Meditasi di Pemakaman

Dulu.
Pernah melatih meditasi di pemakaman antara Liujia dan Chishan Longhuyan. Sekarang, entah pemakaman masih ada atau tidak?
Dulu.
Acarya Chen Jian-min, pernah membabarkan Dharma di Vancouver, Canada, sedangkan yang menjadi supirnya adalah Lai Wen-yan.
Lai Wen-yan berkata, “Acarya Chen Jian-min, begitu turun pesawat terbang, mau pergi ke pemakaman, begitu sampai ke pemakaman, lalu japa mantra, bahkan menyebarkan permen dan biskuit.”
Saya berkata, “Ia berdana makanan.”
Lai Wen-yan berkata, “Saat itu, saya ingin bersarana pada Acarya Chen Jian-min, tak disangka Acarya Chen menjawab, kelak, ada seorang acarya yang sangat luar biasa akan muncul, Anda bersarana padanya, Beliau adalah seorang acarya hebat.”
Lai Wen-yan adalah Acarya Lian’gao.
Dulu.
Padmasambhava melatih diri di pemakaman:
Menjadikan tumpukan jasad sebagai Dharmasana.
Menjadikan kain pembungkus jasad sebagai pakaian.
Menjadikan makanan yang disembahyangi orang sebagai makanan.
Menjadikan tiga tengkorak kepala manusia yang dirangkaikan sebagai tongkat.
Kini.
Saya pernah melatih meditasi di pemakaman Ballard, Seattle. Saya merasakan:
Di sekeliling banyak orang sedang mengintip.
Selanjutnya hantu yaksa muncul, memperlihatkan wujud menakutkan dan mengerikan, menjulurkan lidah dan menyemburkan api.
Saya tidak menghiraukan sama sekali.
Juga ada wanita yang cantik muncul, memperlihatkan gaya yang menggoda, meliuk-liukkan pinggang dan menggoyang-goyangkanpinggul, juga membuat gerakan nafsu membakar diri, gaya yang menggoda.
Saya acuh tak acuh.
Kemudian, di tengah angkasa jatuh ular berbisa yang tidak terhitung, memenuhi seluruh lantai, di atas kepala saya, leher saya, di depan dada, punggung, lengan, kaki, semua adalah ular, ada hantu berkata, “Ini adalah dewi penebar bunga!”
Pikiran saya teringat bunga.
Alhasil ular berubah menjadi bunga.
Ada lagi, ratusan hingga ribuan nyamuk terbang menghampiri saya, menggigit kepala saya, menggigit telinga saya, menggigit mata saya, menggigit hidung saya, menggigit mulut saya, seluruh tubuh saya digigit, menembus pakaian dan masuk ke dalam lengan baju saya, menggigit seluruh tubuh saya hingga bentol-bentol.
Pikiran saya terlintas bahwa ini juga ilusi.
Begitu muncul kata ilusi ini.
Tiba-tiba hilang.
Sehingga semua menjadi tenang dan hening, saya memasuki samadhi yang paling dalam, sehingga, saya memperoleh:
“Samadhi.”
Saya menulis sebuah sajak:
Sebenarnya
Sekalipun empat unsur besar dan lima jenis wabah
Tujuh perasaan dan enam macam nafsu
Semua adalah bersih
Yaksa, raksasa, dan hantu ganas
Semua wujud yang mengerikan
Juga tahu
Semua adalah cetusan
Wujud rupawan itu
Tubuh menggoda itu
Lembut bergoyang
Itu hanya selapis kulit
Siapa dapat memperoleh meditasi warisan
Saya mencapat sebuah samadhi

Tidak ada komentar: