Seorang siswa menanyakan saya tentang konsep dan pandangan terhadap "uang", sambil terbahak-bahak, saya berkata, "Uang hanya sebuah bilangan, 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0, ditambah 00000, seperti itulah uang."
Siswa bertanya, "Apakah uang berguna?"
Saya menjawab, "Sangat berguna."
Saya jawab lagi, "Sangat tidak berguna."
Saya berkata, "Tergantung bagaimana Anda menggunakannya! Paling berguna, juga paling tidak berguna."
Siswa bertanya, "Apa hubungan antara uang dengan kebenaran tertinggi dari Buddhadharma?"
Saya menjawab, "Di dunia manusia, uang sangat kuat, ke atas hingga presiden, ke bawah hingga rakyat jelata, semua orang menyukainya. Namun, sama sekali tidak ada hubungannya dengan Tathata alias kebenaran tertinggi!"
Itu sebabnya, saya pernah melihat banyak orang kaya dan berkuasa, triliunan, ratusan juta..... Di bawah kebenaran tertinggi dari Buddhadharma, orang kaya dan berkuasa adalah:
"Orang miskin."
"Orang bodoh."
"Orang malang."
"Orang yang patut dikasihani."
*
Terus terang saya katakan:
Selama sadhaka tidak sampai hidup kekurangan, tidak ada yang dikuatirkan dalam kehidupan, sadhaka sudah seharusnya merasa sangat puas.
Orang yang serakah, selamanya tidak akan puas, setelah banyak mau lebih banyak lagi, ia akan membuat sebagian orang semakin serakah, dan bisa membuat lebih banyak orang semakin miskin.
"Kekayaan Merata" hanya idealis.
Faktanya, yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.
Inilah fenomena alami di dunia manusia.
Sebagai sadhaka, kita jangan meragang pada orang kaya dan berkuasa, kita hanya berharap mereka memiliki "cinta kasih", "welas asih", dan "keadilan".
Menggunakan "uang" dalam aspek "Dharmabakti" dan "amal".
Yang memiliki kebajikan, kita puji.
Yang terlalu serakah, kita prihatin.
*
Y.M. Liao Ming berkata, "Anda keluar membabarkan Dharma, biarkan orang lain menyumbang secara sukarela dalam segala hal, jangan buka mulut meminta uang pada orang lain, juga jangan punya perselisihan dengan orang lain dalam hal uang. Anda akan memiliki apa yang seharusnya Anda miliki, Anda jangan memaksa apa yang seharusnya tidak Anda miliki."
Saya mematuhi perintah dari guru saya.
Demikianlah.
Ada sebagian sadhaka, khusus memusatkan perhatian dalam aspek "uang" dharma duniawi, melipatgandakan uang dengan "uang" dharma duniawi, menggunakan bentuk usaha duniawi untuk menimbun uang, membangun vihara yang mentereng, namun, tidak mengerti membabarkan Saddharma Bodhi Triyana sejati.
Vihara ini hanya cocok dijadikan tempat wisata.
Uang yang dihabiskan hanya berupa bilangan saja.
Sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan Buddhadharma!
*
Saya berkata:
Bagi dunia manusia, uang paling berguna.
Bagi Tathata, uang paling tidak berguna.
Uang tidak dapat membuat sadhaka menghentikan "kegelapan batin tanpa awal", tidak dapat menghentikan "kegelapan batin seketika", tidak dapat menghentikan "semua kerisauan", tidak dapat menghentikan "semua sifat buruk", tidak dapat mencapai "tingkat pembebasan", tidak dapat memperoleh "Nirvana terdalam", tidak dapat mencapai "semua jenis kebijaksanaan", tidak dapat mencapai "Tathata Bodhi".
Serakah pada "uang", apapun tidak bisa.
Makanya saya berkata:
Yang penting tidak hidup kekurangan. Pangan, sandang, papan, transportasi. Datang secara alami dan tidak mengharapkan apa-apa.
"Uang" hanya sebuah bilangan 00000000 dengan bertambahnya angka 0 yang lebih banyak lagi!
Uang Hanya Sebuah Bilangan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar