Penjelajahan Spiritual di "Surga Kekayaan"

Di dalam samadhi "Danau Daun" --

Saya tiba di "Surga Kekayaan", melihat Raja Setan Mahabala yang berjumlah sekitar ratusan bahkan ribuan orang, membangun istana dari emas dan perak berskala besar, mereka para Raja Setan Mahabala memiliki mahabala kesaktian, membangun istana dari emas dan perak pun sangat cepat, emas dan perak disusun, begitu tangan dijulurkan dan jari digerakkan, terukirlah seni yang luar biasa, mentereng, dan mengagumkan.

Begitu saya melihatnya, niat bermain bergejolak, lantas berpikir:

Di samping istana dari emas dan perak ini, juga dibangun sebuah istana dari emas dan perak, lebih tinggi dan lebih luas daripada istana yang dibangun Raja Setan Mahabala, warnanya lebih indah daripada kecemerlangan istana Raja Setan Mahabala. Begitu dibandingkan, istana Raja Setan Mahabala masih kalah.

Pikiran baru timbul, istana dari emas dan perak saya sudah berdiri kokoh.

Para Raja Setan Mahabala melihat saya begitu, kaget sekali, lalu bertanya pada saya:

"Siapa Anda? Membangun istana yang lebih luar biasa daripada istana kami?"

"Hamba Lian Sheng."

Begitu Raja Setan Mahabala mendengar saya adalah "Lian Sheng", mereka justru kenal, mereka sangat menaruh hormat, saya pun menghadiahkan istana dari emas dan perak yang dibangun lewat pikiran kepada mereka.

Raja Setan Mahabala berkata pada saya, "Surga Karmadhatu hampir sama dengan Dunia Saha, sama-sama ada nafsu harta, seks, tahta, makan, dan tidur. Hanya saja, umat manusia dengan cara merampas, sementara dewa lebih damai, hanya saja, porsi nafsu yang dinikmati dari harta, seks, tahta, makan, tidur lebih besar daripada Dunia Saha."

Raja Setan Mahabala berkata, "Maaf kami lancang bertanya, Lian Sheng, apa artinya hidup ini bila kita meninggalkan nafsu, misalnya tiada harta, tiada seks, tiada tahta, tiada makan, dan tiada tidur?"

Saya menjawab, "Juga bukan tiada, juga bukan kekosongan absolut, hanya kebersihan yang tidak kacau dan tidak tercemar, samadhi permainan datang dan pergi di triloka, penderitaan yang tidak lahir dan tidak mati, demikian alami, demikian indah, dan demikian elegan."

Raja Setan Mahabala berkata, "Yang demikian itu sudah melampaui imajinasi kami."

Saya berkata, "Yang kita capai dalam melatih diri adalah cahaya tiada batas, usia tiada batas, menyeberangkan manusia tiada batas, pahala tiada batas, datang dan pergi di Surga Triloka, alamiah, bebas leluasa, inilah mantra asamasama (tak terbandingkan)." Raja Setan Mahabala beranjali dengan hormat begitu mendengarnya.

Tidak ada komentar: