Empat Tingkatan Buddha-ksetra

Ada yang bertanya bagaimana pembagian Empat Buddha-ksetra di Sukhavatiloka ?

Saya menjawab :

1. Ksetra Awam dan Suciwan : Ksetra-parisuddhi tempat di mana insan awam menetap bersama Para Suciwan seperti Sravaka dan Pratyekabuddha.
2. Ksetra Upaya-kausalya Bersisa : Tempat insan yang melalui penekunan upaya kausalya dalam Hinayana telah mematahkan klesa pandangan dan pemikiran, terbebas dari kelahiran dan kematian di triloka.
3. Kstera Keagungan Sejati : Merupakan ksetra Para Bodhisattva, merupakan ksetra phala tempat insan yang telah merealisasi sunya. Bodhisattva di ksetra ini menerapkan Dharma Kesejatian, memperoleh abhyudaya, antara rupa dan citta tiada lagi saling merintangi.
4. Ksetra Sinar Kedamaian Abadi : Merupakan tempat kediaman Para Buddha Tathagata. Prajna Dharmakaya, hakikat yang terus berdiam, sirnanya segala atribut, cahaya menyinari semua atribut.
  

Saya mengatakan :

Ksetra Awam dan Suciwan dapat dicapai oleh setiap insan yang menekuni pelafalan Nama Buddha.
Ksetra Upaya-kausalya Bersisa dapat dicapai oleh yang telah merealisasi Kearahatan.
Kstera Keagungan Sejati hanya dapat didiami oleh Sambhogakaya Buddha ( Dasabhumi Bodhisattva )
Ksetra Sinar Kedamaian Abadi hanya dapat didiami oleh Dharmakaya Buddha.



Menurut Tantrayana dapat juga dibedakan demikian :

Ksetra Awam dan Suciwan dapat dicapai melalui penekunan Sadhana Luar.
Ksetra Upaya-kausalya Bersisa dapat dicapai melalui penekunan Sadhana Dalam.
Kstera Keagungan Sejati dapat dicapai melalui penekunan Abhiseka Guhya.
Ksetra Sinar Kedamaian Abadi dapat dicapai oleh penekun Abhiseka Guhyatiguhya.



Saya ( Buddha Hidup Lian-sheng Sheng-yen Lu ) dengan apa adanya memberitahu Anda semua , pembagian Empat Ksetra dalam Buddha-ksetra ini sepenuhnya berdasarkan dalam dan dangkalnya kemampuan bhavana, dapat diulas dengan sangat jelas, sama sekali tidak ada rahasia yang sukar dipahami. Kemampuan bhavana ini juga merupakan tahapan pencapaian seorang sadhaka, dimulai dari yang luar, kemudian mengarah ke dalam, hingga kesadaran tertinggi dan terakhir mencapai tingkatan Anuttara Guhyatiguhya.

Saya menggunakan perumpamaan sederhana sebagai berikut :

Terlebih dahulu sadhaka menekuni pelafalan Nama Buddha dan mantra serta melakukan perbuatan baik : Pencapaian Luar.
Sadhaka menekuni kundalini dan bindu : Pencapaian Dalam.
Sadhaka menekuni pemurnian pikiran merealisasi sunyata : Pencapaian Guhya.
Sadhaka menekuni Paripurnavidya Tathata : Pencapaian Guhyatiguhya.

Meskipun terdapat perbedaan antara keempat tingkatan ini, namun semua sama-sama berdiam pada Bhutatathata, tiap tingkatan berada pada esensi sunya yang agung dan paripurna, semuanya berlandaskan pada kesunyataan.
  
Ini adalah :

Yang nampak adalah sunya.
Yang tersembunyi adalah sunya.
Ada bersamaan, sepenuhnya lengkap. Hanya saja dikarenakan perbedaan tingkat pencapaian maka timbul perbedaan antara yang nampak dan yang tersembunyi.



Ada orang yang menggunakan air untuk membedakan empat tingkatan :

Air dapat digunakan untuk mencuci semua benda : Pencapaian Luar.
Air dapat diminum untuk mengatasi haus : Pencapaian Dalam.
Sirkulasi air di dalam tubuh , yaitu sirkulasi darah : Pencapaian Guhya.
Visualisasi air, melebur dalam Samadhi Air : Pencapaian Guhyatiguhya.
  
Samadhi Air ada dalam Vipasyana Sukhavativyuha Sutra, yaitu visualisasi astangopeta-paniya ( Air Delapan Pahala ) di Sukhavatiloka.

Surangama Sutra mengatakan :
Candraprabhakumara berkata kepada Sang Buddha : Saya mengingat berkalpa-kalpa lampau yang banyaknya bagaikan butiran pasir Gangga, terdapat seorang Buddha bernama Varuna Buddha yang mengajarkan penekunan vispasyana air kepada Para Bodhisattva.
  
Kitab Pengulasan Pintu Dharma Dhyana Paramita mengatakan :
Saat sadhaka menekuni Dhyana Samadhi dalam cakra tanah, apabila cakra air telah dimurnikan, maka bangkitlah samadhi, dengan demikian ‘Air Samadhi Pahala Dhyana’ membasahi batin, sehingga akar kebajikan akan tumbuh, inilah fungsi pengairan ; Dari perolehan samadhi ini, maka tubuh dan batin menjadi lembut, menaklukkan kesombongan, senantiasa selaras dengan Dharma kebajikan, inilah fungsi melembutkan, ini dinamakan sebagai Samadhi Cakra Air.

Vipasyana dan samadhi air merupakan samadhi keleluasaan air, apabila sadhaka memiliki samadhi ini, maka bagian luar dan dalam tubuh menjadi air, merupakan Mahasamadhi yang memunculkan Prajna.



Seorang sadhaka sejati, dari kemampuan bhavana luar, dalam, guhya dan guhyatiguhya mencapai Samadhi Sejati, sehingga dapat memperoleh :

Sunya Samadhi Bodhi-vidya ( elemen angin )
Sunya Samadh Drdha-vidya ( elemen tanah )
Sunya Samadhi Terbukanya Terang ( elemen api )
Sunya Samadhi Prajna-vidya ( elemen air )
Sunya Samadhi Alaksana ( elemen angkasa )

Saat itu dapat memahami :

Saat angin tiba, sadhaka berubah menjadi angin ; Saat api tiba, sadhaka menjadi api ; Saat air tiba, sadhaka menjadi air, bagi yang mempunyai samadhi maka ia dapat memanfaatkan yin dan yang, menjadi seluas langit dan bumi, leluasa tanpa rintangan, mampu mengatasi elemen angin, api dan air.

Dengan demikian, Panca-jnana Paripurna bagai Buddha.
  


Diterjemahkan Oleh Lianhua Shian

Tidak ada komentar: