Topan "Fengshen"



Tanggal 3 Mei 2008, di "Stadium Linkou" Taoyuan, Taiwan, saya menyelenggarakan Upacara Akbar Kalachakra yang dihadiri 30 ribu orang.

Pada pertengahan Juni 2008, di Filipina terbentuk sebuah topan besar, diberi nama "Fengshen" (Dewa Angin).

Menurut laporan BMG, kekuatan Topan Fengshen ini perlahan-lahan dari kecil, sedang, kemudian besar. Rutenya dari Pulau "Luzon" dan bertiup ke Selat Taiwan. Bagian barat Taiwan, dari selatan hingga ke utara akan berada dalam radius badai.

..............

Saya mendengar seseorang berkata, "Topan Fengshen tidak memberi muka pada Mahaguru Lu, baru berselang 1 bulan saja, sudah datang topan besar."

"Upacara Kalachakra baru usai, sudah bertiup topan besar, Dharmabala dari upacara sama sekali tidak berfungsi."

"Topan Fengshen sengaja datang membuat kekacauan."

"Fengshen bertiup ke Pulau Luzon, sehingga di Pulau Luzon berjatuhan banyak korban, kondisinya sangat menggenaskan, dan menderita kerugian yang sangat parah."

"Fengshen akan menyelimuti seluruh Taiwan."

*

Saya sedih.

Dharmabala upacara akbar Kalachakra tiada tara, mengapa baru sebulan sudah datang topan besar?

Bagaimana saya mencegah topan sebesar ini? Selamatkan kampung halaman saya.

Saya membaca "Buku Langit".

Di atasnya tertulis kata: "Vayu".

"Tubuh maya" saya keluar, terbang ke arah barat laut sambil menjapa nama "Vayu":

"Fuyefei! Fuyefei" Fuyefei"

Saya bertemu dengan "Dewa Vayu".

Dewa Vayu bertubuh merah hitam, bertubuh tinggi besar, salah satu dari lima surga barat, tangan kanan memegang tongkat, tangan kiri menekan pinggang, chattra/panji berkibar-kibar.

Saya bertanya, "Apakah Topan Fengshen akan menerjang Taiwan?"

Dewa Vayu menjawab, "Ya."

Saya bertanya, "Apakah akan berubah haluan?"

Dewa Vayu menjawab, "Tidak."

Saya berkata, "Kalau begitu, Anda tidak memberi muka pada upacara Mahaguru Lu?"

Dewa Vayu berkata, "Badai petir di dunia ini mengucurkan gunung air dan api, semua bekerja sesuai titah dari Kaisar Langit, jarang sekali dapat dilawan."

Saya berkata, "Saya memiliki titah Sang Buddha, Yaochi Jinmu, dan Tuan Sanshan Jiuhou, apakah ini masih belum bisa?"

Dewa Vayu terkejut sekali begitu mendengarnya. Ia diam-diam memberitahu saya, "Mahaguru Lu cukup sembahyang altar Vayu."

"Sehingga, di sudut barat daya dari mandala, aksara "__", pasang sebuah pelita, kemudian, melakukan ritual, kemudian pelita dipadamkan."

Aneh juga, "Topan Fengshen" keluar dari "Pulau Luzon", berubah menjadi lemah, hilang tanpa bentuk, hanya tinggal siklon tropis, "Topan Fengshen" reda.

Sajak:
Fengshen bagai perempuan garang.
Saya adalah guru dewa dan manusia.
Lekas jalankan perintah.
Membuyarkan bola mata angin.

Tidak ada komentar: