Pengamatan Terhadap Agama Buddha Masa Kini

Pada kebaktian sabtu tanggal 15 Mei 2008 di Ling Shen Ching Tze Temple, saya pribadi mengajukan pengamatan saya terhadap Agama Buddha masa kini, berikut pengamatan dan pendapat saya:

Saya berkata, "Agama Buddha karena perubahan struktur masyarakat, organisasi Agama Buddha masa kini perlahan-lahan telah berubah menjadi keawaman (duniawi)."

Misalnya:

Kemunculan vihara besar sebagai objek wisata.

Kemunculan organisasi sosial.

Kemunculan rumah sakit besar Agama Buddha.

Kemunculan universitas Agama Buddha.

Kemunculan stasiun televisi besar Agama Buddha.

........

Organisasi Agama Buddha masa kini perlahan-lahan telah berubah bentuk, berubah menjadi bisnis, usaha, manajemen, media, publikasi, pendidikan, pengobatan, sosial, wisata, uang, badan keuangan......

Namun, karena kehadiran zaman e, Agama Buddha harus mengikuti zaman. Bila organisasi Agama Buddha ingin menguatkan diri sendiri dan diakui oleh masyarakat luas, Agama Buddha harus terjun ke dalam "masyarakat", terjun ke dalam "duniawi", berbaur dengan "umat manusia", slogan yang dinyatakan oleh Agama Buddha adalah "Agama Buddha Dunia", memang dianggap "manusiawi".

Menurut saya, hasil dari "duniawi" ini membuat organisasi Agama Buddha sudah kuat.

Organisasi Agama Buddha menggerakkan seluruh masyarakat, pengaruh dari organisasi agama makin lama makin besar, kekuatan untuk menggempur politik, masyarakat, ekonomi, dan peradaban hampir sangat kuat.

Saya pribadi berasumsi bahwa Agama Buddha memasuki dunia "awam" adalah arus masyarakat, lumrah.

Sebab, duniawi baru dapat menyeberangkan insan banyak!

*

Marilah kita kilas balik Agama Buddha primitif zaman Buddha Sakyamuni:

Sang Buddha memang memiliki perkumpulan Sangha.

Namun,

Sang Buddha mementingkan ceramah Dharma.

Mementingkan penekunan Dhyana pada masing-masing individu di dalam goa.

Mementingkan pemahaman hati dan penyaksian Buddhata pada masing-masing individu.

Mementingkan pencerahan pada masing-masing individu.

Varsa (penyepian akhir musim panas).

Mengasosiasikan manusia sebagai "rumah berapi", mengimbau kepada seluruh "sadhaka" untuk memiliki "niat meninggalkan keduniawian".

Bahkan, kita sendiri tidak cukup hanya memiliki "niat meninggalkan keduniawian", juga harus menyeberangkan para insan "meninggalkan" rumah berapi dari dunia ini.

(Inilah Bodhicitta menyelamatkan para insan)

Sang Buddha mementingkan pandangan yang benar dari "Madhyamika", dengan kata lain "segala Dharma yang berkondisi, bagaikan mimpi dan bayangan gelembung, bagaikan kabut juga bagaikan kilat, begitulah seharusnya kita memandangnya."

(Inilah pandangan yang benar dari Madhyamika menurut Sang Buddha)

Saya pribadi berpendapat bahwa ajaran Sang Buddha pada zaman itu adalah "non duniawi", baik "niat meninggalkan keduniawian", "Bodhicitta", maupun "Madhyamika", semuanya adalah non duniawi.

"Kebijaksanaan" (Buddha-prajna) dari Sang Buddha adalah pandangan yang benar dari prajna, merupakan perpaduan antara kemudahan (welas asih) dan prajna (kebijaksanaan), tidak hanya mementingkan "ada", juga mementingkan "sunya".

Sebab, "non duniawi" barulah dapat mencapai "buah pencerahan"!

*

Pendapat saya pribadi adalah Zhenfo Zong harus mementingkan "duniawi" dan "non duniawi".

Perpaduan antara keduanya barulah disebut kebenaran sejati!

Tidak ada komentar: