Lobha Dosa Moha Adalah Buddhata


Saat saya ( Buddha Hidup Lian-sheng Sheng-yen Lu ) mencapai Pencerahan dan Kebuddhaan ( Padmaprabhasvara Buddha ), saya mencerahi dua kalimat :

Yang pertama : Lobha dosa moha adalah Buddhata.
Yang kedua : Mara adalah Buddha.

  ●

Saya teringat ucapan Sakyamuni Buddha :
“Semua makhluk memiliki Buddhata.”

Saya ( Buddhata ).
Buddha ( Buddhata ).
Semua makhluk ( Buddhata ).

Sepenuhnya satu hakikat berbeda nama.
  



Saya merenungkan :

Bagaimana mungkin lobha, dosa dan moha bukan Buddhata ? Apabila lobha, dosa dan moha bukan Buddhata, bagaimana Buddha dan saya saling manunggal ?
  
Dalam Tantrayana dikatakan :

Bagi yang memiliki lobha ( keserakahan ) lebih berat sebaiknya menekuni Buddhakula.
Bagi yang memiliki dosa ( kebencian ) berat sebaiknya menekuni Vajrakula.
Bagi yang memiliki moha ( kebodohan ) berat sebaiknya menekuni Bodhisattvakula.
Bagi yang memiliki kekikiran berat sebaiknya menekuni karmakula.

Ini merupakan penekunan yang dimulai dari lobha, dosa , moha dan kekikiran, diungkapkan dalam satu kalimat : Buddha dan lobha satu substansi, Vajra dan dosa ( kebencian ) adalah satu substansi,
  
  ●

Berikut di bawah ini merupakan analisa sederhananya :

Kita ( insan ) menekuni bhavana untuk mentransformasikan lobha, dosa dan moha, dengan kata lain lobha, dosa dan moha sepenuhnya memperoleh substansi, memperoleh substansi adalah terkendali, semua dalam porsi yang tepat ( jalan tengah ).
  
Lobha dalam porsi yang tepat adalah ‘Sukha’.
Dosa dalam porsi yang tepat adalah ‘ Wibawa’.
Moha dalam porsi yang tepat adalah ‘Kemurnian’.

Dalam bhavana Tantrayana terdapat aneka ragam Pintu Dharma, salah satu di antaranya adalah ‘Abhirata’ ( penekunan sukha ) yang merupakan metode menaklukkan lobha.

Ada pula ‘Penekunan Wibawa’ yang merupakan metode menaklukkan dosa ( kebencian ). Ada ‘Penekunan Kemurnian’ yang merupakan metode menaklukkan moha.
  
‘Abhirata’ merealisasi rupa dan sunya advaya ( satu realitas ).
Penekunan Wibawa merealisasi air dan api advaya.
Penekunan Kemurnian merealisasi noda dan kemurnian advaya.
 



Kita sering mendengar kata : Pintu Dharma Advaya, namun sesungguhnya yang mampu mencerahi Pintu Dharma Advaya tidaklah banyak.
  
Sebenarnya Pintu Dharma Advaya merupakan Pintu Dharma yang sepenuhnya tiada rintangan, dapat dikatakan karena tingkatan telah tinggi hingga saling menembusi dan tiada rintangan.

Pintu Dharma Advaya ini menghancurkan dualitas.
  
Lobha, dosa, moha adalah Buddhata.
Mara adalah Buddha.
Samatha (penghentian) adalah vipasyana (pengamatan).
Sunya adalah eksistensi.
Berkah adalah Prajna.

Orang yang telah mencapai tingkatan spiritual ini sepenuhnya memahami Makna Sejati dari Pintu Dharma Advaya.
  
Jaman sekarang, umat Buddha di dunia, gemar menyerang dengan kalimat yang bertentangan, menggunakan eksistensi untuk menyerang sunya, menggunakan nirodha (kelenyapan) untuk menyerang adhika (kesinambungan), menggunakan kemurnian untuk menyerang noda, menggunakan Kebenaran Utuh untuk menyerang Kebenaran Parsial, menggunakan yang lurus untuk menyerang yang menyimpang, menggunakan Buddha untuk menyerang mara, ini semua merupakan Pintu Dharma Dvaita dualisme, ini bukan Pintu Dharma Advaya.

Saat bhavana mencapai Pintu Dharma Advaya , barulah menyadari :

Lobha, dosa dan moha adalah Buddhata.
Mara adalah Buddha.
  
Pintu Dharma Advaya adalah : akrta ( tidak dibuat ), abhavana ( tiada pelatihan ), svayamkrta ( eksistensi alamiah ), avisadrsatva ( hadir alamiah ).


 ●

Empat kualitas dari Advaya adalah :
‘Nitya ( Abadi / Chang常 ), Sukha ( Le樂 ), Aham (Aku / Wo我), Vimala ( Murni / Jing淨 )’

Catur Sunya mengatakan : ‘Sloka ( Pujian ), Samdarsana ( Hadir ), Sukha, Vidya ( Terang ).’

Oleh karena itu saya nyatakan :

Lobha Apramana ( Keserakahan Tak Terhingga ) : Apramana Buddha ( Buddha Tak Terhingga ).
Dosa Apramana ( Angkara Tak Terhingga ) : Apramana Vajra ( Vajra Tak Terhingga ).
Moha Apramana ( Kebodohan Tak Terhingga ) : Apramana Bodhisattva ( Bodhisattva Tak Terhingga )
  
Seorang yang telah tercerahkan, kedudukan mulanya adalah Acala ( Tak Tergoyahkan ), tak tergoyahkan hingga sepenuhnya tiada noda, tiada noda hingga nampaklah kemurnian asali, saat kemurnian asali nampak maka segalanya hakikat sejati, kebenaran non dualisme, Kesempurnaan Agung Kemurnian Asali. Di dunia ini, sadhaka yang mampu merealisasi Pintu Dharma Advaya sungguh sangat langka !




Tidak ada komentar: