"PADMAKUMARA" BENAR-BENAR ADA

Seorang siswa bermarga Dong dari Chicago, setelah ia bersarana, ia rutin melayangkan surat.

Siswa bermarga Dong ini seorang ilmuwan, mengutamakan "bukti", yang keluar dari mulutnya adalah kepercayaan rasional yang "praktis dan realistis", dan bukan kepercayaan yang membuta.

Inti pertanyaan siswa Dong adalah:

"Mahaguru Lu, apakah Padmakumara benar-benar ada? Apakah alam suci Padmakumara benar-benar ada? Yang saya mau adalah bukti, bukan melihat lewat mimpi atau samadhi, mohon Mahaguru membantu saya mengatasi kebingungan saya, supaya kepercayaan rasional saya meningkat, bukan kepercayaan yang membuta."

*

Sesungguhnya, Agama Buddha itu sendiri "rasional".

Sang Buddha bersabda:

"Para bhiksu dan para kalyana-mitra, kita harus menempah, memotong, dan membedakan Buddhadharma sama seperti menempah, memotong, dan membedakan emas murni." (Kitab Sutra Vinaya)

Maitreya Bodhisattva bersabda:

"Hanya orang yang pintar membedakan dengan akal sehatlah tidak akan gentar pada gangguan mara." (Sastra Prajna Prabha)

"Orang yang bodoh, bersarana berdasarkan kepercayaan; orang yang bijaksana, bersarana berdasarkan akal sehat." (Sastra Prajna Prabha)

"Jika tidak mempelajari dan memahami panca-vidya, Mahabodhisattva juga sulit mencapai Anuttarasamyaksambodhi." (Mahayana Sutralamkara)

Buddhadharma menjelaskan:

"Sruta" (mendengarkan) -- belajar semua Sutra dan Sastra.

"Cinta" (merenungkan) -- mengaplikasikan kebijaksanaan dalam hal menganalisa dan membedakan.

"Bhavana" (melatih) -- menjalankan bhavana guna mencapai dan membuktikan sendiri.

*

Ketika saya berusia 25-26 tahun, karena "Yaochi Jinmu" membuka mata batin saya sehingga saya melihat sendiri "Padmakumara".

Mencapai sendiri siddhi "Alam Suci Padmakumara".

Saya bukan bermimpi, melainkan benar-benar menyaksikan lewat "mata batin", seharusnya termasuk "pengamatan dalam samadhi".

Saat itu, saya tidak memprediksikan, bukan ciptaan kesadaran, melainkan benar-benar:

"Mendengar".

"Melihat".

Tentu saja, perihal saya melihat sendiri "Padmakumara", saya mencapai sendiri "siddhi alam suci Padmakumara" sudah tidak perlu diragukan lagi. Hingga hari ini, saya telah berusia 63 tahun, saya berkata jujur, saya ini orang jujur, bukan pendusta, bukan pembual, memang benar-benar ada.

*

Pada November 1997, Dunhuang Academy China menerbitkan sebuah buku berjudul "Dunhuang Caisson Provisional Goods", editor buku ini adalah:

Duan Wen-jie.

Li Kai.

Diterbitkan oleh "Penerbitan Shanxi".

Buku ini berisikan tentang gua dalam Agama Buddha, "Gua Seribu Buddha" di Dunhuang, di dalam gua Agama Buddha ini, seluruhnya adalah para makhluk suci di dalam Agama Buddha.

Salah satunya "Padmakumara" dari Dinasti Sui berada di dalam di Gua Dunhuang (Goa ke-314), semuanya muncul ke permukaan.

Dengan kata lain, di dalam Goa ke-314, semuanya adalah "Padmakumara".

Disalin oleh:

Li Cheng-xian.

Feng Zhong-nian.

Kita tiba-tiba menemukan bahwa di dalam Goa Dunhung ke-314, semuanya adalah pahatan "Padmakumara", satu demi satu "Padmakumara", bahkan ada mandala "Padmakumara".

"Padmakumara" memang benar-benar ada.

Kita ada "bukti" baru lagi.

Tidak ada komentar: