Upacara Agung di Pantai

13 Desember 2011, pukul 1:30 sore, di pantai Pelabuhan Wushih, Kota Toucheng, Yilan, saya memimpin Upacara Agung Pelepasan Satwa.

Upacara agung berskala besar di luar ruangan yaitu di pantai ini diselenggarakan oleh Acarya Lianyue, Acarya Lianmiao, Acarya Liandeng, Sdri. Zou Yilan, Walikota Toucheng. (Chen Xiu-yuan) Ini juga merupakan upacara berskala besar di pantai yang pertama kali saya pimpin dengan menghadap samudera dan Pulau Guishan, benar-benar istimewa.

Ciri khasnya: di pantai dibangun panggung upacara yang tinggi, sistem suara dan pencahayaannya, sangat luar biasa. (ada lagi gendang Jialuo dan gendang Jiutian)

Di sisi naga pantai, dibangun sebuah mandala pasir Kalachakra, sangat luar biasa.

Di depan Kalachakra, dipahat sebuah pratima Yaochi Jinmu dengan menggunakan mandala pasir, agung sekali.

Mandala pasir kecil lainnya mengitari di keempat sisi, total ada 33 gundukan, melambangkan Surga Trayastrimsa, total 33 penguasa langit.

Melepaskan anak ikan, dengan cara estafet, langsung dilepaskan di dalam samudera, anak ikan ini dilepaskan sesuai dengan habitatnya, dengan kata lain, anak ikan yang sejenis dengan hasil perikanan terbesar dari Pelabuhan Wushih.

Keajaibannya adalah: Pelabuhan Wushih, sudah berturut-turut turun hujan deras selama setengah bulan lebih, tiada hari tanpa hujan, hanya pada hari upacara, hujan berhenti. Seusai upacara, turun lagi hujan tanpa henti.

Pelabuhan Wushih, setiap hari bertiup angin kencang sekuat 8-10 skala angin, ketika saya naik ke Dharmasana. Saya menyuruh, "Angin berhenti."

Angin pun berhenti.

Saya (Grandmaster Lu), benar-benar dapat memerintahkan angin dan hujan, menyuruh hujan berhenti, hujan pun berhenti.

Menyuruh angin berhenti.

Angin pun berhenti.

Alkisah ada sekali lagi keajaiban besar, dewa hujan, dewa angin, semua mendengar titah saya.

Masih ingatkah Anda, upacara agung Mahamayuri di Taiwan Lei Tsang Temple?

Pada hari itu, di luar ruangan, mentari bersinar terik, saya berkata pada Mahamayuri, "Oh matahari! Apakah Anda mau menjemur murid-murid saya hingga kulit mereka terkelupas? Mohon Mahamayuri, ulurkan kedua sayap Anda, tutupilah matahari!"

Seketika, dua hampar angin mendung raksasa, seperti sayap burung, menutupi angkasa tempat upacara, bahkan bertiup pula beberapa kali angin sejuk, membuat hati pendengar Dharma pun menjadi sejuk dan lega. (Hanya di angkasa Lei Tsang Temple ada awan)

Saya berkata: datanglah awan.

Awan pun datang!

Ada lagi kemarau panjang di Indonesia, selama 5 bulan tidak turun hujan.

Di tempat upacara agung di Senayan.

Saya berseru, "Datanglah hujan!"

Lima belas menit sehabis upacara, turun hujan deras, hujan turun merata di seluruh Indonesia, Indonesia memiliki seribu pulau, keseribu pulau turun hujan semua, sehingga kemarau pun teratasi.

(Kali ini, Majalah Asean meliput berita ini)

Sejujurnya saya beritahu Anda semua: leluhur saya Jiang Ziya, oleh Yuanshi Tianzun dianugrahi Bendera Xinghuang, bisa mendatangkan dewa-dewa di langit untuk membantu.

Begitu bendara Xinghuang dilambaikan, semua dewa di langit dan bumi pun mendengarkan titah.

Saya tidak memiliki Bendera Xinghuang.

Namun saya memiliki, "Titah Buddha". (Raja Buddha)

"Titah Ksitigarbha". (Raja Bumi)

"Titah Yaochi Jinmu". (Raja Dewa)

Ketiga titah ini mampu memerintahkan makhluk halus di kolong langit.

Tidak ada komentar: