Ratu Dewa Indra

Dalam wujud mayakaya, saya melihat seorang utusan dewa datang menemui saya.
Utusan dewa berkata, “Ratu Dewa Indra mengundang Master Lu.”
Kemudian, saya mengikuti utusan dewa ke Kota Shanjian, tempat Dewa Indra menetap.
Kemegahan Kota Shanjian selalu menggugah hati saya. Tampak lima buah istana agung berdiri dengan gagah, seperti lima buah gunung, juga mirip lima jemari raksasa yang menjulang tinggi. Demikian tingginya hingga tidak terlihat puncak.
Ratu Dewa Indra, Dewi Shezhi, mengenakan mahkota hong dan jubah surgawi, turun dari tangga menyambut kedatangan saya.
Ratu berkata, “Master Lu, saya difitnah manusia. Saya sengaja mengundang Anda untuk meluruskan fitnah ini.”
Saya bertanya, “Fitnahan apa?”
Ratu berkata, “Pertama, manusia mengira sayalah yang menyebabkan terjadinya peperangan antara Dewa Indra dengan Asura; kedua, manusia mengira saya adalah istri Asura, sebenarnya tidaklah demikian. Manusia mengira Dewa Indra yang oleh karena kencantikan saya sehingga merebut saya dari tangan Asura; ketiga, manusia mengira anak sulung saya adalah anak kandung Asura, sebenarnya tidaklah demikian. Dia sesungguhnya adalah anak dari Dewa Indra.”
Usai mendengarkannya, saya tidak banyak komentar, hanya bertanya kepada Ratu, “Anda menginginkan saya meluruskan fitnahan ini dengan cara bagaimana?”
Ratu berkata, “Tulislah di buku Anda bahwa saya memang wanita tercantik di alam Asura yang mengagumi Dewa Indra, dan Dewa Indra memperistri saya karena kecantikan saya. Cerita yang lain tentang diriku, semuanya adalah rumor yang tidak benar.”
Saya terdiam.
Ratu Shezhi berkata, “Apakah ANda tidak bisa membersihkan nama baik saya?”
Saya melihat ke Kitab Petunjuk Langit dalam batin, tertulis:
Pembersihan nama tiada gunanya
Sia-sia nama dibersihkan
Memang tidak bermasalah
Diri sendiri suci adanya
Saya menjelaskan kepada Ratu Shezhi:
“Urusan di antara Dewa Indra, Ratu Dewa Indra, dan Asura ini adalah masalah alam dewa, cerita ini sudah lama tersebar, alam manusia pun sudah mengetahuinya. Saya seorang Master Lu mana mungkin hanya lewat perkataan saja mampu membebaskan tuduhan yang terjadi di alam dewa. Ini berarti saya tidak tahu diri. Jadi, saya tidak dapat menyanggupinya.”
Ratu Shezhi berkata, “Kalau begitu, saya selamanya ternoda?”
Saya berkata, “Tidak usahlah peduli dengan fitnahan ini, yang penting, berlindunglah kepada Triratna dengan sepenuh hati, bersadhanalah dengan kesungguhan, agar mencapai pencerahan dan memperoleh prajna Tathagata. Alam manusia seperti ilusi, alam dewa pun seperti ilusi, apa bedanya pembersihan nama ataut idak?”
Ratu Shezhi menjadi tersadar usai mendengar perkataan saya, lalu berkata, “Kalau begitu, sekarang juga saya bersarana pada Master Lu, ya!”
Saya berkata, “Saya tidak mengabaikan seorang makhluk pun.”
Akhirnya Ratu Dewa Indra, Dewi Shezhi di Kota Shanjian sudi bersarana kepada Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu.
Demikianlah syair berbunyi:
Fitnahan tak pernah berakhir
Dewa pun turut prihatin
Yang penting tidak bermasalah
Sama sekali tidak perlu peduli

Tidak ada komentar: