Taois Maoshan

Teringat suatu kali, saya diundang ke Vancouver, Canada untuk menggelar upacara, berlokasi di aula University of British Columbia, upacara kali itu sangat spektakuler, maksud saya sangat "istimewa".

Karena, ada seorang Taois Maoshan, karena iri dengan nama besar saya, memanah Mahaguru Lu dengan 3 anak panah.

Selama upacara berlangsung, diawali dengan segumpal hawa kelabu yang memenuhi tempat upacara, namun, dihadang di luar pintu oleh tembok Vajra saya.

Saya sempat perhatikan, namun, tidak hiraukan.

Selanjutnya: terdengar bunyi "xiu", sebatang anak panah hitam, memanah ke muka saya, saya mengubah tangan saya menjadi perisai Kalachakra, saya hanya menjapa mantra Kalachakra, "Om. Ha. Kamala. Walaya. Suoha."

Begitu anak panah mengenai perisai, "Kacha" patah.

Terdengar bunyi "Xiu", datang lagi anak panah hitam yang kedua, memanah ke jantung saya, saya tetap menggunakan "perisai" mematahkan anak panahnya.

Terdengar bunyi "Xiu", datang lagi anak panah hitam yang ketiga, memanah ke bagian bawah saya, saya tetap menggunakan "perisai" mematahkan anak panahnya.

Kali ini, jika saya tidak mengerti sadhana "perisai" Kalachakra, saya kuatir akan jatuh dari atas Dharmasana, bahkan bisa saja meninggal dunia.

Saat ini, saya juga tidak perlu sungkan lagi, saya japa, "Tian Yuan Di Fang, Lv Ling Jiu Zhang, Wu Jin Chi Zhou, She Zhu Dui Fang. Sheng Bing Shen Jiang Huo Shu Ji Ji Ru Lv Ling."

Tangan saya membentuk Mudra Penarik Roh.

Roh itu terombang-ambing, seorang Taois Maoshan, ditarik oleh saya, saya menggunakan sebuah gelas dan menutupnya, ditambah segel.

Saya langsung mengumumkan kejadian ini di tempat: Taois ini memiliki sebuah kuil di sebelah tenggara.

Wajah Si Taois.

Umur Si Taois.

Saat ini, ada seorang umat, menggunakan kamera, memotret gelas, tak disangka di atas penutup gelas ada segumpal hawa kelabu.

Para umat kaget.

*

Setelah kejadian ini, Acarya Tige Chiu memeriksa kejadian ini, tak disangka ada sebuah kuil di posisi tersebut.

Ada Taois yang umur dan wajahnya hampir sama.

Taois ini sakit berhari-hari.

Berikut kronologis kejadiannya, ada beberapa umat ditarik oleh Taois dengan ritual untuk dimanfaatkan, membuat mereka menjadi linglung. Saya membabarkan Dharma di Vancouver, umat juga datang mengikuti upacara, Taois Maoshan tidak senang, sehingga membuat altar dan memanah saya dengan anak panah. Alhasil ketiga anak panah ini hilang, ia sakit selama beberapa hari, hingga saya mengembalikannya, namun, ia sudah kehilangan energi vital dalam jumlah besar!

*

Acarya Tige Chiu berkata, "Tepat sekali!"

Acarya Chiu mengejar saya, meminta saya mewariskannya "Ilmu Mematahkan Anak Panah". Sebenarnya bukan "Ilmu Mematahkan Anak Panah", melainkan "Sadhana Perisai" Kalachakra.

*

Saya berkata, di dunia ini, ada jalan putih, ada jalan hitam, gambar Taiji Taoisme, separuh putih, separuh hitam, masing-masing separuh, besarnya sama.

Buddhisme mengatakan "karma putih" "karma hitam".

Taoisme menyebutnya "satu Yang" "satu Yin".

Putih melambangkan Yang, hitam melambangkan Yin, kekuatan Yang dan kekuatan Yin itu sama.

Ibarat matahari, ia memiliki api yang paling Yang, dipancarkan keluar, menerangi seluruh bumi.

Namun, juga memiliki lubang hitam yang paling Yin, mengisap ke dalam hingga intisari Yin, dengan demikian, matahari baru bisa eksis selamanya.

Dewa Pencipta Agama Hindu Mahabrahma, melambangkan paling Yang.

Dewa Perusak Agama Hindu Dewa Shiva, melambangkan paling Yin.

Sedangkan melatih Tao adalah, "Menyadari putih dan menjaga hitam".

Tidak ada komentar: