Persembahan (II)

Memberi persembahana kepada para Arya mengandung makna 'pendekatan', 'pengabdian', dan 'penghormatan'. Memberi persembahan kepada mereka yang kurang beruntung mengandung makna 'simpati', 'iba', dan 'kepedulian'.

Sad-paramita Bodhisattva, yakni Dana-paramita, Sila-paramita, Ksanti-paramita, Virya-paramita, Dhyana-paramita, dan Prajna-paramita.

Dana-paramita ditempatkan di urutan pertama, dan dikategorikan menjadi Amisa-dana, Dharma-dana, dan Abhaya-dana.

SUTRA VAJRA menyebutkan: "Subhuti, seseorang membawa tujuh jenis barang berharga yagn ditumpuk sebanyak semua Gunung Semeru di trisahasra dan mahasahasra lokadhatu, dan memberikannya sebagai persembahan. Lalu, bila seseorang lagi yang berbudi yang telah memahami sebuah gatha sederhana yang terdiri dari empat baris dari SUTRA PRAJNA PARAMITA dan menyampaikannya kepada orang lain. Subhuti, pahala dari orang berbudi tersebut lebih besar seratus kali lipat, bahkan berlipat ganda yang tidak terhingga."

Ayat dari sutra ini menunjukkan bahwa persembahan Dharma menduduki tingkat teratas dari semua jenis persembahan.

Amisa-dana memberikan pertolongan pada kehidupan fisik, sementara, Dharma-dana memberikan penyelamatan pada kehidupan spiritual. Amisa-dana bersifat sementara, sedangkan, Dharma-dana bersifat abadi karena menawarkan kebebasan sejati dari penderitaan, dan terbebas dari samsara.

Saya melihat perkembangan Agama Buddha di zaman sekarang ini justru bertolak belakang. Amisa-dana sangat marak, sementara, Dharma-dana justru hampir nihil. Betapa malangnya!

Banyak umat Buddha di zaman sekarang ini lebih tertarik dengan Amisa-dana untuk membangun vihara, rumah sakit, universitas, stasiun televisi. Sedikit sekali umat yang melakukan Dharma-dana. Sungguh memprihatinkan!

Saya tegaskan, umat Zhenfo Zong tidak perlu mempersembahkan dana atau barang-barang berharga kepada saya selaku Mula Acarya. Tetapi tekunilah Sadhana Tantra Satya Buddha dengan sungguh-sungguh, karena bagi saya itulah persembahan terbaik dari seorang siswa kepada saya.

Saya ini seorang Vajra Mahakarunia yang memiliki harta karun yang tak terhingga. Harta karun tersebut tidak berada di bumi, melainkan berada di langit.

Tidak ada komentar: