Yang Perlu Diketahui Oleh Sadhaka Tantra

Berapa lamakah saya menekuni Tantrayana ?

Ada yang mengatakan bahwa Buddha Hidup Lian-sheng menjalani retret selama tiga tahun di Paviliun Ling-xian baru kemudian mencapai keberhasilan dalam penekunan Sadhana Tantra.

Ada yang mengatakan bahwa Buddha Hidup Lian-sheng baru memperoleh konfirmasi setelah berjumpa dengan Sakya Zheng-kong Lama.

Ada yang mengatakan bahwa waktu penekunan Tantra Buddha Hidup Lian-sheng tidaklah lama.

Saya beritahu Anda sekalian :

Apabila para pembaca sangat teliti, maka akan mengetahui bahwa dalam buku spiritual yang awal saya telah membahas perihal ajaran tertinggi dalam Nyingmapa : ‘Dzogchen.’

Saya mendalami Tantrayana selama dua puluh tahun.

( Dalam beberapa kalimat bab awal dalam buku spiritual yang pertama : ‘Perbincangan Ramalan Dewata’ mengungkapkan bahwa saya telah mempelajari ‘Menembusi Tantrayana’ )

Siapa yang mengajarkan Tantrayana kepada saya ?

Saya beritahu, Beliau adalah :
‘Bhiksu Liao-ming’


 ●

Saya teringat Guru Leluhur pendiri Tantra Timur di Jepang, Mahaguru Kukai.

Ada yang mengatakan bahwa Mahaguru Kukai pergi ke Chang’an Tiongkok dan mempelajari Tantrayana hanya dua tahun lamanya.

Bahkan ada pimpinan Buddhisme Jepang ‘Zhai-zhang’, seorang Guru Leluhur pendiri aliran Sekte Shou-pai Tendai mengkritik Mahaguru Kukai, ia mengatakan bahwa Mahaguru Kukai hanya tiga bulan berada di tempat Bhiksu Hui-guo dan telah menguasai semua ajaran Tantrayana.

Namun Mahaguru Kukai mengatakan :
“Jangan dikira hanya tiga bulan saya berada di tempat Bhiksu Hui-guo . Sesungguhnya di Jepang saya telah menekuni Tantrayana selama lebih dari sepuluh tahun, kemudian tiba di tempat Bhiksu Hui-guo di Chang’an Tiongkok memperoleh berbagai petunjuk, barulah menembusi semua, begitu semua telah ditembusi barulah memperoleh konfirmasi silsilah.”

Ini menyatakan bahwasanya sebelum Mahaguru Kukai tiba di Chang’an Tiongkok, beliau telah terlebih dahulu mempelajari Tantrayana selama sepuluh tahun lebih, kemudian tiba di Chang’an Tiongkok untuk belajar selama dua tahun, pada akhirnya berada di tempat Bhiksu Hui-guo selama tiga bulan, melalui petunjuk-petunjuk dari Bhiksu Hui-guo, memperoleh kejelasan konfirmasi dan silsilah, barulah kembali ke Jepang.

Tantrayana ada :

Tantra Tiongkok : Dari India ditransmisikan ke Tiongkok.
Tantra Timur : Dari Tiongkok ditransmisikan ke Jepang.

Inilah sebuah ungkapan yang terkenal : ‘Satu pelita menerangi dua tempat.’

Tantra yang ditransmisikan dari India ke Tibet disebut : ‘Tantra Tibet’.

Saya ( Buddha Hidup Lian-sheng, Sheng-yen Lu ) berpendapat bahwa seorang sadhaka tantra harus mengetahui , memahami dan mempelajari sepuluh hal yang dikatakan dalam ‘ Sutra Usai Meditasi’ ( Hou Jing-lv ) :

“Seorang sadhaka penekun mantra hendaknya dengan ketat menekuni Brahmacari, tiap tiga waktu senantiasa mengetahui sepuluh aktivitas tantra.”

Berikut di bawah ini kesepuluh hal tersebut :

1. Mandala di lokasi pelatihan diri.
2. Kesungguhan mantra.
3. Kesungguhan diri.
4. Kesungguhan pelafalan.
5. Bersemayam dalam samadhi api.
6. Bersemayam dalam samadhi suara.
7. Dhyana pembebasan usai suara.
8. Tata ritual penekunan mantra.
9. Tata ritual homa.
10. Tata ritual abhiseka.

Kesepuluh hal inilah yang harus diketahui dan dipelajari oleh sadhaka tantra, setelah Mahaguru Kukai memahami teori ajaran, Beliau mempelajari sepuluh hal kriya-tantra dari Bhiksu Hui-guo.

Demikian saya menyebut sepuluh hal tersebut :
Mandala, mantra, diri, pelafalan, api, suara, moksa, ritual mantra, homa dan abhiseka.

  

  ●

Penjelasan detail dari kesepuluh hal ini ada di dalam :

Subahu-pariprccha-sutra.
Si-mi Zong-ji.
Susiddhi-sutra.
Sutra Usai Meditasi.

Hingga saat ini, saya selalu berpendapat bahwa bhavana Kebuddhaan dari Tantrayana merupakan bhavana yang paling agung di antara semua bhavana. Disimak dari keseluruhan Tantrayana, ia telah mencakupi ajaran Anuttara dalam Buddhisme, sedangkan dalam hal kriya, Tantrayana memiliki tata ritual yang paling lengkap.

Tantrayana merupakan Prinsip Mendasar Semesta, pengembangan Mahabala teragung di antara langit dan bumi, dari Para Devata hingga Buddha, merupakan kompilasi agung yang tiada akhir dan tak terhingga.
  
Menguasai Tantrayana,
Berarti memiliki alam semesta.

Tidak ada komentar: