Saat saya
muda, tetangga ada seorang pak tua perokok berat, seorang manula yang
suka merokok, umur sekitar 60 tahun lebih, wajah kurus kerempeng,
berjanggut putih panjang, bicara seperti seorang yang terpelajar.
Ia merokok tidak seperti orang zaman sekarang, merokok dengan menjepit rokok di antara kedua jari, melainkan merokok dengan pipa, di tengah ditaruh tembakau, dinyalakan api dan diisap, saya melihat ia sambil mengisap, sambil menelan, sedap sekali.
Saya bertanya padanya, “Paman! Bukankah merokok itu tidak baik?”
Ia menjawab, “Hidup ibarat sandiwara, merokok juga merupakan permainan!”
Saya bertanya, “Permainan apa?”
Ia tidak menjawab, hanya memberikan isyarat tangan, ia meminta saya melihat mulutnya, hanya terlihat ia membuka mulut dan menyemburkan asap, lidah digerakkan sebentar, asap keluar dari mulut, satu lingkaran demi satu lingkaran asap keluar dari mulut, setiap lingkaran seperti bentuk donat, di tengah kosong, di sekelilingnya adalah gumpalan asap melingkar, dengan kata lain adalah satu demi satu donat, melayang ke atas, lalu hilang.
Ia bertanya pada saya, “Menyenangkan?”
Saya menjawab, “Menyenangkan. Namun, saya pernah lihat, tidak aneh!”
Ia berkata, “Saya ada yang lebih aneh lagi, lihatlah!”
Saat ini, ia menyemburkan asap lagi, pertama dilihat, masih kurang jelas, belakangan dilihat lagi, tak disangka adalah bentuk manusia, ada kepala, ada badan, ada kaki, ada tangan, satu demi satu manusia asap melayang ke atas.
Ini belum pernah saya lihat. Saya merasa menyemburkan asap dapat menyemburkan satu demi satu bentuk manusia, di seluruh angkasa adalah manusia asap, boleh dikatakan sangat aneh, bagaimana ia melakukannya?
Saya tercengang.
Kemudian, ia mempertunjukkan lagi, “Seratus bunga mekar serentak.”
Menyemburkan asap menjadi sebuah garis lurus, sampai paling atas, tiba-tiba keempat sisi meledak, seperti kembang api, diperhatikan lebih seksama, berubah menjadi sekuntum demi sekuntum bunga, benar-benar adalah “bunga”, besar, kecil, terpancar di keempat sisi dan delapan penjuru, oh, Tuhan! Benar-benar adalah “bunga”.
Setiap kuntum bunga bertahan cukup lama, kemudian hilang sekuntum demi sekuntum.
Saya melihat, sangat terperanjat!
Saya berkata, “Saya ingin belajar.”
Ia tertawa, “Anda belajar Buddha saja, belajar yang rajin, belajar yang tekun, lalu mencapai tingkat kesucian.”
(Beliau tahu saya belajar Buddha)
Ia berkata, “Asalkan Anda konsisten dan tidak pernah berhenti, fokus mendalami Buddhadharma, dengan sendirinya akan berhasil!”
Belakangan, saya fokus mendalami Buddhadharma, menemukan ternyata dunia ini adalah:
“Mahamaya”.
“Mayajala”.
Banyak sekali kisah aneh.
Namun, aneh itu juga bukan keanehan, ternyata memang seperti itu. Di dalam penglihatan, pendengaran, perasaan, dan pengetahuan saya, dunia yang saya lihat beda dengan orang lain.
Saya mengumpulkan semua ini menjadi buku, itulah “Kumpulan Kisah Aneh”.
Ini adalah buku saya yang ke-245.
Semoga bermanfaat.
Dharmaraja Liansheng, Sheng-yen Lu
Sheng-yen Lu
17102 NE 40TH CT.
Redmond WA. 98052
U.S.A.
Ia merokok tidak seperti orang zaman sekarang, merokok dengan menjepit rokok di antara kedua jari, melainkan merokok dengan pipa, di tengah ditaruh tembakau, dinyalakan api dan diisap, saya melihat ia sambil mengisap, sambil menelan, sedap sekali.
Saya bertanya padanya, “Paman! Bukankah merokok itu tidak baik?”
Ia menjawab, “Hidup ibarat sandiwara, merokok juga merupakan permainan!”
Saya bertanya, “Permainan apa?”
Ia tidak menjawab, hanya memberikan isyarat tangan, ia meminta saya melihat mulutnya, hanya terlihat ia membuka mulut dan menyemburkan asap, lidah digerakkan sebentar, asap keluar dari mulut, satu lingkaran demi satu lingkaran asap keluar dari mulut, setiap lingkaran seperti bentuk donat, di tengah kosong, di sekelilingnya adalah gumpalan asap melingkar, dengan kata lain adalah satu demi satu donat, melayang ke atas, lalu hilang.
Ia bertanya pada saya, “Menyenangkan?”
Saya menjawab, “Menyenangkan. Namun, saya pernah lihat, tidak aneh!”
Ia berkata, “Saya ada yang lebih aneh lagi, lihatlah!”
Saat ini, ia menyemburkan asap lagi, pertama dilihat, masih kurang jelas, belakangan dilihat lagi, tak disangka adalah bentuk manusia, ada kepala, ada badan, ada kaki, ada tangan, satu demi satu manusia asap melayang ke atas.
Ini belum pernah saya lihat. Saya merasa menyemburkan asap dapat menyemburkan satu demi satu bentuk manusia, di seluruh angkasa adalah manusia asap, boleh dikatakan sangat aneh, bagaimana ia melakukannya?
Saya tercengang.
Kemudian, ia mempertunjukkan lagi, “Seratus bunga mekar serentak.”
Menyemburkan asap menjadi sebuah garis lurus, sampai paling atas, tiba-tiba keempat sisi meledak, seperti kembang api, diperhatikan lebih seksama, berubah menjadi sekuntum demi sekuntum bunga, benar-benar adalah “bunga”, besar, kecil, terpancar di keempat sisi dan delapan penjuru, oh, Tuhan! Benar-benar adalah “bunga”.
Setiap kuntum bunga bertahan cukup lama, kemudian hilang sekuntum demi sekuntum.
Saya melihat, sangat terperanjat!
Saya berkata, “Saya ingin belajar.”
Ia tertawa, “Anda belajar Buddha saja, belajar yang rajin, belajar yang tekun, lalu mencapai tingkat kesucian.”
(Beliau tahu saya belajar Buddha)
Ia berkata, “Asalkan Anda konsisten dan tidak pernah berhenti, fokus mendalami Buddhadharma, dengan sendirinya akan berhasil!”
Belakangan, saya fokus mendalami Buddhadharma, menemukan ternyata dunia ini adalah:
“Mahamaya”.
“Mayajala”.
Banyak sekali kisah aneh.
Namun, aneh itu juga bukan keanehan, ternyata memang seperti itu. Di dalam penglihatan, pendengaran, perasaan, dan pengetahuan saya, dunia yang saya lihat beda dengan orang lain.
Saya mengumpulkan semua ini menjadi buku, itulah “Kumpulan Kisah Aneh”.
Ini adalah buku saya yang ke-245.
Semoga bermanfaat.
Dharmaraja Liansheng, Sheng-yen Lu
Sheng-yen Lu
17102 NE 40TH CT.
Redmond WA. 98052
U.S.A.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar