Dewa Piring

Zaman saya belajar jurusan pengecoran di Teknik Kaohsiung. Suatu kurun waktu, populer "Dewa Piring".
Saat itu, Dewa Piring sangat populer, toko kelontong biasa menjual Dewa Piring berupa sebuah piring kecil dan selembar seribu karakter klasik.
Seribu karakter klasik ditaruh di permukaan halus.
Piring kecil ditaruh di atas seribu karakter klasik, gambar sebuah panah di piring dengan tinta.
Jari 3 orang ditaruh perlahan di belakang piring.
Piring dengan sendirinya akan bergerak.
Menunjukkan berkah-bencana dan lain sebagainya.
Saat itu, tetangga juga bermain Dewa Piring, karena penasaran, saya pun pergi melihat.
Piring menutupi seribu karakter klasik, berjalan sangat cepat, menjawab setiap masalah yang dikonsultasikan para insan.
Jawabannya adalah, panah menunjuk karakter, setiap karakter digabung menjadi kalimat, itulah jawabannya.
Saya memotong pembicaraan, "Ke mana saya akan kuliah setelah lulus SMA?"
Dewa Piring menjawab, "Taichung."
Saya bertanya lagi, "Perlukah saya ikut wamil?"
Dewa Piring menjawab, "Tidak perlu."
Konon hari itu yang datang meramalkan adalah Bodhisattva Avalokitesvara. Tentu saja, apakah Avalokitesvara atau bukan, siapapun tidak tahu, karena sama sekali tidak ada orang yang bisa melihat.
Konon, ada yang tepat, ada yang tidak tepat. Ada yang terbukti, ada yang tidak terbukti.
Saat itu saya tidak ikut ujian masuk perguruan tinggi, karena jika lulus, dengan ekonomi keluarga saya kurang mampu, saya juga tidak mampu membayar uang kuliah.
Saya hanya bisa ikut JUPAS (Joint University Programmes Admissions System) Akademi Militer, kuliah di akademi militer, bebas biaya, namun, setelah lulus, harus mengabdi di kemiliteran selama 10 tahun.
Saat itu, di Akademi Militer ada:
National Defense Medical Center.
Sekolah Geodesi (akademi).
Sekolah Militer (akademi).
Sekolah Keuangan (akademi).
Institut Teknologi.
Dan lain sebagainya.

JUPAS Akademi Militer mengumumkan hasil ujian, saya lulus ujian masuk Akademi Geodesi, yang membuat saya terkejut adalah, Akademi Geodesi tak disangka ada di:
"Taichung".
(Ini tepat, karena dulu saya tidak pernah tahu Akademi Geodesi ada di Taichung)
Kemudian:
Setelah saya kuliah di Akademi Militer, tentu saja tidak perlu menjadi tentara, tidak perlu ikut wajib militer, karena saya telah menjadi tentara profesional.
(Tidak perlu ikut wamil, dipikir-pikir juga tepat, kemudian saya menjadi purnawirawan.)
Ada orang berkata:
Dewa Piring itu bohong!
Tenaga dari jari 3 orang tidak merata, tentu saja piring akan berjalan.
Ada orang berkata:
Dewa Piring itu nyata.
Karena Dewa Piring juga dapat menggabungkan satu karakter demi satu karakter, bahkan bisa menulis sajak.
(Orang yang memegangnya, bahkan tidak bisa menulis sajak)
Saya berkata:
Cenayang, Medium, Dewa Piring, prinsipnya sama. Roh di dunia roh perlu meminjam kesadaran dan prana manusia untuk melaksanakan hal-hal ini, ini juga dianggap penyatuan antara dewa dan manusia!
Namun, dunia roh juga sangat rumit, ada roh tingkat tinggi, ada roh tingkat rendah, ketepatan roh tinggi tinggi itu tinggi, ketepatan roh tingkat rendah itu rendah.
Mengaku Buddha, belum tentu Buddha.
Apakah itu hantu, siluman, setan, Anda juga tidak tahu.
Oleh karena itu:
Jangan melekat!

Tidak ada komentar: