Menurut saya, manusia di dunia hendaknya memahami bahwasanya begitu
seorang manusia lahir, terlebih dahulu harus membalas budi jasa ayah dan
ibu, tanpa orangtua dari mana datangnya Anda. Anda dapat tumbuh besar
juga merupakan budi jasa orangtua. Selain itu kita menerima didikan,
memperoleh ilmu pengetahuan dari guru, maka kita perlu membalas budi
jasa guru. Kita mempunyai lingkungan untuk hidup dan perlindungan dari
negara, maka kita perlu membalas budi jasa raja dan negara. Masih ada
lagi, kita yang mendalami Buddhisme, harus membalas budi jasa Tri-ratna.
Terakhir,
ada satu budi yang mudah luput dari perhatian kita, bahkan mungkin
tidak mengindahkannya, budi jasa ini adalah budi jasa para insan, para
insan mempunyai peranan sangat penting !
Dalam Sutra Kontemplasi Batin tercatat empat macam budi jasa :
1. Budi jasa ayah dan ibu.
2. Budi jasa semua makhluk.
3. Budi jasa raja dan negara.
4. Budi jasa Tri-ratna.
Dalam Shishi Yaolan ( Acuan Penting Sakya ) juga memuat empat macam budi jasa, namun ada sedikit perbedaan :
1. Budi jasa ayah dan ibu.
2. Budi jasa guru.
3. Budi jasa raja dan negara.
4. Budi jasa danapati ( dermawan ).
Apabila Sutra Kontemplasi Batin dan Teks Acuan Penting Sakya digabungkan, maka menjadi lima macam budi jasa :
1. Budi jasa ayah dan ibu.
2. Budi jasa guru.
3. Budi jasa raja dan negara.
4. Budi jasa Tri-ratna.
5. Budi jasa para insan ( termasuk danapati )
●
Mengapa
perlu membalas budi jasa para insan ? Sebab segala hal dalam kehidupan
kita umat manusia, sepenuhnya tidak dapat terpisahkan dengan para insan,
berikut di bawah ini merupakan penguraian sederhananya :
1. Pangan : Segala bahan pangan adalah berkat cocok tanam para insan.
2. Sandang : Segala yang kita kenakan, dijahit oleh para insan.
3. Papan : Semua tempat tinggal dibangun oleh para insan.
4. Transportasi : Semua transportasi diupayakan oleh para insan.
5. Pendidikan : Segala didikan berkat bimbingan para insan.
6. Hiburan : Segala macam hiburan dimainkan oleh para insan.
Mungkin
Anda akan berpendapat bahwa sandang, pangan, papan, transportasi,
pendidikan dan hiburan, semuanya Anda bayar dengan uang barulah Anda
dapat memperoleh pelayanan yang semestinya, bagaimana mungkin merupakan
budi jasa para insan ?
Namun, coba Anda renungkan kembali,
seandainya Anda terhanyut tiba di sebuah pulau tak berpenghuni, di pulau
tersebut tiada siapapun, sekalipun Anda mempunyai banyak uang, Anda
akan merasakan betapa pentingnya budi jasa para insan. Budi jasa para
insan tidak berwujud, oleh karena itu mudah terabaikan, untuk
memahaminya memerlukan pendalaman secara mendetail.
●
Saya
( Buddha Hidup Lian-sheng, Sheng-yen Lu ) pernah merenungkan, dulu saya
tidak mempunyai apapun, sekarang segala kebutuhan saya terpenuhi, semua
ini berkat pemberian para insan, oleh karena itu saya harus membalas
budi pada para insan.
Saya mendalami Buddhisme, memperoleh banyak dorongan dari guru dan para insan, ini merupakan budi jasa para insan.
Saya mendalami Buddhisme, memperoleh banyak fitnahan dan serangan dari
para senior dan para insan, sesungguhnya ini juga merupakan budi jasa
para insan, sebab semakin mereka mengganggu dan merintangi, maka saya
semakin gigih, semakin virya dan bahkan semakin melampaui. Oleh karena
itu, fitnahan dan serangan juga tergolong budi jasa.
Dalam Buddha Dharma disebut sebagai :
Adhistana berupa kelancaran dan adhistana berupa rintangan.
Saya pernah mengatakan bahwa saya tumbuh dalam fitnahan, oleh karena itu harus berterima kasih pada fitnahan tersebut.
●
Kita
memperoleh budi jasa dari orang lain, maka harus membalas jasa. Dalam
Damamuka-nidana-sutra dikatakan harus membalas jasa orang-orang ini :
1. Orang yang mengerti Dharma ( Kalyanamitra yang memahami Buddha Dharma )
2. Perantauan ( Orang yang jauh meninggalkan keluarga )
3. Orang yang pergi jauh ( Orang yang kekurangan kasih sayang keluarga )
4. Orang yang kelaparan ( Orang yang kekurangan pangan )
5. Orang sakit ( Orang yang menderita sakit )
6. Acarya ( Guru sendiri )
7. Orangtua ( senior )
8. Tri-ratna ( Buddha, Dharma, Sangha )
Menurut
saya, penggolongan tersebut membagi para insan berdasarkan orang yang
lebih butuh perhatian. Sesungguhnya, kepada siapapun, Anda harus
membalas budi, terus terang bahkan para makhluk di alam hewan sekalipun
juga merupakan pihak yang harus dibalas budinya oleh kita orang yang
menekuni Dharma.
Dalam sutra disebutkan Delapan Ladang Berkah
Utama, dalam menerapkan ajaran : “Jangan melakukan segala kejahatan,
lakukan segala kebajikan.”, kita harus meyakini dan mengamalkan Delapan
Ladang Berkah Utama ini :
1. Menyediakan sumber air bersih.
2. Membuat jembatan.
3. Memperbaiki jalan supaya aman dilalui.
4. Berbakti pada orangtua.
5. Berdana pada orang yang membina diri.
6. Berdana pada orang sakit.
7. Menolong orang yang menderita.
8. Upacara Agung untuk tolak bala dan pemberkahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar