melafalkan Sutra Raja Agung Avalokitesvara seribu kali.
2. Menjapa Mantra Hati Mulacarya satu juta kali.
3. Menekuni Sadhana Pertobatan hingga 200 kali.
4. Bernamaskara, menghaturkan pujana, mendirikan vihara, mendirikan stupa dan membuat Buddha rupang.
5. Melafalkan Nama Agung Buddha Bodhisattva hingga beryukta.
6. Menekuni meditasi hingga memperoleh daya sila, samadhi dan Prajna.
7. Mulacarya bersadhana mengadhistana melakukan penanggungan dan pembelokan.
8. Meniadakannya melalui Kesunyataan Sejati.
  
  ●

Saya pernah mengatakan : Tujuh macam metode yang awal mengandalkan kekuatan sutra, mantra, Dharma, dana, Buddha, samadhi dan Guru. Ini semua merupakan penanggungan dan pembelokan.

Hanya poin kedelapan ‘Melalui Kesunyataan Sejati’ yang merupakan daya kesunyataan, inilah Papa-visodhana ( pelenyapan dosa ) yang sejati.
  
Poin kedelapan, ‘Daya Kesunyataan ‘ inilah yang dikatakan oleh Nagabodhi : “Penekunan Makna Sejati Anatman sebagai parisodhana.”

Apakah itu Makna Sejati Anatman ? yaitu tanpa ego hingga realisasi keleluasaan, seperti yang dikatakan dalam Mahaprajnaparamita-hrdaya-sutra : Panca-skandha adalah sunya, memperoleh Delapan Keleluasaan Agung, inilah kualitas Anatman. Yang benar-benar merealisasi anatman adalah Nirvana sebagai Nirodha-satya, juga merupakan karakter absolut dari Tathata, terbebas dari segala atribut yang disaksikan oleh batin yang sesat.

Saat itu :

Satya-buddha tak berwujud.
Satya-dharma tanpa atribut.

Berikut di bawah ini saya ungkapkan secara gamblang dan sederhana :

Meskipun malapetaka masih ada,
Tiada aku dan tiada tercemari.
  
Malapetaka masih ada, namun apabila sadhaka telah merealisasi anatman, maka tidak akan tercemari oleh malapetaka, inilah Dharma Sejati, Prinsip Paling Hakiki.
  
Inilah yang dikatakan dalam Sutra Hati : Berkat realisasi Prajna-paramita, batin tiada rintangan, dikarenakan tiada rintangan, maka tiada rasa takut, terbebas dari segala kesesatan pemikiran dan akhirnya mencapai Nirvana.

Sesungguhnya metode untuk menangkal petaka, dari luar terlihat biasa-biasa saja, namun di dalamnya mengandung ajaran Buddha yang sangat mendalam, apabila umat manusia tidak berusaha untuk mendalaminya, maka tidak mungkin dapat memahaminya !

Tidak ada komentar: