Mengenang Acarya Lianpin

Suatu tahun.
Saya mengadakan upacara di Madison Square, New York, mentransmisikan Sadhana Ucchusma. Upacara kali itu diselenggarakan oleh True Buddha Diamond Temple of New York.
Madison Square di New York sangat terkenal, jarang sekali ada kalangan agama yang mampu menyewanya untuk menyelenggarakan upacara.
Saya ingat:
Acarya Lianpin dari Taiwan khusus terbang ke New York untuk mengikuti upacara ini.
Upacara sangat sukses, tempat penuh, saya mengulas secara sangat terperinci asal usul dari Ucchusma, serta menjelaskan rumus dan tatacaranya satu demi satu.
Asal mulanya adalah Bhiksu Senior Huisan memberikan saya Abhiseka 3 Sutra:
1. 穢積金剛說神通大圓滿陀羅尼法術靈要門經。
2. 穢積金剛法禁百變法門經。
3. 密跡金剛力士大權神王經。
Bhiksu Senior Huisan khusus menekuni Sadhana Ucchusma. Saya mendapatkan Sila Bodhisattva dari Bhiksu Senior Xiandun, Bhiksu Senior Huisan, Bhiksu Senior Jueguang.
Berlokasi di Vihara Bishanyan dari Guru Zen Ruxue.
*
Setelah upacara selesai, usai perjamuan terima kasih guru, Acarya Lianpin naik mobil mau ke bandara.
Saya khusus mengantarkannya naik ke mobil, melihat auranya gelap, saya berpesan padanya, “Sepulang ke Taiwan, mesti ke rumah sakit, periksa sebentar jantung Anda.”
Karena saya melihat di belakangnya ada:
Dewi Penuntun dari Mahapadminiloka.
Dewi Penopang Teratai dari Mahapadminiloka.
Dewi Penyambut Dupa dari Mahapadminiloka.
Dewi Penebar Bunga dari Mahapadminiloka.
Dewi Terang dari Mahapadminiloka.
Tak disangka, benar-benar pertemuan yang terakhir.
*
Suatu malam, saya tiba-tiba melihat sekuntum teratai merah, di atas teratai berdiri Acarya Lianpin, Beliau berjubah surgawi merah, tangan membentuk Mudra Padmakumara.
Tangan kiri Mudra Memegang Teratai.
Tangan kanan Mudra Dharmadesana.
Mendeklamasikan sebuah sajak:
“Selama dua puluh tahun hanya sebuah mimpi, meninggalkan rupa dan membayarkan niat yang tersimpan pada Anda, di lain waktu menyaksikan saya terbang, mohon Buddha Guru menekuni satu sadhana.”
Saya berkata, “Ya. Ya.”
*
Belakangan, tersiar berita bahwa pada malam saya bermimpi, penyakit jantung Acarya Lianpin kambuh dan mangkat di rumah sendiri serta disaksikan oleh anggota keluarga.
Tangan kiri membentuk Mudra Memegang Teratai.
Tangan kanan Mudra Dharmadesana.
Diperiksa waktu meninggalnya adalah pada saat saya bermimpi Acarya Lianpin.
Tiba-tiba dalam semalam.
Tak disangka begitu sinkron.
Saya menulis sebuah sajak:
Berapa persen mirip berapa persen tidak.
Padmakumara Merah kembali ke Barat.
Hanya sekilas dan tidak meninggalkan jejak di dunia manusia.
Menekuni sekali sadhana mengantarkan kepergian Anda.
Saat Acarya Lianpin mangkat, Beliau mengenang Mahaguru, bahkan tangan masih membentuk mudra Padmakumara!
Beliau telah melakukan banyak hal untuk aliran kita, kontribusi Beliau sangat banyak.
Saya mengatakan bahwa Beliau adalah seorang Acarya yang baik!

Tidak ada komentar: