Suatu tahun, saya kembali ke Taiwan, usai menekuni "Sadhana Yidam" di hadapan mandala, saya duduk bermeditasi sejenak, tujuan saya bukan benar-benar ingin memasuki "samadhi", semata-mata hanya ingin istirahat saja.
Terlintas dalam pikiran saya, kekuatan supernatural dan berbagai mujizat yang saya alami sendiri. Misalnya: menyaksikan alam suci, bertemu jati diri "Padmakumara", dan bertemu Para Buddha, Bodhisattva, Vajra, dan lain sebagainya.
Kini sudah puluhan tahun saya tidak pernah berhenti bersadhana. Lewat ketekunan saya, akhirnya 5 juta siswa berhasil saya seberangkan.
Namun, saya tetap saja diragukan oleh sebagian orang, bahkan ada sebagian kulapati dari berbagai aliran memperingatkan saya agar jangan banyak bicara tentang hal-hal gaib, mereka menasihati saya bahwa semua kesaktian adalah sesat, mereja juga memperingatkan saya bahwa hal-hal gaib adalah khayalan.
Saya juga tahu:
Kita seharusnya memandang semua Dharma yang berkondisi, ibarat ilusi mimpi atau bayangan gelembung, juga ibarat kabut maupun kilat.
Namun, saya pikir, itu semua memang mimpi, sunya, nihil, dan khayalan. Namun, sunya bukan sunya absolut, nihil juga bukan nihil absolut, kalau tidak, buat apa berceramah Dharma?
*
Saya teringat setiap hari saya melakukan persembahan makanan, saya menjapa "OM. AH. HUM", ini adalah sadhana yang paling sederhana.
Namun, saya merasakan keberadaan "makhluk halus".
Delapan kelompok makhluk dewa dan naga.
Yaksa dan Hariti.
Para dewa di gunung dan laut.
Para arwah setan gentayangan.
Satu per satu benar-benar saya rasakan, antara nyata dan tidak nyata, saya benar-benar dapat merasakan keberadaan "makhluk-makhluk halus" ini. Namun, mengapa mereka tidak menunjukkan wujud asli mereka (tubuh jasmani) pada saat saya sedang melakukan ritual berdana makanan, agar saya lebih takjub lagi?
Saya berpikir dan berpikir.
Malamnya, saya bermimpi:
"Saya bermimpi tujuh sosok dakini turun dari tengah angkasa, ketujuh dakini ini memancarkan cahaya tujuh warna yang terang-benderang, kecantikan ketujuh dakini ini tak terbandingkan dalam balutan jubah surgawi."
"Ketujuh dakini mengatakan pada saya bahwa semua merupakan perpaduan ganda, ibarat kemudahan dan kebijaksanaan, ibarat daya gaib dan Buddhisme, ibarat Kye-rim dan Dzog-rim, ibarat orde ayah dan orde ibu, ibarat berwujud dan tidak berwujud, ibarat tumimbal lahir dan nirvana...."
"Ketujuh dakini melanjutkan, kami melihat Anda adalah seorang yogi mahasiddhi yang unik, itu sebabnya kami memuji Anda dan memperlihatkan keajaiban pada Anda."
Selesai bicara, saya terbangun dari mimpi.
Begitu bangun, saya sangat gembira, saya merasa ketujuh dakini ini pasti diutus oleh Guru, Yidam, dan Dharmapala saya, mereka pasti datang untuk memberi semangat pada saya.
Saya berdoa pada Guru agar memberkati!
Yidam menyerap!
Dharmapala melindungi!
*
Pagi-pagi, saya melakukan ritual berdana makanan.
Saya buka jendela dan memercikkan air amerta.
Saya benar-benar melihat tujuh ekor kupu-kupu tujuh warna terbang menghampiri satu demi satu, mereka beterbangan di tempat saya memercikkan air amerta.
Pemandangan ini sangat menakjubkan!
Kontak batin!
"Tujuh ekor kupu-kupu menerima persembahan saya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar