Kalacakra Memperlihatkan Sinar Rantai Vajra





Di tengah upacara Rantai Vajra di Jakarta, Indonesia, di tengah angkasa, penuh dengan Sinar Rantai Vajra.

(Ada murid ketika mempotret, benar-benar berhasil menjepret, di tengah angkasa berdiri ribuan batang rantai Vajra, sungguh pemandangan terpuji)

Di dalam Buddhadharma Kalacakra, sebenarnya adalah Buddhadharma penjelmaan sinar, urutannya adalah:

1. Sinar bindu.
2. Sinar rantai vajra.
3. Sinar layar vajra.
4. Sinar Vajrasattva.
5. Sinar Pancadhyani Buddha.
6. Sinar alam suci Pancadhyani Buddha.
7. Lautan sinar alam suci tak terhingga.

Melatih sampai di sini, hanya meleburkan sinar diri sendiri ke dalam lautan mahacahaya, itulah "pertemuan sinar anak dan induk".

Ini adalah keberhasilan agung Sadhana Kalacakra.

Saya (Mahaguru Lu) duduk di atas Dharmasana tertinggi di tengah-tengah altar mandala Kalacakra.

Seketika, seketika, memasuki samadhi samaya.

Kalacakra bertanya, "Apa tujuan Mahaguru Lu datang ke Jakarta mengadakan upacara Rantai Vajra?"

Saya menjawab, "Mempertimbangkan."

Kalacakra bertanya, "Mempertimbangkan apa?"

Saya menjawab, "Mempertimbangkan gempa bumi."

Kalacakra bertanya, "Sebelumnya gempa bumi berkekuatan 8,6 SR, tsunami melanda, korban tewas dan cedera tidak terhitung. Kali ini sama-sama gempa bumi berkekuatan 8,6 SR, dengan adanya pertimbangan dari Anda, tidak ada tsunami, korban tewas dan cedera nol, benarkah demikian?"

Saya menjawab, "Memang itulah tujuan saya."

Kalacakra terbahak;

Liansheng memasuki corak/laksana.
Telah mengalami gangguan.
Dharmaraja mempertunjukkan ilmu.
Mengabaikan kewajiban sendiri.
Hari ini Kalacakra berseru pada Anda.
Demi urusan orang lain menumbuhkan kegelapan batin pula.

(Mahaguru Lu menunjukkan bahwa gempa bumi berkekuatan 8,6 SR di Indonesia, tadinya bukan urusan saya, tsunami tadinya bukan urusan saya, ada korban tewas atau tidak, tadinya bukan urusan saya. Namun, saya malah sebelum gempa bumi, datang mengadakan Upacara Kalacakra, bukankah saya terlalu mengurusi urusan orang lain dan mengabaikan kewajiban sendiri, benar-benar menumbuhkan kegelapan batin!)

Kalacakra bertanya, "Gempa bumi berkekuatan 8,6 SR kali ini, tanpa tsunami, tanpa korban tewas dan cedera, apakah itu jasa Anda?"

Saya menjawab, "Saya datang memenuhi janji hanya berbekal seekor kuda dan sebatang tombak saja."

Kalacakra bertanya, "Benarkah Anda yang membuyarkannya?"

Saya menjawab, "Saya baru membentangkan busur dan panah ketika pencuri telah pergi."

Kalacakra bertanya, "Bagaimana dengan gempa bumi?"

Saya menjawab, "Hitam kelam." (Ada makna mendalam)

Kalacakra bertanya, "Bagaimana pasca gempa bumi?"

Saya menjawab, "Air dan tanah." (Ada makna mendalam)

(Mahaguru Lu pada 25 Maret 2012 mengadakan upacara, gempa bumi besar terjadi pada 11 April 2012. 8,6 SR, tanpa tsunami, tanpa korban cedera maupun tewas. Merupakan keberuntungan besar)

Tidak ada komentar: