Mendengar Isak Tangis Wanita

Suatu hari, ketika saya bermeditasi di "Zhenfo Miyuan", tiba-tiba saya mendengar isak tangis wanita di dalam Ling Shen Ching Tze. Suaranya sebentar besar sebentar kecil. Saya mendengar dengan seksama beberapa kali, memang isak tangis duka dari seorang wanita.

Jarak antara Ling Shen Ching Tze dan "Zhenfo Miyuan" tidak terlalu jauh, namun, suara di Zhenfo Miyuan tidak terdengar di Ling Shen Ching Tze, demikian pula sebaliknya.

Saya bertanya pada Lama, "Siapa yang menangis di dalam vihara?"

Begitu para lama mendengar pertanyaan saya, semuanya kebingungan.

Saya bertanya lagi, "Siapa wanita yang menangis di dalam vihara?"

Saat ini baru ada seorang lama menjawab, "Akhir-akhir ini selama beberapa hari, selalu ada seorang wanita datang ke Ling Shen Ching Tze setelah tengah hari, kemudian terisak-isak sebentar di hadapan Buddha dan Bodhisattva, lalu duduk diam sebentar, lalu diam-diam tertawa dengan suara rendah."

Lama berkata, "Kami kira ibu ini kurang waras, stress, makanya tidak beritahu Mahaguru."

"Sudah berapa lama?"

"Beberapa minggu ini."

Saya berkata, "Walau wanita ini diperlakukan secara tidak adil, atau terserang penyakit apapun, atau mengalami penderitaan apapun, kita sebagai bhiksu harus maju untuk memperhatikannya."

Lama berkata, "Kami tidak berani melaporkan penderita gangguan jiwa pada Mahaguru, takutnya ia mencelakai Mahaguru, belajar dari pengalaman masa lampau, wanita yang mengalami gangguan jiwa, sebaiknya dihindari."

Saya berkata, "Buddha welas asih, orang yang mengalami gangguan jiwa boleh dibilang sangat tidak beruntung, ia bahkan diperlakukan secara tidak adil, jika kita tidak prihatin, siapa lagi yang prihatin, saya pribadi tidak mengabaikan seorang insan pun, siapapun wajib membantunya!"

Saya meminta para lama untuk menaruh lebih banyak perhatian pada wanita-wanita demikian dan berusaha membantu mereka.

Jika memang ada kesulitan besar, saya juga akan berusaha membantunya dengan sekuat tenaga.

Wanita yang terisak ini mengalami 3 kesulitan besar:
1. Hidup seorang diri di Amerika dan menganggur.
2. Kedua anaknya durhaka.
3. Tiada sandaran hidup.

Pada kebaktian malam tanggal 16 Juli 2008, ia datang bersarana pada saya. Begitu bertemu wanita ini, saya melihat "Kitab Langit", saya pun tahu seluruh peristiwa yang dialami wanita ini. Ini sungguh luar biasa. Wanita ini menangis di Ling Shen Ching Tze, tetapi, saya justru mendengar isak tangisnya di "Zhenfo Miyuan".

Aneh! Aneh!

Jika saya tidak bertanya, para lama mendiamkannya, bukankah kita kehilangan kesempatan menyeberangkan seorang insan yang berjodoh? Saya berusaha membantunya dengan sekuat tenaga.

Sajak:
Kita mendalami Buddhadharma untuk menyadarkan para insan.
Menyeberangkan para insan bukan sekadar formalitas belaka.
Takkan mengabaikan seorang insan pun.
Inilah spiritual sejati.

Tidak ada komentar: