"BERTAPA" MEMANG BERMANFAAT

Suatu ketika usai kebaktian, seorang siswa bermarga Zeng mengajukan sebuah pertanyaan, pertanyaannya adalah:

"Mahaguru Lu pernah bertapa 3 tahun di loteng Ling Xian, "Ballard", Seattle. Dan, akhir-akhir ini, juga telah bertapa selama 6 tahun di "Tahiti" dan daerah-daerah lainnya, selama 3 dan 6 tahun ini, Mahaguru Lu putus hubungan dengan dunia luar, juga tidak bertemu dengan para siswa."

"Selama 9 tahun Mahaguru Lu bertapa, Mahaguru Lu tidak membabarkan Dharma dan tidak menyeberangkan para insan, Zhenfo Zong seakan-akan tidak maju lagi, lantas apa manfaatnya buat Zhenfo Zong?"

"Menurut kami, Mahaguru Lu seharusnya jangan bertapa, jangan bertapa lagi, jangan memasuki nirvana, selamanya memutar Dharmacakra, dengan demikian, Zhenfo Zong baru dapat terbang melangit."

*

Pertanyaan ini sulit sekali saya jawab, namun begitu saya renungkan sejenak, berikut adalah jawaban saya:

Bertapa itu bermanfaat.

Selama bertapa, seorang sadhaka telah mempertahankan ketenangan tertinggi baik lahir maupun batin.

Dengan demikian, perhatian akan terpusat, lebih bisa menahan diri, dan pikiran pun tidak akan lengah.

"Kebersihan perbuatan" -- putus hubungan dengan dunia luar.

"Kebersihan ucapan" -- jarang bicara, bahkan tidak bicara sama sekali.

"Kebersihan pikiran" -- pikiran tenang, bagai air yang tenang, segalanya tenang.

Di bawah kondisi demikian, seseorang tidak akan memikirkan apa yang telah berlalu, apa yang terjadi sekarang, dan apa yang akan terjadi di masa depan.

Segalanya hening.

Samadhi demikian, dari Dhyana pertama dapat naik hingga Dhyana keempat, dari Dhyana keempat kembali lagi ke Dhyana pertama.

Kebijaksanaan prajna pun tersingkap, "bertapa" adalah untuk melangkah lebih jauh lagi.

Selama bertapa, saya dapat melihat dengan jelas:

Pandangan awam, pandangan sesat, pandangan duniawi, pandangan umum, pandangan picik, prasangka, pandangan salah, pandangan ego.

Selama bertapa, saya:

Memahami hati dan menemukan Buddhata.

Buddhata dan Thathata.

Semua kebijaksanaan sejati dari pandangan sejati dan pencerahan sejati, satu per satu keaslian muncul ke permukaan. Dengan demikian kekuatan kebijaksanaan baru muncul untuk menghancurkan rintangan dan menghentikan kebingungan, dengan demikian seseorang baru dapat mencapai kebebasan tertinggi, anuttarabodhi.

*

Jika "Zhenfo Zong" tidak maju atau terbang melangit, disebabkan karena saya bertapa atau tidak, maka itu memang kesalahan saya!

Yang mau saya tekankan adalah:

Zhenfo Zong tidak boleh karena saya ada, ia baru ada.

Zhenfo Zong tidak boleh karena saya mati, ia pun mati.

Zhenfo Zong bukan milik saya.

Saya bukan Zhenfo Zong.

"Zhenfo Zong" adalah sebuah organisasi yang terbentuk dari gabungan jodoh karma kita semua, ia adalah organisasi yang bertujuan melatih diri dan bersadhana. Yang menyebabkan Zhenfo Zong tidak maju ataupun melangit adalah tanggungjawab kita semua umat se-Dharma, jangan hanya bergantung pada diri saya seorang saja.

Misalnya:

Agama Buddha dirintis oleh Sakyamuni Buddha, namun jangan karena Sakyamuni Buddha telah memasuki nirvana, Agama Buddha pun punah.

Kita bersarana pada Buddha, Dharma, dan Sangha.

Berguru pada "Sila".

Berguru pada "Dharma".

Kelak, setelah saya memasuki nirvana, para siswa mulia harus terus membabarkan "Zhenfo Zong", jangan karena saya bertapa, "Zhenfo Zong" pun tidak maju lagi sama sekali.

Tidak ada komentar: