Suatu kali saya pergi ke Yunlin, tiba di Kelenteng Matsu (Tianshang Shengmu) di Yunlin, sembahyang pada Tianshang Shengmu.
Baru saja keluar ke lapangan di depan pintu kelenteng.
Depan pintu kelenteng berputar 2 pusaran tornado.
Satu di kiri, satu di kanan.
Batu dan pasir berterbangan.
Saya memejamkan mata, kKoloseum pasir yang ditiup oleh tornado, hampir meniup ke dalam mata.
Tiba-tiba
saya mendengar dari dalam kelenteng ada suara mengatakan, "Cepat
berhenti! Cepat berhenti! Orang ini adalah umat Buddha, jangan
mempermainkannya."
Hanya satu kalimat ini saja.
Kedua pusaran tornado berputar kembali ke depan pintu kelenteng dan lenyap dalam sekejap.
Belakangan saya baru memahami:
Kedua pusaran tornado adalah Qianliyan dan Shunfeng'er, Mereka keluar pintu kelenteng untuk mengejar saya.
Suara di dalam kelenteng adalah Tianshang Shengmu.
Penyebabnya adalah:
Saya
masuk kelenteng sembahyang Tianshang Shengmu, lebih dulu menekan 3
cahaya di atas kepala, ketiga cahaya ini adalah "cahaya Buddha", "cahaya
roh", "cahaya suci".
Saat sembahyang, saya buka mulut, di dalam mulut muncul "cahaya lazuardi suci", cahaya biru yang sangat aneh.
Beberapa jenderal dewa melihatnya.
Biasanya mulut timbul cahaya lazuardi suci, orang demikian jika bukan orang suci, ini justru aneh.
Sehingga, kedua wakil jenderal Tianshang Shengmu, buru-buru keluar pintu kelenteng.
Memeriksa asal usul saya.
Kejadian
ini diketahui oleh Tianshang Shengmu, bagaimana pun, Tianshang Shengmu
memiliki kekuatan yang sangat sakti, satu petikan jari saja, langsung
tahu siapa saya, buru-buru memanggil kembali kedua wakil jenderal.
Ini adalah sebuah kisah nyata.
Ada lagi:
Suatu kali.
Saya pergi ke Italia, begitu tiba di Koloseum Italia, baru saja turun bus.
Di samping bus berputar tornado yang cukup besar yang meniup dedaunan pohon besar di samping hingga berguguran.
Di dalam angin ada suara gemuruh, "Du!" "Du!" "Du!" (menyeberangkan)
Saya menjawab, "Salvation"
Begitu
saya menyebutkan satu kata ini, angin baru reda, melihat sekeliling,
angin dan terik matahari, dari mana datangnya tornado tersebut.
Di sisi kiri adalah Koloseum.
Saya
berkata, "Arwah Koloseum menunggu saya menyeberangkan mereka. Kita
semua tahu Italia, zaman Kekaisaran Romawi, berapa banyak orang yang
tewas di Koloseum.
Namun, zaman sudah lama berlalu, arwah belum juga pergi, benar-benar mengherankan.
Begitu banyak orang pintar dari turun-temurun, Tiongkok dan barat pun ada, namun tidak menyeberangkan arwah yang tewas?
Masihkah menunggu kedatangan saya?
Saya melihat di dalam tornado itu, terdapat arwah mengerikan yang tak terhitung.
Hawa
kebencian belum buyar! Angin tornado yang datang secara tiba-tiba itu,
meniup pakaian hingga berbunyi gemerisik, semua orang melihat; semua
orang juga mendengar!
Aneh! Aneh!
Yang membuat saya tak habis pikir adalah:
Memangnya arwah kebencian orang barat, juga tahu saya mau datang ke Koloseum, aneh! Aneh! Bagaimana mereka tahu?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar