Rahasia Terbesar Terletak Pada "Hati Tathagata"

Seseorang pernah bertanya pada saya, "Anda melihat Buddha dan Bodhisattva, namun, saya bingung, sebenarnya apa wujud dari Buddha dan Bodhisattva, seperti bentuk pratima di vihara, seperti wujud manusia, atau hanya seberkas cahaya saja?"

Saya terbahak-bahak, tidak menjawab.

Seseorang pernah bertanya pada saya, "Anda mendengar Buddha dan Bodhisattva bicara pada Anda, namun, saya bingung, sebenarnya bagaimana Buddha dan Bodhisattva bicara pada Anda, apakah memakai Bahasa Hindustan, Bahasa India, Bahasa Pali, Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin, atau Bahasa Taiwan? Saya sungguh tidak mengerti."

Saya terbahak-bahak, tidak menjawab.

Seseorang pernah bertanya pada saya, "Anda mengatakan bahwa Anda tahu Buddha dan Bodhisattva telah datang; Anda tahu Vajra Dharmapala telah datang; Anda tahu Dakini dan para dewa telah datang; Anda tahu makhluk halus telah datang. Bagaimana Anda membedakan yang datang adalah Buddha, Bodhisattva, Vajra, Dharmapala, Dakini, para dewa, atau makhluk halus?"

Saya terbahak-bahak, tidak menjawab.

Di sini, saya ceritakan satu kejadian:

Saya pergi ke rumah seorang siswa, begitu ke altar mandala rumahnya, "Yaochi Jinmu" di dalam altar berkata pada saya, "Ibunda siswa ini pasti akan meninggal dunia dalam tahun ini, Anda harus menjemput dan menuntunnya ke alam suci!"

Saya jawab, "Baiklah!"

Siswa itu mentraktir saya hidangan yang sangat mewah di rumahnya, namun, saya kurang berselera.

Saya melihat ibunda siswa saya, tubuhnya sangat sehat, ia naik turun tangga dengan gesitnya.

Saya terus berpikir, bagaimana menyampaikan hal ini pada siswa saya ini tanpa membuatnya tersinggung, karena saya tidak ingin langsung memutuskan hidup dan matinya seseorang.

Saya berkata, "Hidup dan mati sudah ditakdirkan, kejayaan sudah diatur langit."

Siswa saya mendengarkannya.

Saya berkata, "Ibu Anda akhir-akhir ini ada satu masalah, Jinmu memberikan titah pada saya agar saya membantunya."

Siswa saya menjawab, "Ya, ya."

Tentu saja, ibunda siswa saya ini tak lama kemudian, tergelincir saat berjalan, tulang duduk patah semua, tak sampai beberapa hari, memasuki kondisi koma yang dalam, selanjutnya meninggal dunia.

Begitu saya tahu kejadian ini, di dalam samadhi, saya pun menjemput ibunda siswa saya terlahir ke "Mahapadminiloka".

Di dalam kisah singkat ini, ada tiga pertanyaan:

1. "Yaochi Jinmu menampakkan wujud apa?"

2. "Yaochi Jinmu bicara bahasa apa?"

3. "Di dalam altar mandala banyak Buddha dan Bodhisattva, bagaimana tahu itu ucapan Yaochi Jinmu?"

Ketiga pertanyaan ini kurang lebih sama dengan ketiga kebingungan yang di awal, saya asosiasikan dengan sebuah kalimat pendek:

Yang keluar dari keran pasti "air".

Yang keluar dari mancis pasti "api".

Ketika seseorang mendekati saya, saya bisa merasakan lubuk hatinya penuh dengan sukacita, atau kesedihan yang sangat mendalam, saya bisa tahu sifatnya ekstrovert atau introvert.

"Bahasa" hanya semacam suara, suara ini ada rahasianya, Sang Buddha berceramah Dharma, satu suara bisa berkembang menjadi puluhan ribu Dharma, apa yang dipahami oleh setiap Bodhisattva yang mendengarkan Dharma berbeda-beda.

Mengapa saya hanya menggunakan pikiran tanpa mengeluarkan suara, lantas Buddha dan Bodhisattva pun mengetahui pikiran saya?

Begitu banyak siswa duduk di depan Dharmasana saya, bagaimana pula saya tahu pikiran setiap siswa?

Saya sungguh tidak dapat membocorkan apa-apa. Sebab ada perbedaan yang mencolok antara mata jasmani manusia atau indera pendengaran manusia atau kemampuan membedakan hal ikhwal dan indera atau pengetahuan Buddha dan Bodhisattva.

Misalnya: Buddha mempunyai "mata fisik", "mata langit", "mata Dharma", "mata kebijaksanaan", "mata Buddha", dan apa yang saya miliki tidak dapat diukur oleh mata manusia.

Kemampuan pendengaran saya tidak dapat diukur oleh telinga manusia.

Kemampuan membedakan saya tidak dapat diukur oleh kemampuan membedakan manusia.

Sekalipun Anda adalah Bodhisattva bhumi pertama, bagaimana pula dapat mengukur saya "Buddha Hidup Lian Sheng Sheng-yen Lu"!

Terus terang saya katakan pada Anda, rahasia saya yang terbesar terletak pada "hati Tathagata", ini sama sekali tidak dapat dibayangkan oleh manusia biasa.

Tidak ada komentar: