Upasaka Zhifu, ia ikut
teman menghadiri upacara homa, juga menerima abhiseka sarana, namun, ia
hanya mengikuti jodoh, hadir sekali saja, selanjutnya tidak pernah
datang lagi.
Ia tidak mampu timbul keyakinan murni terhadap Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu, alasannya banyak:
1. Sheng-yen Lu berperawakan pendek.
2. Penilaian terhadap Sheng-yen Lu merugikan dan negatif.
3. Pergolakan tidak pernah reda.
4. Semua rumor bersifat negatif.
5. Sadhana Yab Yum.
6. Konon memiliki banyak pasangan Yab Yum.
7. Ia mengendarai mobil Bentley.
8. Kesan semua warga kota terhadap Beliau hampir semua tidak positif.
……..
Upasaka
Zhifu melihat Sheng-yen Lu, satu-satunya yang tidak dimengerti, guru
ini, tidak pernah mengindahkan komentar kalangan luar, tetap menulis
buku, ber-Dharmadesana, hidup, seakan-akan semuanya tidak ada hubungan
dengan diri sendiri.
Suatu malam.
Upasaka Zhifu bermimpi: di dalam
mimpi, ia melihat Mahaguru Lu di tengah-tengah cakra candra, berubah
menjadi sesosok Yamantaka yang tinggi besar dan gagah perkasa, bertubuh
biru, banyak kepala, banyak tangan, banyak kaki, wajahnya adalah wajah
Mahaguru Lu, sangat menakutkan, namun, sangat berwibawa, membuat
orang-orang tidak berani meremehkan.
Ia juga melihat Yamantaka
berubah menjadi Amitabha, bertubuh Tathagata yang tinggi besar dan
agung, sekujur tubuh memancarkan ribuan aura positif, berlaksa-laksa
sinar keemasan, bermata welas asih. Ia beranjali pada Amitabha, tanpa
sadar bernamaskara pada Amitabha, begitu ia melihat, wajah Amitabha
telah berubah menjadi wajah Mahaguru Lu.
Kemudian, ia melihat
Sheng-yen Lu titisan Amitabha berubah menjadi segumpal cahaya. Cahaya
perlahan-lahan terbang ke atas angkasa dan lenyap.
Di tengah angkasa ada suara berkata, “Mengapa tidak satu sarana?”
Upasaka Zhifu bermimpi seperti ini, ia pun sesekali meluangkan waktu pergi ke Lei Tsang Temple mendengarkan Dharma.
Suatu kali, benar-benar melihat di atas Dharmasana, bukan Mahaguru Lu, melainkan Yamantaka.
Suatu kali, Mahaguru Lu jelas-jelas di atas Dharmasana, ia malah melihat Amitabha memancarkan cahaya.
Suatu kali, Mahaguru Lu berubah menjadi segumpal cahaya. Sebentar cahaya, sebentar Mahaguru Lu.
Upasaka Zhifu bertanya pada saya, “Saya semula tidak memiliki keyakinan murni, apa halangannya?”
Saya menjawab, “Telinga dan mata Anda terlalu banyak tercemar.”
“Bagaimana supaya tidak tercemar?” Tanya Upasaka Zhifu.
Saya menjawab, “Itu butuh dhyana!”
“Hati saya tidak mampu memiliki keyakinan murni?” Tanya Upasaka Zhifu.
Saya menjawab, “Itu butuh kestabilan!”
Upasaka Zhifu berkata, “Kalau begitu, semua penilaian dan rumor di luar, benar atau palsu?”
Saya menjawab, “Sebenarnya tidak ada benar maupun palsu!”
“Tidak mengerti!” Kata Upasaka Zhifu.
Saya
menjawab, “Kebenaran pertama Tathagata adalah tiada diri sendiri, tiada
orang lain, tiada insan, tiada kehidupan, sehingga sebenarnya tidak ada
benar maupun palsu.”
Upasaka Zhifu berkata, “Bagaimana supaya saya timbul keyakinan murni?”
Saya
menjawab, “Bayangkan pahala kebajikan Mahaguru Lu! Misalnya berdana,
menjalankan sila, ketekunan, kebijaksanaan, Samadhi, dan kesabaran
saya.”
Kemudian, Upasaka Zhifu timbul keyakinan murni. Ternyata Mahaguru Lu benar-benar memiliki pahala kebajikan!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar