Beberapa kehidupan yang lampau, walaupun Raja Trison Detsen ingin menetapkan aturan Agama Buddha di bumi Tibet, sesungguhnya Beliau penuh dengan kegagalan, bahkan sangat tidak berdaya.
Misalnya: Di bumi Tibet, selain Raja Trison Detsen, Y.M. Śāntaraksita sama sekali tidak punya kedudukan.
Pengundangan Padmasambhava, dan Padmasambhava masuk ke Tibet, penuh dengan kesulitan, walaupun berhasil, namun, selalu dikucilkan di mana-mana, bahkan diusir, Raja Trison Detsen, melanggar Sila Samaya mengusir Acarya mulia.
Mengutus 5 bhiksu ke India untuk berguru pada "Y.M. Humkara", kelima bhiksu, ada yang mangkat, ada yang diusir, seorang mahasiddha "H.E. Namkhai Nyingpo Rinpoche" juga sama, diusir juga.
Kedua kali mengutus 5 bhiksu ke India untuk mengambil kitab suci dan berguru pada "Y.M. Shri Singha", kelima bhiksu juga sama, ada yang mangkat, ada yang diusir, bahkan mahasiddha "Vairocana" juga diusir ke daerah perbatasan.
.............
(Melanggar lagi Sila Samaya mengusir Acarya mulia)
Sesungguhnya, dari pelanggaran atas sila-sila ini, Raja Trison Detsen benar-benar melakukan banyak kesalahan.
Di satu sisi ingin menegakkan aturan Agama Buddha.
Di sisi lain malah mengusir Acarya.
Di satu sisi ingin belajar Dharma Tantra.
Di sisi lain malah mencurigai Acarya adalah guru sesat.
Semua ini adalah kesalahan Raja Trison Detsen! Namun, juga bukan sepenuhnya kesalahan Raja Trison Detsen!
Karena, saat itu pejabat-pejabat feodal Tibet, terbentuk dari Tusi, Tusi adalah para hartawan yang memiliki tanah milik raja atau bangsawan dalam masyarakat feodal, kekuatan pengendalian pejabat-pejabat feodal sangat besar, Raja Trison Detsen dikendalikan oleh banyak pejabat feudal dan tidak dapat menentukan sikap sendiri, ini juga merupakan ketidakberdayaan Raja Trison Detsen.
Kekuatan lama, kepercayaan lama (Ajaran Bon) dan konsep lama, kekuatan oposisi sangat besar.
Buddhadharma dibawa masuk ke Tibet.
Dihalangi oleh pejabat-pejabat feodal kekuatan lama, ini adalah ketidakberdayaan Raja Trison Detsen yang tidak kuat keyakinannya.
Saat itu --
Padmasambhava pernah memberitahu silsilah Buddhadharma Raja Trison Detsen:
Buddha Atarma mewariskan pada Pancadhyani Buddha, Pancadhyani Buddha mewariskan pada Vajrasattva, Vajrasattva mewariskan pada Garab Dorje, Garab Dorje mewariskan pada Y.M. Shri Singha, Y.M. Shri Singha mewariskan pada Padmasambhava, Padmasambhava mewariskan pada Raja Trison Detsen.
(Dalam kehidupaan ini, di pemakaman kuno, Padmasambhava mewariskan 18 bab Dharma Dzogchen kepada saya, Dharmaja Liansheng Sheng-yen Lu, bukankah ini merupakan perulangan dari kejadian beberapa kehidupan yang lampau, Padmasambhava mewariskan Dharma kepada Raja Trison Detsen.)
Semua ini ada sebab akibatnya.
Lima puluh tahun lamanya Padmasambhava berada di bumi Tibet, Raja Trison Detsen menerapkan aturan Buddhadharma, ini adalah kekuatan maha-abhijna, keajaiban menundukkan banyak pejabat feudal yang dipertunjukkan oleh Padmasambhava.
Para pejabat feodal dari terang-terangan mengecam Buddadharma, berubah menjadi menghormati Buddhadharma, sesungguhnya semua ini berkat bantuan:
Y.M. Śāntaraksita.
Padmasambhava.
Y.M. Vimalamitra.
Yogi Yudra Nyingpo.
Y.M. Vairocana.
Sedangkan Raja Trison Detsen berstatus seorang sadhaka, namun, sesungguhnya, ia adalah raja yang bertahan hidup di tengah kondisi terjepit. Ia terjepit di antara Buddhadharma dan kekuatan lama dari pejabat-pejabat feodal Tibet, ia dapat mendukung Buddhadharma saja sudah sangat lumayan.
Raja Trison Detsen belakangan menjadi murid tertinggi dari 8 murid utama Padmasambhava.
Sedangkan dalam kehidupan ini, saya dibimbing oleh Padmasambhava ke pemakaman kuno untuk menerima abhiseka, ini adalah sebab akibat!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar