Seseorang bertanya lagi pada saya tentang Buddhadharma, "Anda mengatakan bahwa menjalankan kebajikan akan naik ke surga, lalu mengatakan bahwa naik ke surga hanya mementingkan kenikmatan akan kesenangan dan berkah, bila berkah telah habis, maka akan jatuh lagi, bukankah ini berarti menjalankan kebajikan tidak ada artinya?"
Saya menjawab, "Tidak juga, selama sadhaka tidak mengusahakan terlahir di surga, jasa dilimpahkan pada Sukhavatiloka Barat, menyempurnakan buah karma baik, dengan sendirinya sadhaka akan menitis di Sukhavatiloka dan tidak akan mundur lagi, karena tidak akan mundur dan jatuh, dengan sendirinya ada harapan untuk mencapai kebuddhaan."
"Titik beratnya pada pelimpahan jasa?"
"Benar."
Tanya, "Ada yang melimpahkan jasa datang lagi ke dunia untuk menyeberangkan para insan, bolehkah itu?"
Saya menjawab, "Boleh. Karena dunia manusia ada suka dan duka, bahkan duka lebih banyak dari suka, sehingga banyak manusia mengerti melatih diri, itulah yang membuat dunia manusia lebih unggul daripada alam surga. Oleh karena itu, datang lagi ke dunia manusia, juga merupakan cara yang baik untuk melatih diri hingga mencapai pembebasan dan kebuddhaan."
Saya bercerita bahwa pada zaman dulu ada seorang bhiksu yang menekuni samadhi, tak disangka ia digigit ular berbisa, lalu mati keracunan, bhiksu ini belum mencapai keberhasilan, hanya mematuhi sila.
Sehingga ia pun naik ke alam surga, dilayani oleh 500 dewi, bhiksu ini tidak ingin menikmati kesenangan di alam surga.
Lalu bertanya pada dewi, di mana ia boleh melanjutkan melatih diri.
Dewi menjawab, "Satu-satunya cara adalah masuk ke Taman Divasa Bhumi dan menjadi bhiksu."
Akhirnya, si bhiksu meninggalkan kesenangan surgawi, tetap masuk ke "Taman Divasa Bhumi" dan menjadi bhiksu. Ia bukan orang yang puas dengan kesenangan surgawi. Ia belajar Agama Buddha, bukan demi menikmati berkah dalam kehidupan yang akan datang, melainkan untuk mencapai pembebasan dan kebuddhaan sejati.
Saya berharap siswa saya melimpahkan semua jasa yang baik pada Sukhavatiloka Barat, menitis dalam teratai, tidak mundur selamanya, bertemu Buddha dan mengatasi hidup dan mati, kemudian datang lagi ke triloka, bebas leluasa menyelamatkan dan menyeberangkan para insan.
Sadhaka yang dapat menjamin dirinya tidak tersesat di dunia ini, boleh berikrar datang lagi ke dunia manusia, jika tidak, jalan terbaik adalah melimpahkan jasa pada Sukhavatiloka Barat.
Buddhadharma berbeda dengan agama lain karena Buddhadharma mengajarkan manusia untuk tidak puas dengan naik ke alam surga saja.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar