Apakah Saya Orang Gila?

Sebenarnya, saya seakan-akan sedikit gila, namun, tidak sampai tahap masuk ke rumah sakit jiwa.

Alasan gila adalah:

Berteman dengan setan.
Berteman dengan dewa.
Berteman dengan Bodhisattva.
Berteman dengan Buddha.

Seorang seperti saya ini, tentu saja akan disalahpaham, mendekati gila, karena yang dikurung di rumah sakit jiwa, kurang lebih adalah orang seperti ini.

Ada sebuah cerita lucu sebagai berikut:

Kepala rumah sakit jiwa bertanya pada pasien, "Siapa yang memberitahu Anda bahwa Anda adalah Yesus?"

Pasien menjawab, "Tuhan."

Di samping ada seorang pasien sedang lewat, berkata pada orang yang mengaku dirinya Yesus, "Saya tidak pernah memberitahu Anda bahwa Anda adalah Yesus."

Setelah saya membaca cerita lucu ini, terbahak-bahak ha ha ha.

Oleh karena itu, ada orang mengetahui kondisi saya, menyebut saya orang gila, saya tidak boleh menyalahkan mereka. Karena saya tidak jauh beda dengan orang gila.

Selain dari ini, saya adalah orang normal.

Saatnya tidur, saya pun tidur.

Saatnya bersadhana, saya pun bersadhana.

Saatnya menulis buku, saya pun menulis buku.

Saatnya melukis, saya pun melukis.

Musim panas saya tidak mengenakan pakaian dalam tebal, musim dingin saya tidak mungkin hanya mengenakan kemeja, saat dingin saya pun berbalut syal, saat panas saya pun mengenakan rompi tipis.

Hidup saya normal.

Hal yang melanggar hukum dan melanggar sila, saya tidak lakukan, rutinitias sehari-hari sangat disiplin. Pukul 6 pagi sarapan, pukul 12 makan siang, pukul 6 sore makan malam, sosialisasi dengan sesama manusia, semuanya normal.

Saya berkata: saya juga bukan orang suci, saya juga tidak mulia, saya hanya seorang yang biasa-biasa saja, semuanya sangat alami, alami adalah kebenaran, Laozi berkata, "Tao itu alami."

Saya berasumsi, "Orang suci seharusnya adalah orang terbodoh di dunia ini." (Diri sendiri mengikat diri sendiri)

Saya memahami prinsip I-Ching, "Orang mulia, sesuai dengan moral dari langit dan bumi, sesuai dengan terang dari matahari dan bulan, sesuai dengan urutan 4 waktu, sesuai dengan mujur-malang dewa dan setan."

1. Menjaga moral.
2. Kebersihan perbuatan, ucapan, dan pikiran.
3. Hidup alami.
4. Mengerti prinsip mujur-malang dan bencana-berkah.

Keempat ini sinkron dengan prinsip di dalam I-Ching, saya punya satu kelebihan dibandingkan orang biasa, yaitu berteman dengan setan dan dewa, sehingga saya adalah orang yang mengetahui mujur dan malang.

Banyak sekali teman setan saya, mereka semua adalah sahabat baik saya, dulu, saya pernah tertimpa suatu musibah.

Bahasa setan berkata, "Musibah besar akan tiba."

Saya bertanya, "Apa yang harus saya lakukan?"

Setan menjawab, "Kabur!"

"Bagaimana kabur?"

Setan menjawab, "Pengalihan."

(Membuat orang lain mengira Anda di suatu tempat, padahal Anda berada di tempat lain, ha ha ha)

Teman setan saya membantu saya, teman dewa saya juga membantu saya, supaya saya melewati musibah besar dengan selamat.

Berteman dengan setan, dewa, Bodhisattva, dan Buddha seperti ini, saya bukan membual, siapapun bisa melakukannya. Yao dan Shun adalah manusia, setiap manusia bisa menjadi Yao dan Shun, Buddha Sakyamuni adalah manusia, Anda juga bisa menjadi Buddha Sakyamuni, yang satu ini, saya tidak bohong!

Tidak ada komentar: