Menantang Batas


Ada 5 macam sila yang harus ditaati oleh rohaniawan Agama Buddha:

1. Sila Sramanera dan Sramaneri.

2. Sila Siksamana..

3. Sila Bhiksuni.

4. Sila Bhiksu.

5. Sila Bodhisattva.

"Sila Bodhisattva" yang diturunkan di Taiwan, yang diterima oleh bhiksu dan bhiksuni adalah "Sutra Brahmajala", yang diterima oleh upasaka dan upasika adalah "Sutra Sila Upasaka".

Sebenarnya Sila Tantra lebih banyak lagi, di mana-mana semuanya "menantang batas", jalan melatih diri, contohnya: Sila, naik setingkat demi setingkat, makin tinggi makin berat, tujuannya demi "menantang batas".

Pertapaan saya bukan menghindari dunia, juga bukan melarikan diri dari dunia, seharusnya merupakan langkah ke depan untuk "menantang batas". Saya pernah mengatakan bahwa saya mau bertapa di "Kutub Utara" atau "Kutub Selatan" untuk belajar kehidupan orang Eskimo, saya mau menantang "batas" untuk melihat bagaimana kemampuan saya untuk bertahan. Saya tidak peduli dengan hidup mati saya, saya hanya mencari jalan keluar jiwa, mengapa tidak mencoba kehidupan "batas"?

Jalan-jalan di hutan "Panama", Brazil, tinggal sementara waktu di vihara yang berada di puncak gunung Nepal, atau ke Gunung Kunlun atau lima gunung di China, ke vihara kecil Gunung Lu dari Y.M. Hui Yuan, mengapa tidak dicoba?

Saya membulatkan tekad untuk mengunjungi 88 tempat sakral "Kobo Daishi" di Shikoku, Jepang, lalu bernamaskara dan bertobat di hadapan setiap rupang Buddha, Bodhisattva, dan Vajra Vidyaraja.

Saya membulatkan tekad untuk mengunjungi "Delapan Tempat Suci" di India, lalu bernamaskara dan bertobat di setiap tempat Buddha Sakyamuni menjejakkan kaki.

Saya membulatkan tekad untuk mengunjungi Gyeongju, Korea, mengelilingi vihara dan stupa, lalu bernamaskara dan bertobat di setiap vihara dan stupa.

Teringat "Kutub Utara", "Kutub Selatan" adalah tempat menantang batas fisik, ingin membuka seruas jalan keluar jiwa!

Tidak ada komentar: