Suatu hari, seorang umat masuk dengan kegirangan, bermaksud memberikan saya sebuah angpao besar, angpao penuh sekali, bahkan mengembang, hampir tidak muat lagi.
Saya berkata, "Menang judi?"
Si Umat menjawab, "Mahaguru sekali tebak langsung kena, mohon Mahaguru Lu hitung sebentar menang berapa?"
Saya mendekatkan telinga mendengar seksama, berkata, "Sembilan puluh ribu."
Si Umat berkata, "Memang benar 90 ribu, Mahaguru, siapa yang memberitahu Anda?"
Saya menjawab, "Setan judi yang memberitahu saya."
Si Umat bertanya, "Di dunia ini benar-benar ada setan judi?"
Saya memperingatkan Si Umat, "Di dunia ini, judi adalah satu satu sifat manusia, malah itu adalah sifat dan kebiasaan yang sangat dahsyat, bahkan sering terdengar ada sebagian orang kecanduan judi hingga ludes harta seluruh keluarga. Ada sebagian orang hanyut dalam judi, berjudi siang maupun malam, tidak hanya jiwa dan raga saja yang kelelahan, malah keuntungan yang didapatkan tidak dapat menutupi kerugiannya. Judi bisa mencabut nyawa, harta, dan keluarga. Sebaiknya lebih berhati-hati. Bagi mereka, kerugian apapun tidak penting, paling penting judi. Padahal dari 10 kali judi, kalah 9 kali, makanya jangan sampai kecanduan!
Si Umat berkata, "Yang satu ini saya tahu, saya ingin tahu, benarkah ada setan judi?"
Saya menjawab, "Tentu saja ada, sifat manusia gemar judi, sifat setan juga demikian, manusia dan setan pada dasarnya sama, tentu saja ada setan judi!"
Si Umat bertanya, "Kami bermain mahjong, setan judi pun berada di sekitar kami?"
Saya berkata, "Memang benar."
Si Umat merinding.
*
Suatu hari, umat ini mengundang saya ke rumahnya. Di rumahnya ditaruh sebuah meja persegi. Ia memberitahu saya, hanya hiburan keluarga, kadang-kadang saja bermain, hiburan keluarga semata.
Si Umat mengundang ayah, ibu, kakak sulung. Total 4 orang bermain mahjong, keempat orang duduk mantap.
Saya berkata, "Kakak sulung akan menang!"
Keempat orang tertawa, "Mahaguru, kali ini Anda salah, kakak sulung saya paling tidak bisa main kartu, malah setiap kali main pasti kalah, belum pernah menang, kami selalu memenangkan uang kakak sulung, ia hanya bisa mencari nafkah dari menjalankan usaha saja, di atas meja kartu, ia adalah bocah buyar rejeki sejati."
Saya juga tertawa-tawa.
Saya berkata, "Setan judi mengatakan kakak sulung bisa menang!"
"Menang berapa?"
Saya berkata, "Menang 11 ribu."
"Mahaguru Lu salah hitung?"
Kemudian, keempat orang mulai main kartu, saya melihat di belakang kakak sulung berdiri mantap sesosok setan judi besar, selebihnya adalah 3 setan judi kecil. Setan judi besar mau masuk kartu apa, keluar kartu apa, setan judi kecil tidak berani melawan.
Walaupun kakak sulung memegang segenggam kartu jelek, namun, setiap kali masuk kartu, ia tetap menang. Dalam judi kali ini, kakak sulung bersemangat sekali, bahkan 9 kali berturut-turut menang ria.
Kakak sulung memang tidak bisa main kartu, sembarang kartu sembarang menang, dalam kekeliruan ada kekeliruan, tak disangka menang:
"Sebelas ribu."
Ketiga orang lainnya bengong semua.
Umat saya, ayah, ibu, dan kakak sulungnya, sekarang semua percaya bahwa di dunia ini ada setan judi.
Saya berkata:
Kalah dan menang jangan terlalu besar.
Hiburan keluarga masih bagus.
Empat orang berjudi dihadiri 8 sosok setan.
Bermain-main di meja judi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar