Saya menekuni ajaran Tantra, julukan
Tantra keberhasilan saya adalah Vajra Mahaberkah, nama Buddha
keberhasilan saya adalah Padma Prabha Svara Buddha, berdasarkan nama
Dharma, dijuluki Dharmaraja Liansheng.
Banyak orang tahu saya bernama Sheng-yen Lu, semua orang juga tahu saya pernah membimbing banyak orang mendapatkan berkah besar.
Ada
seorang bernama Zhou Heng, nasib berliku, peruntungan sangat buruk,
usaha apapun yang digelutinya selalu gagal, hampir semua harta keluarga
sudah dihabiskan.
Nasib Zhou Heng ini benar-benar sial, mirip Jiang Ziya zaman dulu.
Masa kelaparan, ia menjual sendok nasi.
Saat kemarau, ia menjual payung.
Pokoknnya, nasib Zhou Heng sangat jelek.
Nasib
orang ini tidak baik, namun, malah memuja sebuah rupang Bodhisattva
Ksitigarbha, rupa Bodhisattva sangat agung, orang ini setiap hari
mempersembahkan secangkir air bersih, menyalakan dupa dan lilin,
memberikan penghormatan kepada Bodhisattva Ksitigarbha.
Zhou Heng percaya, di dalam Sutra Purva Pranidhana Bodhisattva Ksitigarbha mengatakan:
“Di
dalam kehidupan yang akan datang, jika ada pria dan wanita berbudi,
bertemu wujud Buddha, wujud Bodhisattva, wujud Buddha Pratyeka, wujud
Cakravartin, berdana dan memberikan persembahan, maka mendapatkan berkah
yang tak terhingga, senantiasa berada di alam manusia dan surga,
mendapatkan sukha yang tak terhingga, jika dapat melimpahkan jasa ke
alam Dharma, merupakan berkah dan keuntungan bagi umat manusia yang
tiada tara.”
Zhou Heng berpikir, “Berkah tak terhingga.” Ini bagus sekali.
Ia mengira Buddha Sakyamuni tidak akan membohonginya.
Pernah
ada orang berpikir membeli rupang Bodhisattva Ksitigarbha yang sangat
agung ini dengan harga tinggi, namun, Zhou Heng tidak menjualnya.
Suatu
hari, Zhou Heng berdoa, “Semoga Bodhisattva berwelas asih, memberkati
siswa, membebaskan siswa dari kemiskinan, jika dapat menyingkirkan
kemiskinan, saya tidak akan lupa mencetak Sutra Ksitigarbha dan
membagi-bagikan kepada orang-orang...”
Malamnya, Zhou Heng bermimpi seseorang di tengah angkasa menulis beberapa kata, “Lekas cari Vajra Mahaberkah.”
Namun, ia tidak pernah tahu siapa Vajra Mahaberkah?
Zhou Heng setiap hari menjapa gatha:
Saya mengamati kekuatan gaib Ksitigarbha, tidak habis diceritakan selama berkalpa pasir Sungai Gangga.
Melihat-mendengar-sembah sujud dalam satu pikiran, memberikan manfaat kepada manusia dan dewa dalam masalah yang tak terhingga.
…….
Karena saya telah membangkitkan hati Mahakaruna, lebih dulu sembah sujud pada wujud Mahasattva.
Semua doa segera terkabul, selamanya tidak ada rintangan karma yang dapat menghalangi.
……
Zhou Heng sembah sekali sujud sekali, air mata berderai…
*
Hingga
suatu hari, ada seorang teman, menghadiahi Zhou Heng sebuah buku,
pengarang buku ini adalah Sheng-yen Lu, di dalam halaman buku tertulis
Vajra Mahaberkah Sheng-yen Lu, begitu melihatnya, matanya terbelalak,
bukankah ini orangnya?
Ia mencari saya menurut alamat di dalam
buku, saat itu, saya sedang sibuk membantu orang-orang melakukan ramalan
dewata, sesekali saya mengangkat kepala, melihat Zhou Heng berbaris di
antara kerumuman.
Saya berkata, “Teman ini, maju lebih dulu!”
Zhou Heng berjalan ke hadapan saya, merasa keheranan, mengapa saya lebih dulu memanggilnya.
Saya
berkata pada Zhou Heng, “Teman, di belakang tubuh Anda, berdiri sesosok
Bodhisattva Ksitigarbha yang tinggi dan agung, entah mengapa
Bodhisattva ini berderai air mata?”
Zhou Heng terkejut sekali
begitu mendengar, langsung berlutut, “Mahaguru Lu! Anda benar-benar
sakti, di rumah saya memang memuja Bodhisattva Ksitigarbha, karena
beberapa hari ini, ada orang menaksir Bodhisattva saya ini, saya tengah
mempertimbangkan apakah pratima Bodhisattva dijual saja, mungkin karena
itulah Bodhisattva berderai air mata!”
Begitu kerumuman mendengar, semua terperanjat.
Zhou Heng berkata, “Karena Bodhisattva berderai air mata, maka tidak dijual!”
Zhou Heng bertanya pada saya, “Apakah Bodhisattva memberitahu Anda sesuatu?”
“Ada.”
“Apa?”
“Singkirkan ke-12 setan kemiskinan di belakang tubuh Anda!” Saya terbahak.
Zhou
Heng tertawa, juga sangat canggung, “Saya hampir tidak punya apa-apa
lagi, di belakang tubuh masih dihela oleh 12 setan kemiskinan, bagaimana
bangkit dari keterpurukan, bagaimana menyingkirkan ke-12 setan
kemiskinan ini?”
Saya mengeluarkan 12 lembar orang-orangan kertas.
Mengajarkannya memilih Hari Menyingkirkan (Chu Ri) di atas pukul 1 siang.
Di belakang rumah, ke-12 orang-orangan kertas diantar (dibakar) bersama kertas sembahyang.
Saya mengajari Zhou Heng menjapa sebuah mantra Tantra, “Om. Zhen Ba La. Cha Leng Cha Na Ye. Suoha.”
Ini adalah mantra dari salah satu Catur-maha-rajika-dewa, Vaisravana di utara, Tantra Tibet menyebutnya Jambhala Kuning.
Saya
diam-diam menitahkan, “Delapan kelompok setan, Gandharva, Pisaca,
Kumbhanda, Preta, Para Naga, Putana, Yaksa, Raksasa.” Bantulah Zhou
Heng!
Zhou Heng karena menjapa Mantra Vaisravana di utara, juga
mendapatkan bantuan para setan, tadinya wajahnya penuh aura hitam (hawa
gelap) langsung buyar, malah, di wajahnya muncul cahaya merah, cahaya
merah ini adalah cahaya berkah.
Suatu hari, saya membawa Zhou
Heng melihat lahan. Tiba di sebuah kaki gunung yang sangat gersang, di
sini sangat sepi, penuh dengan semak belukar, di mana-mana adalah puing
dan sampah yang dibuang warga dusun setempat, tempat yang sangat rusak,
dan dilewati sebatang sungai kering.
Saya melihat lahan ini, diam-diam terkejut.
Dari luar adalah lahan yang gersang, namun diam-diam memancarkan cahaya merah.
Dilihat lagi:
Lahan
ini diam-diam muncul gedung, pasar raya, ramai sekali, tempat berkumpul
para pedagang, kelak setiap meter lahan sangat mahal, lahan yang sangat
berharga.
Saya ramal sebentar, tidak lebih dari 2 tahun.
Saya berkata pada Zhou Heng, “Segera beli lahan ini!”
Zhou Heng mengeryitkan kening, “Ini adalah lahan sampah, lahan daerah aliran sungai, tidak ada yang mau?”
“Saya katakan beli ya beli.” Saya sangat bersikeras.
Zhou
Heng menuruti kata-kata saya, membeli lahan daerah aliran sungai di
kaki gunung yang gersang ini, lahan ini sangat murah, sama halnya tidak
ada orang yang mau beli, pemilik tanah menjual setengah harga, pokoknya,
Zhou Heng beli sepotong lahan sampah, lahan daerah aliran sungai, lahan
terbuang, penuh dengan semak dan bebatuan.
Teman Zhou Heng tahu, menertawainya, “Zhou Heng gila!”
“Zhou Heng tidak waras!”
“Lahan yang dibeli Zhou Heng, bahkan burung pun tidak bertelur! Haha!”
Tidak ada orang yang tidak menertawainya, bahkan kerabatnya pun menyalahkannya karena mempercayai saya.
Saya menghibur Zhou Heng, “Lahan ada bentuk naga, jangan meremehkan!”
Zhou Heng murung, “Saya melihat di antara semak belukar ada kadal! Mana ada naga!”
*
Sekitar
satu setengah tahun kemudian, ada perusahaan konstruksi besar,
merencanakan sebuah “Perencanaan Pembangunan Kota”, dengan kata lain,
merencanakan sebuah kota super besar, yang dilengkapi pemukiman mewah,
hypermarket, tempat hiburan, taman kota, pusat perbelanjaan, mal, dan
lain-lain.
Lahan yang ditaksir oleh perusahaan konstruksi, justru
adalah lahan Zhou Heng, sedikit pun tidak salah, yakni lahan Zhou Heng
yang bahkan burung pun tidak bertelur.
Zhou Heng menjual sebagian
besar lahan kepada perusahaan konstruksi, dirinya telah untung banyak,
bahkan mempertahankan beberapa unit toko di pusat perbelanjaan untuk
dimilikinya sendiri. Selain itu, Zhou Heng sendiri juga membangun villa,
villa baru saja terjual, langsung terjual habis. Zhou Heng membangun
gedung besar di lahan sendiri.
Tadinya sebidang lahan gersang,
terbengkalai, sampah, daerah aliran sungai, tak sampai beberapa tahun,
berubah menjadi gedung besar, banyak villa berdiri tegak, lingkungan
sangat indah, pusat perbelanjaan barang bermerek, ramai sekali, ada
hypermarket, taman kota tempat bersantai ria, mal-mal menjulang tinggi,
menjadi lahan subur yang ramai dikunjungi orang.
Yang dulu menertawai Zhou Heng, sekarang terkejut sekali, tidak berani percaya.
Siapapun
yang memiliki satu unit toko di pusat perbelanjaan tersebut, hampir
menjadi milyader, sekarang Zhou Heng memiliki sederetan toko yang
disewakan!
Belakangan, Zhou Heng berpartisipasi dalam:
Usaha konstruksi.
Usaha mal.
Usaha tembikar dan porselin.
Usaha finansial. …
Zhou Heng kaya raya.
*
Setelah
Zhou Heng kaya raya, ia tak lupa dengan janjinya, ia tidak hanya
mencetak Sutra Purva Pranidhana Bodhisattva Ksitigarbha saja, juga
mencetak Sutra Dasacakra Ksitigarbha dan Sutra Ramalan Karma Baik dan
Buruk Bodhisattva Ksitigarbha, ketiga Sutra ini adalah Sutra
Ksitigarbha.
Zhou Heng berjodoh dengan Sekte Sukhavati, di dalam
rumah dibangun cetiya menjapa nama Buddha, memuja rupang Trini Arya dan
rupang Bodhisattva Ksitigarbha, di bawahnya memuja
Catur-maha-rajika-dewa sebagai Dharmapala.
Ia sendiri menjapa nama Buddha dan menekuni Sekte Sukhavati.
Zhou
Heng mengundang saya menginisiasi (kaiguang) cetiya, Zhou Heng berharap
saya menulis sebuah gatha pelimpahan jasa untuknya, saya memberikannya
sebuah gatha dari Sesepuh Ke-9 Sekte Sukhavati, Master Ou Yi:
Mengorbankan diri untuk kehidupan makhluk lain, terlahir di hadapan Buddha.
Memuja Amitabha, Para Buddha dalam segala hal.
Memperoleh vyakarana secara langsung, dilimpahkan lagi kepada insan.
Para insan yang tersesat, bersama kembali ke garbha rahasia.
Zhou Heng kegirangan sekali membaca gatha ini.
Zhou
Heng mencetak 3 jenis Sutra Ksitigarbha, tidak hanya sekali saja,
bahkan setiap tahun mencetak, ia memberikan kepada teman-temannya
sebagai hadiah, yaitu satu paket yang terdiri dari 3 jenis Sutra.
Ia tahu:
Master Hong Yi sendiri juga memanjatkan Sutra Ksitigarbha.
Master Lianchi, mengutip prakata dari Sutra Purva Pranidhana Ksitigarbha untuk disebarluaskan.
Master
Ou Yi, sepanjang hidup mengabdi pada Bodhisattva Ksitigarbha, memuji
dan membabarkan kekuatan manfaatnya, lama bermukim di Gunung Jiuhua,
menjuluki diri sendiri sebagai petapa Ksitigarbha.
Master Yin
Guang, mencetak dan membagi-bagikan Sutra Ksitigarbha puluhan ribu
kitab, berusaha sekuat tenaga membabarkan dan menyebarluaskan Sutra
Ksitigarbha.
Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu, mencetak dan
membagi-bagikan Sutra Ksitigarbha, saat bersamaan, 3 yidamnya adalah:
Mahadewi Yaochi, Buddha Amitabha, dan Bodhisattva Ksitigarbha.
Pribadi
Zhou Heng sangat menjunjung tinggi persaudaraan. Ia selalu sangat
bersyukur atas sebab dan kondisi ia kaya raya, sangat menaruh hormat
pada saya, walaupun ia sendiri kaya, namun, itu karena jodoh yang luar
biasa terhimpun, bukan kebetulan, namun, juga perlu petunjuk dari orang.
Suatu kali.
Zhou
Heng mengundang makan kepala departemen, juga mengundang saya, saya
tidak tahu ia mengundang berapa orang tamu agung, pakaian saya sangat
sederhana.
Begitu saya tiba, terkejut sekali, karena begitu banyak orang memandang saya.
Zhou Heng turun tangan menyambut saya, mempersilahkan saya duduk di kursi utama, ia sendiri duduk di samping saya.
Saya melambaikan tangan menolak keras.
Zhou Heng bersikeras.
Akhirnya, apa boleh buat, saya pun duduk dengan wajah bersemu merah.
Zhou
Heng memperkenalkan saya pada mereka, “Beliau adalah orang yang sangat
berjasa pada saya, Mahaguru saya, membebaskan saya dari kemiskinan,
Beliau adalah Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu.”
Awalnya, saya
duduk di kursi utama, orang-orang keheranan, tidak tahu siapa saya,
begitu mendengar perkenalan dari Zhou Heng, semua baru paham.
Ada
beberapa kepala departemen berkata, “Kami semua membaca buku Anda, Anda
adalah Sheng-yen Lu yang sudah lama terkenal, kami kenal, kami kenal!”
Zhou Heng menambahkan, “Mahaguru Lu adalah Vajra Mahaberkah!”
“Ah! Vajra Mahaberkah! Senang bertemu Anda! Senang bertemu Anda!”
Mereka bersulang untuk Vajra Mahaberkah.
Suatu kali lagi.
Saya
makan di sebuah restoran, hanya saya dan keluarga saja. Zhou Heng di
ruang VIP melihat saya dan keluarga, mengangguk pada saya dan
melambaikan tangan memberikan salam, ia melihat keluarga saya juga
hadir, sehingga tidak menghampiri.
Saya mau memesan makanan.
Pelayan berkata pada saya, “Zhou Heng sudah berpesan untuk menghidangkan semeja masakan terbaik, beliau telah lunasi.”
Saya dan keluarga makan dengan lahap!
Saat
saya beranjak, pelayan berkata pada saya, “Zhou Heng berpesan, asalkan
Mahaguru Lu datang restoran untuk makan, jangan ditagih, semua masuk ke
dalam bon Zhou Heng.”
“Mana boleh begitu!” Saya terkejut, “Mana orang mentraktir dengan cara seperti itu!”
“Mahaguru Lu, tenang saja, restoran ini dibuka oleh Zhou Heng.”
Begitu saya dengar, membisu.
Namun,
sejak itu saya tidak berani makan di restoran ini lagi, saya menolak
halus dan menghaturkan terima kasih atas niat baik Zhou Heng.
Suatu hari, Zhou Heng mengutus satu unit rumah mobilnya untuk menjemput saya ke rumahnya, duduk di ruang tamu istana rumahnya.
Zhou
Heng turun dari lantai atas lewat tangga melingkar, melayani saya
dengan sangat ramah, namun, tidak menjelaskan alasan mengundang
kedatangan saya, saya tidak tahan lagi dan bertanya, “Ada masalahkah?”
“Tidak ada.” Ia menjawab.
“Apakah ada masalah yang sulit dipecahkan?” Saya bertanya lagi.
“Benar-benar tidak ada.”
Zhou
Heng dari ruang bacanya, mengeluarkan sebuah kado yang dibungkus dengan
kertas kado dan berkata, “Sudah lama sekali tidak bertemu Mahaguru Lu,
khusus memberikan sebuah kado, sepulang nanti baru dibuka!”
Kado
berbentuk kubus, seperti buku, kira-kira setebal 8 buku tebal, saya
menerima dengan senang hati. Begitu saya terima dengan tangan, langsung
merasakan bukan buku.
Saya berkata, “Bukan buku.”
Zhou
Heng berkata, “Mahaguru Lu! Hebat sekali! Memang bukan buku, namun, Anda
tidak perlu melihat dengan mata batin apa isi kado tersebut, sepulang
nanti baru dibuka.”
Setelah saya pulang, buka, ternyata uang, bertumpuk uang tunai.
Saya memutuskan mengembalikan uang tersebut, namun, ia bersikeras harus diterima.
Akhirnya, saya menyumbangkan sebungkus uang ini untuk menolong korban bencana atas namanya.
Kemudian,
saya pergi ke Seattle, Amerika Serikat, suatu tahun, turun salju lebat,
seorang tukang pos, sambil mengijak salju putih yang berkilau,
mengantarkan sebuah bungkusan besar, begitu dilihat, dikirim oleh Zhou
Heng.
Isinya adalah sepotong mantel pendek yang terbuat dari bulu
domba, berkualitas nomor satu. Di dalam ada selembar memo, “Mahaguru,
di televisi tampak Seattle, Amerika Serikat turun badai salju, saya tahu
bahwa di tempat Anda sangat dingin, di mal, saya beli sepotong mantel
untuk Anda, semoga cocok dan Anda suka.”
Mantel pendek tersebut, pas di badan, sangat hangat, saya terus pakai hingga sekarang.
Inilah Zhou Heng.
*
Saya
bantu orang meninjau lahan, pernah membuat banyak orang menjadi
konglomerat, semua adalah pengusaha besar, Zhou Heng hanya salah
satunya, kabar angin yang beredar di luar, saya adalah seorang Vajra
Mahaberkah sejati.
Di Amerika, saya membantu orang meninjau lahan, kejadiannya sudah lama.
Orang
yang meminta saya meninjau lahan, setelah membeli lahan, semua menjadi
kaya raya. Seattle Ling Shen Ching Tze Temple adalah salah satu lahan
yang saya tinjau.
Seattle Ling Shen Ching Tze Temple adalah Ling Shen Ching Tze Temple terkecil di dunia.
Namun, konstruksi lahan adalah liang kemujuran “rahim”, menghadap Danau Sammamish.
Di belakang ada sandaran.
Di kedua sisi ada rangkulan.
Di depan ada pancaran.
Di tengah pancaran ada gelembung.
Begitu
Ling Shen Ching Tze Temple yang kecil ini dibangun, Vihara Vajragarbha
(Lei Zang Si) besar di seluruh dunia pun berdiri, mengajak siswa Zhenfo
Zong di seluruh dunia mencapai 4 juta orang, Sadhana Tantra Zhenfo
tersebar sepanjang masa, ini adalah sumber energi bumi yang mulia.
Di
bagian atas Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, tidak sampai 200 meter,
ada sebidang lahan, satu urat naga dengan Ling Shen Ching Tze Temple.
Tahun
itu, saya melewati lahan tersebut, terperanjat, “Geomansi besar!
Geomansi besar! Geomansi terbesar di kolong langit! Bukan geomansi
biasa!”
Orang-orang kebingungan.
Karena lahan tersebut hanya sebidang hutan dan lereng, rimbun, tidak ada apapun, tidak terlihat ada bagian yang istimewa.
Namun,
saya dapat melihat, sehampar besar sinar merah mengapung di atas tanah
tersebut, diam-diam, energi naga yang super kental, di dalam sinar merah
ada energi ungu.
Saya berteriak, “Geomansi besar! Geomansi besar! Cepat beli!”
Namun,
tahun itu, orang yang ikut saya, walaupun tahu itu geomansi besar,
namun, tidak ada orang yang memiliki kemampuan finansial untuk membeli
lahan tersebut.
Pada saat bersamaan, kita semua juga beranggapan,
walaupun geomansi besar, namun, terlalu jauh dari kota, juga bukan
kawasan niaga, juga tidak cocok dibangun perumahan, tidak tahu digunakan
untuk apa? Dibeli lalu ditelantarkan juga tidak baik!
Saya tidak berkomentar!
Belakangan,
tahukah Anda? Sebidang lahan yang memiliki geomansi besar itu, dibangun
perusahaan terbesar di dunia, yaitu markas besar Microsoft,
menghasilkan orang terkaya di dunia, yaitu Bill Gates.
Bill Gates
mendapatkan geomansi terbesar di dunia, dan menjadi orang terkaya di
dunia, sakti, tidak! Beliau adalah orang terkaya di dunia.
Markas
besar Microsoft milik Bill Gates tepat bertetanggaan dengan Seattle
Ling Shen Ching Tze Temple, di atas adalah Microsoft, di bawah adalah
Ling Shen Ching Tze Temple, bisa ditempuh dengan jalan kaki, hanya
beberapa menit saja.
Kesaktian saya meninjau lahan sangat mengejutkan!
Saya adalah Vajra Mahaberkah di dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar