Kebersihan Karma Pikiran Paling Sukar

Selama menyepi dan bertapa, perbuatan dan ucapan mudah bersih, tidak ada orang yang bisa diajak mengobrol dan berdialog, maka ucapan pun bersih; tidak ada orang yang saling berkunjung, tubuh tidak menyentuh apapun, maka perbuatan pun bersih.

Hanya kebersihan pikiran yang paling sulit, satu pikiran timbul, datangnya pikiran negatif tidak bisa dibendung, cepat sekali, begitu kemauan tidak kuat, khayalan pun masuk lewat celah. Di dalam khayalan ada yang "positif", ada yang "negatif", ada yang "tidak diingat", yang positif itu tidak salah, yang tidak diingat juga tidak bermasalah. Satu-satunya yang tidak baik adalah pikiran negatif, misalnya pikiran untuk membunuh, mencuri, berzinah, berbohong, mabuk-mabukan, mendambakan makanan lezat, mendambakan tidur nyenyak, mendambakan hiburan tari-tarian dan lagu, ketiganya termasuk delapan sila, biarpun memikirkan yang telah berlalu, sekarang, dan yang akan datang, semuanya adalah karma pikiran yang tidak bersih.

Walaupun karma pikiran tidak bersih, namun sebelum dilakukan lewat perbuatan dan ucapan, biarpun termasuk pelanggaran sila, namun khayalan yang sangat berbahaya ini, kita Tantrika menghancurkannya dengan visualisasi.

"PEI!" khayalan pun dihentikan.

"OM. AH. HUM." muncul gambarupang, aksara mantra, alat Dharma, kemudian menggantikan khayalan dengan "visualisasi", dengan demikian, karma pikiran pun bersih.

Cara terbaik adalah menekuni meditasi (samadhi), memasuki samadhi yang benar, dhyana pertama, dhyana kedua, dhyana ketiga, dhyana keempat, karma pikiran pun bersih.

Tantrayana melatih "kebersihan perbuatan", "kebersihan ucapan", "kebersihan pikiran", sehingga tetap mematuhi lima sila atau delapan sila, dan bukan pratimoksa. Merenungkan Buddha, merenungkan Dharma, merenungkan Sangha; catur-smrty-upasthāna (4 macam dasar bagi kesadaran), catur-samyak-prahana (4 macam usaha rajin yang benar), satvara-iddhi-padha (4 macam jalan kesuksesan), panca-indera (5 macam indera), panca-bala (5 macam kekuatan Dharma), sapta-bodhi-anga (7 macam faktor penerangan sejati), astanga-marga (jalan mulia berunsur delapan); selanjutnya merenungkan langit, merenungkan sila, merenungkan berdana, juga dapat membuat "kebersihan pikiran" perlahan-lahan menjadi sempurna.

Saya benar-benar merasakan bahwa di alam manusia baru mudah melatih diri, kelima alam lainnya, alam surga terlalu banyak kesenangan, Asura terlalu banyak pertengkaran, sementara ke-3 alam samsara lainnya, terlalu menderita, tidak mudah untuk mematuhi sila dan melatih diri.

Bila dalam kehidupan sekarang Anda tidak melatih diri, tunggu kapan lagi?

Tidak ada komentar: