Pertanyaan Kedua: Siapa Sebenarnya yang Mencapai Pencerahan?

Penanya bertanya, "Menurut Mahaguru, pencerahan itu selalu eksis di mana pun, orang yang mencapai pencerahan, sekali cerah, cerah selamanya, seperti bayangan yang mengikuti badan kita. Kalau begitu, bagaimana kita bisa tahu, guru besar yang mengaku dirinya telah mencapai pencerahan, sebenarnya ia telah mencapai pencerahan atau belum?"

Jawaban saya: saya ceritakan sebuah cerita lucu! Xiaoming melihat-lihat di sebuah toko burung, menemukan label harga seekor beo seharga 30 ribu dolar. Ia sangat penasaran, sehingga bertanya pada pemilik toko burung, "Mengapa beo Anda ini begitu mahal?"

Pemilik toko berkata, "Beo ini sangat pintar, apa saja ia bisa ucapkan."

Begitu Xiaoming mendengarnya, ia gembira sekali, ia benar-benar beli.

Malam hari sepulang ke rumah, Xiaoming sangat senang, ingin mencobai apakah beo ini benar-benar pintar?

Xiaoming berkata, "Saya bisa berjalan."

Beo berkata, "Saya juga bisa berjalan."

Xiaoming berkata, "Saya bisa bernyanyi."

Beo berkata, "Saya juga bisa bernyanyi."

Xiaoming berkata, "Saya bisa terbang."

Beo berkata, "Kamu membual!" (Bahasa Taiwan)

Sehabis baca cerita lucu ini, saya terbahak-bahak, "Kamu membual!" dalam bahasa Taiwan!"

Sadhaka agung dari banyak zaman, seperti Supreme Master, Guru Besar, Guru Zen, Buddha Hidup, Rinpoche, Dharmaraja, dan lain-lain, secara sengaja maupun tidak disengaja, semua mengaku telah mencapai pencerahan.

Bahkan ada yang mengaku "Perkumpulan Pencerahan Sejati", tidak hanya guru saja, bahkan murid-murid pun mengaku telah mencapai pencerahan.

Selain itu, Supreme Master Ching Hai, tentu saja juga mengaku telah mencapai pencerahan, ia memiliki buku berjudul "Pencerahan Seketika".

Baiklah! Siapa sebenarnya yang mencapai pencerahan?

Saya tunjukkan sebuah kalimat di dalam Samdhinirmocana-sūtra, menyebutkan, "諸法圓成實相,亦名勝義無自性性,何以故,一切諸法無我性,名為勝義,亦得名為無自性性,是一切法勝義諦故,無自性性之所顯故,由此因緣,名為勝義無自性性。"

Di dalamnya ada satu kalimat yang sangat penting, "Semua Dharma bersifat anatman."

Marilah kita lihat 3 corak Dharma: anitya, anatman, parinirvana.

"Semua Dharma bersifat anatman" sinkron dengan "Samdhinirmocana-sūtra", terakhir memasuki "Parinirvana".

Vajracchedikā-prājñāpāramitā-sūtra: tiada wujud aku. Tiada wujud insan. (Ruang) tiada wujud manusia. Tiada wujud kehidupan. (waktu)

Saya berkata, "Dari anatman memasuki tiada kelahiran, dari tiada kelahiran, masuk lagi jadi apa?" (Saya sudah memaparkan rahasia tertinggi dari pencerahan!)

Orang yang mencapai pencerahan memiliki 2 gejala utama:

1. Sebesar apapun perubahan dari lingkungan sekitarnya, orang yang mencapai pencerahan ini, "tidak goyah".

2. Baik satu pikiran, seratus pikiran, seribu pikiran, selaksa pikiran, orang yang mencapai pencerahan ini, "sepenuh hati tidak galau".

Saya pribadi beranggapan seperti ini, mencerahi "sunya", mencerahi "sunyata", mencerahi "membedakan sifat sunya", maka memiliki dua gejala utama di atas.

Membuktikan secara nyata siapa orang yang benar-benar mencapai pencerahan? Yang sesuai berarti mencapai pencerahan, yang tidak sesuai berarti tidak mencapai pencerahan.

Aliran Agama Buddha zaman sekarang, bersaing popularitas siapa paling besar, umat siapa paling banyak, vihara siapa paling besar, uang siapa paling banyak, sekolah, rumah sakit, stasiun televisi siapa paling banyak, kegiatan sosial siapa yang paling banyak, dan lain sebagainya. Sebenarnya semua ini hanya lahiriah saja, semua tidak mampu membuktikan siapa yang mencapai pencerahan!

Yang benar-benar dapat membuktikan adalah "tidak goyah." "sepenuh hati tidak galau", "Penekun Dao tanpa penyertaan hati".

Saya berkata, "Jika tidak demikian. Anda mengaku telah mencapai pencerahan, menurut saya, Anda membual! "

Tidak ada komentar: