Sila Berzinah yang Ditetapkan Sang Buddha

Buddha Sakyamuni menyadari kehebatan dari hasrat birahi sehingga menetapkan Sila yang tidak boleh dilanggar oleh sadhaka, antara lain:

1. Bukan suami atau istri -- bukan pasangan sah yang telah melewati proses pernikahan.

2. Berniat berzinah -- gemar melakukan perbuatan asusila pada orang yang salah, waktu yang salah, tempat yang salah, dan objek yang salah.

3. Jalur yang salah -- lewat mulut, anus, dan jalur lain.

4. Tindakan untuk memuaskan hasratnya -- mewujudkannya dengan cara memaksa, menggoda, merayu, dan menyesatkan.

Dalam hal ini mencakup manusia dengan hewan, manusia dengan waria, manusia dengan mayat, pria dengan pria, wanita dengan wanita, ....

Dosa dari hasrat birahi tetap ada pada "hati", yang satu ini harus dicamkan baik-baik, ada sebagian bhiksu dan bhiksuni, barangkali karena sakit, atau dalam keadaan tidur nyenyak, atau dipaksa dengan kekerasan, diperkosa oleh pria atau wanita asusila.

Namun, bhiksu atau bhiksuni tersebut tidak menikmatinya, sepenuhnya berada dalam kondisi dipaksa, dalam hal ini, bhiksu atau bhiksuni tidak dianggap melanggar Sila.

Menurut saya pribadi, menyepi dan bertapa di "Danau Daun" membuat hubungan saya dengan dunia luar menjadi terputus, dengan sendirinya jiwa dan raga pun menjadi bersih, jika muncul pikiran birahi, mesti ditaklukkan dengan samadhi (meditasi yang benar), atau menekuni samadhi api tummo, kenikmatan tertinggi dari samadhi api tummo melebihi kenikmatan orang awam, dalam hal ini, Anda tentu tidak akan dianggap melanggar Sila Berzinah.

Jika muncul pikiran birahi pada diri sadhaka biasa dalam bertapa yang kemudian saling merajut menjadi api birahi serta tidak dapat dihentikan, sehingga melakukannya dengan tangan (masturbasi), juga dianggap melanggar Sila, namun, pelanggaran Sila ini boleh disesali, dengan kata lain boleh bertobat.

Dalam aspek ini, saya merasa paling baik menekuni Sekte Tantra, Tantra mengajarkan kita untuk melatih prana, nadi, dan bindu. Prana memasuki nadi tengah, atau menembus nadi tengah. Api tummo, terang, dan nadi angin, semuanya menimbulkan kenikmatan tertinggi. Orang yang memperoleh kenikmatan tertinggi ini, pasti tidak akan menikmati kenikmatan antara pria dan wanita, sebab kenikmatan antara pria dan wanita dapat mencelakai jiwa. Kenikmatan tertinggi dari prana, nadi, dan bindu adalah mahasukha dan terang yang abadi, ibarat menikmati rasa samadhi atau Dharmarasa. Dengan menekuni samadhi api tummo, perzinahan dapat dihentikan.

Dharma Eksoterik menekuni samadhi, Agama Tantra menekuni samadhi api tummo, hebatnya adalah kedua aliran ini mencapai hasil yang sama dengan cara yang berlainan, jika tidak demikian, perzinahan sulit dihindari!

Tidak ada komentar: