Menyaksikan Wajah Asli

Ada seorang gadis muda yang pertama kali datang ke Taiwan Lei Tsang Temple mengikuti upacara homa, saat melihat Mahaguru Lu berjalan naik ke atas Dharmasana, tak disangka air mata berderai dengan sendirinya.
Air mata berderai tanpa henti, sepenuhnya tidak dapat dihentikan, orang di sebelah bertanya padanya, “Apakah ada kejadian yang menyedihkan?”
Ia menjawab, “Menangis haru!”
“Apakah dapat dihentikan?”
Ia menjawab, “Sama sekali tidak dapat dikendalikan, air mata berderai tanpa henti, saya adalah seorang yang tidak mudah meneteskan air mata, hari ini tidak tahu mengapa bisa demikian?”
*
Selanjutnya, ia melihat Mahaguru Lu di atas Dharmasana, tiba-tiba menghilang, sepertinya tiba-tiba menghilang.
Di atas Dharmasana muncul cahaya putih yang sangat terang, ia menggambarkan, cahaya terang benderang, ribuan berkas energi positif, tetap tidak dapat menggambarkan terang tersebut, sungguh sangat agung, sungguh luar biasa!
Setelah melihat cahaya putih yang sangat terang, di atas Dharmasana berubah lagi, ada sesosok Buddha muncul di tengah cahaya putih.
Ia berkata:
Wujud sesosok Buddha.
Ada daging yang menonjol di kepala Sang Buddha.
Ada cahaya putih yang sangat terang di antara kedua alis.
Ada cahaya hati di ulu hati.
Kedua tangan membentuk mudra Samadhi.
Kaki bersila padma.
Ia berkata, “Tidak pernah melihat Buddha yang sebenarnya, kali ini melihat sangat jelas, ternyata Mahaguru Lu adalah Buddha yang sebenarnya, tiada beda, sungguh luar biasa!”
*
Telinganya, mendengar sebuah suara, “Segera bernamaskara pada Buddha! Segera bernamaskara pada Buddha! Segera bernamaskara pada Buddha!”
Tubuhnya, bergerak dengan sendirinya, semua di luar kendalinya, ia menuju koridor, dengan cepat berjalan ke depan Dharmasana, kedua tangan langsung beranjali dan bernamaskara.
Namaskara pertama, namaskara kedua, namaskara ketiga, namaskara keempat, namaskara kelima…
Di saat bersamaan, air mata membasahi wajah.
Sekujur tubuh gemetaran.
Orang di samping menghampiri dan memapahnya, bermaksud memapahnya kembali ke tempat duduknya.
Ia berkata, “Saya telah melihat Buddha! Saya telah melihat Buddha! Saya telah melihat Buddha!”
Semua umat tertegun.
Ia berkata, “Inilah wajah asli.”
*
Siswa mulia yang terkasih:
Seorang yang tercerahkan sama seperti seorang Buddha sejati.
Seperti cahaya obor yang terang, dapat menerangi kegelapan diri sendiri selama berkalpa-kalpa.
Terang demikian berasal dari hakikat hati sendiri, dapat menyingkirkan kegelapan batin, sifat dan kebiasaan buruk, kerisauan, karma buruk, dan semua rintangan selama berkalpa-kalpa.
Saat ini:
Mencerahi Dharmadhatu.
Tiada kelahiran dan tiada inti sejati.
Peleburan antara terang dan sunyata.
Manusia tanpa inti sejati.
Dharma tanpa inti sejati.
Ketika Mahaguru Lu menetap di dalam sifat pencerahan yang tak tercela dan luas tak bertepi.
Diri sendiri telah hilang!
Cahaya terang benderang!
Wajah asli adalah sesosok Buddha!
Gadis muda yang berjodoh, ia pertama kali datang saja sudah menyaksikan wajah asli dari Mahaguru Lu.

Tidak ada komentar: