Dulu, saya sepuluh tahun bekerja di kemiliteran.
(Saat itu, kuliah 4 tahun di Universitas Geodesi, setelah lulus, mesti 10 tahun mengabdi)
Setelah pensiun, kira-kira umur 34 tahun.
Suatu hari, kebetulan melewati kelenteng Guansheng Dijun, ada medium sedang meramal, saya masuk.
Saya menulis sebuah pertanyaan, “Kelak di mana saya menetap?”
Dewa memberikan petunjuk 3 buah sajak:
Pertama:
西園一片笙簫。
到此猶如新曉。
有海有湖有山。
無奈天邊雲飄。
Kedua:
雅居上好花園。
一去他地終年。
重來卻擁萬眾。
桃李花開在前。
Ketiga:
圖中意態清閒。
看你騎驢若仙。
忙於法務天天。
未來壽算自添。
Ketiga
sajak ini, walaupun ada sedikit rasa kebebasan, juga mengandung makna
spiritual, tetapi kelihatan sibuk sekali, saya pribadi tetap merasa
tidak memberikan jawaban apa-apa?
Belakangan, saya imigrasi ke Seattle, Amerika Serikat, saya buka lagi dan membaca ketiga sajak tua ini.
Tiba-tiba menemukan, setiap huruf pertama dari sajak ini, tak disangka adalah 「西」、「雅」、「圖」(Seattle)
Oh, Tuhan!
Tak disangka adalah Seattle!
Dilihat lagi arti sajak, garis besar hampir sama!
Ada laut, ada danau, ada gunung.
“Seattle memang ada laut, ada danau, ada gunung.”
Sekali pergi ke negara lain berlangsung sepanjang tahun.
“Boleh dikatakan, saya tinggal di Seattle lebih banyak daripada Taiwan, makanya sepanjang tahun.”
Setiap hari sibuk dengan kegiatan Dharma.
“Memang setiap hari sibuk membabarkan Dharma.”
Kembali malah memiliki berlaksa umat.
“Saya
kembali ke Taiwan membabarkan Dharma, setiap Hari Sabtu, di Taiwan Lei
Tsang Temple, ada berlaksa umat mendengarkan Dharma, 5 juta siswa, juga
sinkron dengan kalimat siswa di mana-mana.”
Sadhu! Sadhu!
Segala
sesuatu memang sudah ditakdirkan dari awal, sehingga makhluk halus bisa
meramalkan, walaupun belum bertunas, juga belum kepikiran, namun, selalu
dapat diketahui, ini juga sebuah keajaiban!
Ada orang menggunakan
Ramalan Papan Besi meramalkan nasib saya, ia memberikan 8 kata,
“真佛降世,萬人皈依。” (Buddha sejati turun ke dunia, berlaksa orang bersarana.)
Benar-benar terbukti!
Saya menulis sajak:
Pengunungan terpantul di air danau
Mentari terbenam jauh di kegelapan malam
Musim gugur memantulkan warna merah di separuh gunung
Musim dingin datang salju berterbangan
Ada kesunyian
Ada duduk diam
Ada siswa
Ada kerumunan
Ramalan dewa jelas semua
Melihat saya menunggang kedelai melewai jembatan dewa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar