Ada sepasang suami istri bernama Yu Wu datang mencari saya melalui rekomendasi Bhiksu Zhen Guang dari Vihara Ci Shan.
Yu Wu menuliskan selembar memo:
Yu Yin. Umur 10 tahun. Alamat. Delapan data kelahiran.
Tanya: ada di mana?
Saya
duduk tegak, dengan tenang memasuki samadhi dan mengamati, jawabannya
adalah: “Anak ini masih hidup, belum pernah meninggalkan rumah keluarga
Yu.”
Jawaban ini, saya mutlak ragu. Bhiksu Zhen Guang memberitahu
saya, Yu Wu adalah siswa yang bersarana padanya, mereka sedih sekali
karena kematian sang putra, anak ini berbakat dan tampan, sangat cerdas
melebihi anak-anak lain, berkepribadian tenang, Yu Wu datang bertanya
pada saya ke mana anaknya terlahir? Ke mana rohnya berpulang?
Jawaban saya malah “Anak masih hidup.” Apakah saya gila?
Malah,
“Belum pernah meninggalkan rumah keluarga Yu”, ini lebih gila dan
menggelikan lagi, jawaban semacam ini lebih tidak masuk akal, bahkan
saya sendiri pun tidak percaya.
Yu Wu begitu melihat jawaban, tidak hanya tidak ragu, bahkan sangat terguncang.
Yu
Wu berkata, “Tadinya mereka sudah lama menikah tidak punya anak,
sehingga berpuasa jangka panjang dan sembahyang pada Buddha, berdoa pada
Bodhisattva Avalokitesvara, baru melahirkan Yu Yin. (Jika ingin memohon
anak laki-laki, sembah sujud dan memberikan persembahan pada
Bodhisattva Avalokitesvara, maka akan melahirkan putra yang memiliki
berkah pahala dan bijaksana)
Yu Yin sangat disayangi oleh
sepasang suami istri bernama Yu Wu, Yu Yin juga sangat menurut, ini
adalah keluarga yang sangat dikagumi orang-orang.
Tak disangka,
walaupun Bodhisattva Avalokitesvara menganugrahi Yu Yin kepada suami
istri Yu Wu, sepuluh tahun kemudian, Yu Yin pergi ke rumah teman
sekolahnya, di tengah perjalanan, bertemu sebuah truk, supir menyetir
dalam keadaan mabuk, sehingga Yu Yin mati ditabrak, ini adalah kejadian
duka yang menimpa akibat kecelakaan lalu lintas, sehingga seorang anak
yang cerdas dan manis ini pun meninggalkan dunia yang fana ini.
Suami
istri Yu Wu sedih sekali, air mata membasahi pipi, sambil berderai air
mata bertanya di hadapan Bodhisattva, mengapa bisa demikian?
Mereka bertanya pada Bhiksu Zhen guang.
Bhiksu Zhen Guang merekomendasikan saya, sedangkan saya mengamati dalam samadhi, tak disangka, jawabannya adalah:
“Anak ini masih hidup, belum pernah meninggalkan rumah keluarga Yu.”
Mengapa
begitu Yu Wu membaca memo, hatinya terguncang, karena suami istri Yu Wu
sering bermimpi Yu Yin yang telah meninggal dunia.
Di dalam mimpi –
Mereka
bertiga bertamasya bersama-sama, sama seperti dulu, naik gunung dan
jalan-jalan di rerumputan, Yu Yin melompat-lompat, sangat penasaran
terhadap segala hal, suka sekali meneliti sesuatu, menampakkan
kecerdasan yang melebihi anak-anak lain.
“Ini bunga apa?”
“Bunga sakura!”
“Apa bedanya bunga sakura dan bunga plum?”
Suami istri Yu Wu tidak bisa menjawab, janji sepulang nanti mencari data, lalu menjawabnya.
Yu Yin di dalam mimpi berkata, “Saya tidak meninggal dunia!”
Ada sebuah mimpi yang lebih jelas lagi –
Suami
istri tak disangka mengalami mimpi yang sama, bermimpi Yu Yin berenang
di dalam air, ibarat ikan, akhirnya berdiri di atas permukaan air,
tersenyum pada mereka, selanjutnya terbang ke dalam langit, tiba-tiba di
depan, di belakang, di kiri, di kanan.
Yu Yin berkata lagi pada
suami istri, “Saya tidak meninggal dunia, saya hidup, saya hanya bermain
sebentar, saya akan datang lagi ke rumah Anda, saya tidak akan pergi.”
Suami
istri Yu Wu sejak Yu Yin meninggal dunia, kamar Yu Yin tidak pernah
disentuh. Ada psikiater menasihati untuk mengepak semua barang Yu Yin,
berikan pada orang lain, atau dibakar semua, sekarang yang terpenting
adalah melupakan, mulai dari awal lagi.
Namun, suami istri Yu Wu
tidak tega, tas Yu Yin tidak pernah disentuh, ranjang tidak pernah
disentuh, meja belajar tidak pernah disentuh, foto juga tidak pernah
disentuh.
Kadang-kadang, mereka suami istri mendengar di dalam
kamar ada bunyi langkah kaki, namun, begitu pintu dibuka, tidak terlihat
apapun. Hanya mobil-mobilan bisa sedikit bergeser!
Nyonya Yu memasak di dapur, rok seakan-akan ditarik Yu Yin sekali dua kali, namun, begitu menoleh, tidak ada orang.
Pesawat
terbang kecil buatan Yu Yin sendiri, kadang-kadang bisa terbang ke
ruang tamu, atau pena dan buku di meja belajar bisa bergeser, ini juga
sering terjadi.
Suami istri Yu Wu sering menyuruh Yu Yin cuci tangan, dan keran air bisa terbuka tanpa sebab, meneteskan air.
Asalkan
suami istri Yu Wu merindukan Yu Yin, meraba kaos kaki atau pakaian Yu
Yin, malamnya Yu Yin pun masuk ke dalam mimpi, sangat jitu.
Mereka sudah lama tidak menyembah Avalokitesvara.
Yu
Yin malah menasihati mereka, “Harus sembahyang Avalokitesvara, japalah
Avalokitesvara, Avalokitesvara mencari suara yang membutuhkan
pertolongan, lekas japa nama agung-Nya, agar terbebaskan dari duka dan
derita.”
*
Yu Wu mengundang saya ke rumahnya untuk meninjau.
Di tengah perjalanan ke rumah Yu Wu, mobil Yu Wu mogok, lokasi mogok adalah di depan sebuah toko mainan, saya agak tersadarkan.
Saya masuk ke toko mainan.
Ada sebuah suara memberitahu saya, “Saya mau sebuah mobil-mobilan Porsche.”
Saya beli.
Saya
keluar dari toko mainan, berkata pada Yu Wu, “Kita tidak perlu tunggu
teknisi datang, mobil Anda seharusnya sudah beres, cobalah!”
Yu Wu begitu menyalakan mobil, tak disangka mobil sudah beres.
Yu Wu bertanya pada saya, “Bagaimana Anda tahu mobil sudah beres?”
Saya melambaikan mobil mainan di tangan saya.
Sampai
ke rumah Yu Wu, saya melihat Yu Yin, sebentar di kamarnya, sebentar di
halaman belakangnya, sebentar di dapur, sebentar di ruang tamu, sebentar
lari ke ruang belajar dan membaca buku, ia suka sekali dengan saya,
temannya.
Yu Yin memberitahu saya, ia suka sekali dengan sebuah
Ferrari yang indah, sehingga khusus mengoleksinya, disimpan di dalam
laci yang sangat tersembunyi.
Saya menemukan laci yang tersembunyi.
Yu Wu bertanya pada saya, “Ada apa di dalamnya?”
Saya menjawab, “Mobil balap Ferrari.”
Begitu dibuka dan dilihat.
Yu
Wu terkejut, Nyonya Yu ingin menangis, “Yu Yin benar-benar masih hidup,
hanya saja, hanya saja, ia tidak memiliki tubuh, ia benar-benar tidak
meninggalkan rumah!”
Mereka suami istri sangat sedih!
Saya
berkata, “Ada satu hal yang sangat mengejutkan, di dalam rumah Anda
tidak hanya ditempati oleh roh Yu Yin seorang, masih ada satu roh lagi.”
“Siapa?”
“Seorang anak perempuan!”
“Bagaimana perawakannya?”
“Berambut panjang, rambut ikal kuda, wajah ada sedikit bintik….”
Suami istri Yu Wu terkejut lagi, “You Li, anak perempuan tetangga, meninggal dunia karena asma.”
Saya
memberitahu suami istri Yu Wu, “Di dunia ini, dunia yang tidak berwujud
ini sangat rumit. Dunia berwujud dari umat manusia, tidak lebih dari
sebuah bayangan hidup yang sementara, hanya meminjam jasad dan roh
berpulang dalam seketika, dunia yang abadi adalah yang tidak berwujud.
Di mata saya, yang tak pernah terbayangkan oleh orang-orang adalah,
dunia yang berwujud ini sebenarnya dikendalikan oleh dunia tak berwujud,
setiap orang adalah sebuah anak catur dari dunia tak berwujud, masalah
di dunia ini ibarat sebuah papan catur, orang yang menjalankan catur
adalah roh tingkat tinggi yang berada di belakang manusia.”
Suami istri Yu Wu, “Jika memahami tak berwujud, maka memahami berwujud?”
Saya
menjawab, “Mendalami dan memahami dunia tak berwujud, saya menemukan
nasib seseorang, penyakit seseorang, kelahiran dan kematian seseorang,
semuanya di bawah kendali tak berwujud. Timbul tenggelam, semua juga
demikian.”
“Ini sangat menakutkan!”
“Ini bukan menakutkan, ini adalah sebab akibat!”
“Orang
biasa mengira segala sesuatu dapat bebas leluasa” saya melanjutnya,
“Sebenarnya salah, kita ingin melakukan suatu hal, didesak untuk
melakukan hal lain, kontradiksi yang bertolak belakang semacam ini
berasal dari gangguan dan kendali tak berwujud.”
Saya bahkan
berkata, “Jangan takut di rumah ada dua arwah (hantu), sebenanrya,
setiap rumah, sedikit banyak ditempati oleh hantu, saya boleh mengatakan
demikian, rumah berhantu itu banyak sekali, hanya saja beda kadar
pengaruh satu sama lain, ada yang berpengaruh kuat, ada yang berpengaruh
lemah, yang berpengaruh lemah, mengira rumahnya bersih, tidak ada
hantu.”
Mereka merinding begitu mendengarnya!
Yu Wu bertanya pada saya, “Bagaimana masa depan anak ini?”
“Tetap lahir di keluarga Anda.”
“Tidak mungkin! Kami tidak akan melahirkan lagi!”
“Saya juga tidak tahu bagaimana kejadiannya, pokoknya, anak ini tetap akan lahir di keluarga Anda!”
*
Setelah kejadian ini berlalu dua tahun.
Adik Yu Wu, Yu Che, melahirkan seorang putra, wajah dan ciri khas anak laki-laki ini sangat mirip dengan putra Yu Wu, Yu Yin.
Mereka mengundang saya melihat, saya membuktikan bahwa putra Yu Wu bereinkarnasi menjadi putra adiknya Yu Che.
Bayi ini, saya beri nama, “Yu Si”.
Suami istri Yu Wu mengangkat Yu Si menjadi anak angkat.
Setelah melalui kejadian ini, suami istri Yu Wu tersadarkan.
Mereka
berkata pada saya, “Semua tingkatan alam di dunia ini, sepenuhnya
diakibatkan oleh daya karma, dengan kata lain, semua muncul karena
pikiran. Di dalam sepuluh alam Dharma, jika tidak memperlihatkan
tingkatan alam empat kesucian, maka bertumimbal lahir di enam alam
kehidupan, sebentar karma baik terlahir di alam manusia dan dewa,
sebentar karma buruk menjadi hewan, kapan tumimbal lahir ini baru dapat
berakhir. Kenikmatan lima hasrat tidaklah abadi, suka duka di alam
manusia silih berganti, neraka adalah puncak penderitaan.”
Saya
berkata, “Fenomena demikian ibarat bermimpi, hari ini bermimpi, besok
bermimpi, setiap mimpi berbeda, begitu bangun dari mimpi adalah kosong,
diri sendiri di dalam mimpi, namun tidak menyadarinya.”
Mereka
memberitahu saya, “Segala jenis penderitaan dunia, tak lebih dari hidup
mati, hidup mati tidak disudahi, hidup dan mati silih berganti, keluar
dari satu rahim, masuk ke rahim lain, membuang satu kantong kulit,
mengambil satu kantong kulit, penderitaan tak berperi, sebelum
terbebaskan dari tumimbal lahir, lumrah terjatuh ke alam rendah,
bertumimbal lahir menjadi manusia masih lumayan, jangan sampai masuk ke
rahim babi atau anjing, mengambil kantung kulit keledai atau kuda, tubuh
manusia ini paling sulit didapatkan, juga paling mudah kehilangan, satu
pikiran meleset saja, langsung masuk ke alam rendah, mudah masuk dan
sulit keluar!”
Saya melihat mereka telah memiliki tekad meninggalkan duniawi, lalu berkata, “Jalanilah kehidupan kebhiksuan!”
Mereka mengangguk setuju.
Mereka mengemas semuanya, suami istri bersama-sama menjalani kehidupan kebhiksuan.
Suami
istri menjalani kehidupan kebhiksuan, sering menulis gatha, memberikan
kaligrafi kepada orang-orang, ada beberapa gatha sebagai berikut:
Pertama:
Di dalam seratus tahun kehidupan, umur 70 tahun saja sudah langka.
Kilas balik masa lalu, semua perasaan adalah salah.
Setiap kali meratap ke mana perginya sesama manusia.
Mengapa masih menjerat dan tidak ingin kembali.
Kedua:
Hidup hidup menjalin hubungan dengan orang meninggal.
Orang hidup harus mencerahi dhyana orang meninggal.
Jangan dibuntukan oleh rangkaian hidup dan mati.
Sia-sia sibuk sendiri dalam kebingungan.
Ketiga:
Senantiasa memandang jiwa dan raga ibarat matahari terbenam.
Tempat matahari terbenam tercium keharuman padma.
Memahami makna hewan air, angin, dan pepohonan.
Kehidupan yang memilukan belum melupakan mimpi.
Keempat:
Naik ke gedung tinggi menatap kampung halaman.
Tempat burung emas mendarat, awan senja kelabu.
Menyadari orang tua mengasihati anak-anaknya.
Sedih karena terapung-apung di negeri nun jauh.
Suami
istri Yu Wu bersama-sama menjalani kehidupan kebhiksuan dan melatih
diri dalam waktu yang sangat lama, konon kembali lagi, berembuk dengan
Yu Che, Yu Che kemudian setuju, Yu Si sendiri juga bersedia menjalani
kebhiksuan dan melatih diri, tak disangka, Yu Si pergi bersama Yu Wu
suami istri.
Saya menilai kejadian ini:
Menurut hidup
sebenarnya adalah sunya, orang tua, suami istri, putra dan putri hanya
jodoh yang berkumpul untuk sementara, begitu jodoh telah tiba, maka
bubar juga. Seperti keluarga di dunia ini, juga merupakan fenomena
tumimbal lahir, keluarga besar berubah menjadi keluarga kecil,
terbagi-bagi, berubah menjadi banyak keluarga.
Keluarga Yu Wu,
karena musibah kecelakaan sehingga hancur, karena bereinkarnasi lagi
sehingga berkumpul untuk sementara, belakangan suami istri menjalani
kehidupan kebhiksuan, setelah menjalani kehidupan kebhiksuan, mencari
lagi sang putra untuk menjalani kehidupan kebhiksuan, mendapatkan dan
kehilangan silih berganti, entah mana mendapatkan, mana kehilangan? Di
dalamnya mengandung kebenaran sejati!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar