Jangan Mengambil Kekayaan Guru

Menurut Sila yang ditetapkan oleh Sang Buddha bahwa kita tidak diperkenankan mengambil barang milik orang lain dengan alasan apapun, misalnya kelaparan, sakit, bencana, berbakti pada orang tua, menafkahi istri dan anak, jika kita melakukannya, berarti melakukan pencurian. Terutama harta kekayaan bhiksu, guru, semuanya adalah dosa yang berat.

Sang Buddha bersabda, jika memang ada kesulitan, kita boleh mengemis pada orang lain, menerima amal dari orang lain justru tidak bersalah, namun, jika tidak mengembalikan apa yang dipinjam, merupakan pencurian.

Dalam hidup ini, saya tidak berani meminjam uang dari orang lain, juga tidak pernah meminjam uang dari orang lain, karena takut lupa, lalu melanggar sila utama.

Dalam hidup ini, walaupun merintis aliran, namun saya sama sekali tidak pernah meminta persembahan dari siswa, tidak pernah meminta uang dari siswa, ini juga karena saya takut melanggar Sila "menginginkan milik orang lain dan mengambilnya". (menginginkan milik orang lain dan mengambilnya dengan berbohong)

Semua ritual keagamaan yang saya jalankan, semua Dharmabakti yang saya lakukan, semuanya satu kata "sukarela", tidak ada tarif, semuanya tergantung ketulusan siswa, itu karena saya takut melanggar Sila.

Sebaliknya, saya justru tidak perhitungan terhadap apa yang telah saya danakan, berikan, dan pinjamkan. Selama saya telah berdana, memberikan, dan meminjamkan, saya tidak pikirkan lagi, juga tidak akan menagih, yang ada dalam pikiran saya adalah saya mengerti bahwa kekayaan yang berlimpah pun akhirnya kosong juga.

Namun, mohon Anda semua ingat Sila dari Sang Buddha, yang telah meminjam harta kekayaan guru, walaupun tidak ada jatuh tempo, namun tidak dikembalikan selamanya berarti melakukan pencurian, kecuali guru setuju Anda tidak perlu bayar, maka Anda tidak bersalah.

Saya tahu hidup di tengah masyarakat saat ini, setiap orang mudah sekali melakukan pencurian, sementara orang yang mutlak tidak mengambil sepeser pun kekayaan yang bukan haknya, sungguh sangat sulit ditemukan, jadi saya berharap acarya, lama, siswa aliran kita harus mematuhi Sila yang satu ini, jangan menginginkan milik orang lain dan mengambilnya, jangan mencuri, jangan mengambil kekayaan dengan berbohong, jangan menyimpan kekayaan secara ilegal, dengan demikian baru dapat menjaga sila dan bersih.

Dalam hidup ini, saya tidak akan meminta uang dari orang lain, juga tidak akan memasang tarif, semua persembahan, semua adalah inisiatif dan ketulusan dari siswa, semua bersifat sukarela. Walaupun demikian, saya juga tidak kekurangan, saya juga tidak ingin memiliki vihara sendiri, saya tidak menjabat kepala vihara, saya tidak mengurus keuangan aliran, inilah alasannya saya mematuhi sila yang satu ini. (mengambil kekayaan dengan cara berbohong dan mencuri berarti melakukan dua macam kesalahan)

Tidak ada komentar: