Saya telah menyaksikan adegan yang paling menakutkan di neraka.
Seorang penjahat yang dibekuk petugas neraka dipaksa menelan bola besi yang membara. Bola besi yang sudah membara itu masuk melalui mulut, rongga kerongkongan, lambung, terus turun ke usus. Terdengar bunyi, "Ze....ze....." dan menghanguskan setiap bagian tubuh yang dilalui besi pijar itu.
Penjahat itu menjerit kesakitan, lalu mati!
Seorang penjahat yang lain juga dibekuk petugas neraka dan dipaksa meneguk cairan besi yang memijar. Cairan besi itu masuk melalui mulut, rongga kerongkongan, lambung, terus turun ke usus. Setiap bagian tubuh yang dilalui cairan itu langsung lumer dan menjadi abu.
Penjahat yang satu ini belum sempat menjerit pun sudah mati.
Saya terperanjat menyaksikan adegan ini.
Saya bertanya pada Raja Yama, "Apa sebabnya?"
Raja Yama menjawab, "Inilah akibat dari aksi manipulasi atas dana vihara, dana cetiya, dana pratima Buddha, dan dana persembahan untuk Buddha."
"Nama dosanya?"
"Menggadaikan Tahthagata."
* * *
Setahu saya, banyak sekali kasus umat Buddha yang "menggadaikan Tathagata", antara lain:
- Secara ilegal, vihara dijadikan milik pribadi. Milik umum dijadikan milik pribadi, ini namanya menggadaikan Tathagata.
- Secara diam-diam aset cetiya dibalik nama menjadi aset milik pribadi, ini namanya menggadaikan Tathagata.
- Dengan alasan menggalang dana untuk pembuatan pratima Buddha, lalu satu pratima dicarikan banyak donatur yang kelebihan dananya dimasukkan dalam saku pribadi, ini namanya menggadaikan Tathagata.
- Dana tempat ibadah tidak dipergunakan untuk Dharmabakti malah dibawa kabur, ini namanya menggadaikan Tathagata.
- Dengan mengatasnamakan Buddha lalu menggalang dana padahal masuk kocek pribadi. Modus manipulasi atas nama Buddha ini namanya menggadaikan Tathagata.
- Dengan alasan menggalang dana untuk bakti sosial padahal dimasukkan ke rekening sendiri. Modus manipulasi atas nama welas asih ini namanya menggadaikan Tathagata.
- Dengan alasan berdana bakti untuk Mahaguru lalu dananya dibawa kabur, ini namanya menggadaikan Tathagata, dan sebagainya.
* * *
Saya sebut "umat Agama Buddha" sungguh telah memberi muka pada mereka. Padahal mereka lebih pantas disebut "oknum Agama Buddha" yang kerjaannya semata-mata menggadaikan Tathagata. Orang 'parasit' semacam ini banyak sekali, sudah bukan hal aneh lagi. Mereka melakukan aksi manipulasi dengan tameng 'Tathagata', sungguh menyedihkan!
Hatiku sedih menyaksikan umat Zhenfo Zong yang kukenal terjerumus ke alam neraka dan dihukum telan bola besi dan teguk cairan besi. (umat ini menggerogoti dana persembahan hasil upacara ritual)
Saya bertanya pada Raja Yama, "Bolehkah saya menolong umat ini?"
Raja Yama menjawab, "Orang seperti dia tidak perlu Anda tolong. Orang yang menelan bola besi dan meneguk cairan besi, walaupun tertolong, ia sudah seperti memperoleh pelita dalam kehidupan."
Saya paham, lalu bertanya, "Ke manakah ia akan bereinkarnasi?"
"Ia akan menebus dosanya dengan wujud berbulu dan bertanduk."
Saya turut prihatin.
* * *
Pertanyaanku untuk sidang pembaca:
Mengapa telan bola besi dan teguk carian besi dikatakan seperti memperoleh pelita dalam keredupan? Alam manakah yang dimaksud dengan 'wujud berbulu dan bertanduk'?
Kedua pertanyaanku ini tidak sulit, kiranya Anda paham dan mampu menjawabnya.
Satu pertanyaan lagi, mengapa umat Agama Buddha masih berbondong-bondong ingin menelan bola besi dan meneguk cairan besi?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar