Dewi Sarasvati

Ada seorang perempuan, ia berdomisili di Narita, Jepang. Namanya Tika Kurata. Ia terbang dari Jepang ke Vihara Ling Shen Ching Tze di Amerika Serikat untuk menghadiri upacara setahun dua kali yang saya pimpin.

Ia berbaris di antara sekawanan umat, berlutut, dan menerima pemberkatan jamah kepala yang saya berikan pada umat.

Tika Kurata tidak banyak bicara, ia juga sangat rendah hati, orang yang mengenalnya tidak banyak.

Tika Kurata adalah kakak Joanna.

Sewaktu saya menjamah kepala satu per satu, tiba-tiba menemukan ada sinar di ubun-ubun Tika Kurata.

Sinar suci ini mengandung "kefasihan berbicara".

Sinar suci mengandung "bakat di bidang sastra dan seni".

Saya merasa Tika Kurata bukan orang sembarangan, namun, awalnya saya tidak ungkapkan.

*

Suatu tahun, Tika Kurata datang lagi menghadiri upacara saya, ia berlutut di samping pintu vihara, kepalanya menunduk, saya khusus memberikannya jamah kepala dua kali, saya melihat lagi di atas kepalanya ada sinar.

Saya berkata pada Joanna, "Tolong panggil kakak Anda ke sini, saya akan mentransmisikan sebuah mantra padanya."

Joanna bertanya, "Mengapa khusus mencarinya?"

Saya berkata, "Ia tidak biasa, jodoh Dharmanya sangat kental. Ia adalah seorang cepat mencapai kontak yoga, ia bukan orang sembarangan."

Lalu Tika Kurata pun tiba di altar mandala konsultasi saya.

Saya berkata, "Di atas kepala Anda ada sinar."

Tika Kurata menambahkan, "Hanya saleh saja."

Saya berkata, "Asal mula Anda adalah Dewi Sarasvati."

Tika Kurata berkata, "Saya tidak begitu mengerti."

Saya memberitahunya, "Sepulangnya japa mantra Dewi Sarasvati, mantra Avalokitesvara, mantra Jinmu, mantra Guru. Bila Anda menjapa keempat mantra ini dengan konsisten, Anda pasti akan mencapai kontak yoga."

Tika Kurata sangat bersyukur, ia mengatakan bahwa begitu ia pulang ke Jepang, ia pasti akan setiap hari menjapa keempat mantra ini.

*

Tak lama kemudian, sekitar setengah tahun lebih.

Tika Kurata memberitahu kami:

Bukan tidur, hanya memejamkan mata saja, tampak sehampar terang yang gemerlapan dan muncullah Avalokitesvara Bodhisattva, Yaochi Jinmu, Dewi Sarasvati, dan Mahaguru Sheng-yen Lu.

Keempat sosok ini berukuran raksasa.

Yaochi Jinmu menopang Tika Kurata, Tika Kurata meraba wajah Jinmu.

Avalokitesvara Bodhisattva menopang Tika Kurata, Tika Kurata meraba telinga Avalokitesvara.

Keempatnya bicara padanya.

Lebih lanjut: Avalokitesvara Bodhisattva, Yaochi Jinmu, Dewi Sarasvati, mencap "tenggorokan" nya dengan mudra.

Tika Kurata bertanya, "Mengapa demikian?"

Saya menjawab, "Mensahkan Dewi Sarasvati!"

(Dewi Sarasvati dengan suara merdu mengatakan bahwa ia memiliki empat Pratibhana (kefasihan berbicara tanpa rintangan), sehingga sewaktu mensahkan, yang dicap adalah tenggorokan)

Saya berkata, "Tika Kurata mencapai mahayoga!"

Tidak ada komentar: