Saya mengajarkan dua metode
penjapaan yang singkat dan mudah dari Sutra Chumen Chumen dan Sutra
Kaimen Kaimen, ada orang bertanya, “Siapa yang ajarkan?”
Saya menjawab, “Bodhisattva Avalokitesvara.”
Bertanya, “Bagaimana Bodhisattva muncul?”
Saya
menjawab, “Di tengah angkasa terpancar cahaya seperti benang kapas yang
tak terhingga, cahaya seperti warna neon, dan di tengahnya muncul
Avalokitesvara yang sangat cantik dan agung, berjubah surgawi
berlapis-lapis, dihiasi dengan beragam perhiasan, berkalungkan batu-batu
mustika, begitu Bodhisattva memutarkan badan, menebarkan senyuman, dan
cantik sekali.”
Saya memuji, “Ini adalah kecantikan nomor satu di surga maupun bumi.”
Wujud Bodhisattva seperti ilusi.
Namun, nyata.
*
Berikut Sutra Chumen Chumen:
Chūmén
chūmén jīng, xià jiē jiù yù dào guānshìyīn, dōng yě yīqún fú, xī yě
yīqún fú, nán yě yīqún fú, běi yě yīqún fú, fú fú fú fú fú, wǒ de huòpǐn
quán mài qīng.
(Ini dijapa oleh pedagang kaki lima)
Berikut Sutra Kaimen Kaimen:
Kāimén
kāimén jīng, yī kāimén jiù yù dào guānshìyīn, dōng yě yīqún fú, xī yě
yīqún fú, nán yě yīqún fú, běi yě yīqún fú, fú fú fú fú fú, wǒ diàn lǐ
de huòpǐn quán mài qīng.
(Sutra ini dijapa oleh pedagang toko)
Sutra ini bisa kita ubah sesuai dengan usaha apapun yang kita geluti.
Saya bertanya pada Avalokitesvara, “Semudah itukah?”
Avalokitesvara
menjawab, “Insan sibuk banting tulang, tidak mudah menjapa Sutra yang
panjang, saya mengajarkan nama yang sederhana, jika dapat
mengamalkannya, juga sangat bermanfaat untuk insan baik duniawi maupun
spiritual.”
Saya bertanya, “Apa makna yang terkandung di dalamnya?”
Avalokitesvara
menjawab, “Pertama, mengajarkan insan menyebut nama Buddha dan
Bodhisattva. Kedua, membantu insan sukses dalam usaha, menjalin jodoh
kebuddhaan dan memperlancar usaha, itulah maknanya.”
Saya berkata, “Bodhisattva Avalokitesvara mengasihani para insan, demi membantu para insan, benar-benar sangat welas asih.”
*
Saya
pribadi, berkali-kali bertemu langsung dengan Bodhisattva
Avalokitevara, pertama kali melihat Bodhisattva Avalokitesvara, yaitu
sesosok Avalokitesvara kuning yang terbuat dari keramik yang saya puja,
malamnya melihat Beliau naik teratai, mengapung di atas samudera.
Suatu kali, saya Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu mengalami kesulitan.
Kesulitan sulit diatasi.
Setiap hari saya memanjatkan Sutra Raja Agung Avalokitesvara.
Tiba-tiba suatu hari.
Melihat
Bodhisattva Avalokitesvara, tetap berjubah surgawi berlapis-lapis ,
memancarkan cahaya yang sangat terang, ribuan energi kemujuran,
wujud-Nya, mengungguli para dewi, sekali bertemu, sulit sekali
dilupakan.
Bodhisattva Avalokitesvara adalah Bodhisattva yang paling
cantik yang pernah saya lihat seumur hidup saya, saya Sheng-yen Lu tidak
berdusta.
Pagi-pagi bertemu dengan-Nya.
Sorenya terdengar sebuah kabar gembira, kesulitan telah teratasi.
Sungguh, asalkan bertemu Bodhisattva Avalokitesvara, berarti kabar gembira, Bodhisattva Avalokitesvara sangat welas asih.
*
Saya beritahu siswa mulia:
Ratnamanas-kumara dan Ratnautara-kumara adalah Padmakumara.
Sedangkan, Ratnamanas-kumara adalah Avalokitesvara.
Padmakumara adalah Mahamudra Tantra, mahaguru sesepuh yang kedua, sungguh luar biasa!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar